17/09/2013
"Pakar Bencana dari Jepang Bagi Ilmu di Surabaya"
SURABAYA - Anggota satuan pelaksana penanggulangan bencana (Satlak PB) Kota Surabaya terdiri dari unsur instansi Pemkot Surabaya, Kepolisian, serta Palang Merah Indonesia (PMI) mendapat pengetahuan berharga dari Japan Paramedical Rescue (JPR). Ini setelah dua pakar penanggulangan bencana asal Jepang tersebut yakni Chairman of JPR, Kiyoshi Masai, dan Vice Chairman of JPR, Masaru Harima.
Chairman of JPE, Kyoshi Masai mengatakan, kedatangannya kali ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan serupa yang pernah dilaksanakan pada tahun 2009. Bedanya, jika pada 2009 peserta lebih banyak dihadapkan pada teori dan praktik simulasi, pada diklat sekarang sifatnya hanya me-refresh apa yang sudah didapat dan diterapkan selama ini.
"Secara konsep akan dikemas dalam bentuk game koordinasi penanganan bencana.
Meski hanya bersifat imajinatif, tapi poin pentingnya adalah untuk melatih kesigapan ketika menghadapi bencana berskala besar yang belum pernah terjadi," kata Masahi, Senin (16/9/2013).
Kepala Dinas Kebakaran Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengatakan, meski Surabaya tidak punya potensi bencana alam besar, seperti gunung berapi maupun hantaman tsunami, namun kesigapan petugas tetap diperlukan setiap saat.
Oleh karena itu, diakui Chandra, diklat semacam ini sangat membantu PMK dan Satlak PB dalam hal peningkatan kemampuan. Ketika menghadapi bencana diperlukan ketenangan dan kematangan skill. Namun, kepanikan justru acap kali membayangi saat proses penanganan bencana.
"Makanya, para pakar dari Jepang ini mengajarkan kepada kami bagaimana menyinkronkan masing-masing dinas dan instansi yang punya tupoksi berbeda. Dan sejak pelatihan pada 2009 terlihat sekali hasilnya sekarang lebih solid dalam koordinasi," kata Chandra.
Sedangkan Kasubag Pengendalian dan Evaluasi Bagian Kerjasama Pemkot Surabaya, Sony Ahadian mengatakan, latar belakang pelatihan itu didasari adanya program kemitraan antara Pemkot Surabaya dengan Asian Urban Information Center of Kobe (AUICK) yang terjalin sejak 1995.
AUICK sendiri merupakan organisasi internasional berbasis di Kobe, Jepang yang fokus masalah populasi kependudukan dan misi-misi kemanusiaan.
Menurut Sony, program reguler yang selama ini berjalan di antaranya pengiriman pegawai pemkot untuk mempelajari masalah lansia, penanganan HIV-AIDS, serta kesehatan reproduksi bayi. Karena Pemkot Surabaya dinilai aktif dalam implementasi program, maka AUICK memberi apresiasi penambahan program khusus untuk penanggulangan bencana.
"Secara konkret, program tersebut berupa pengiriman tenaga ahli dari Jepang yang diharapkan dapat membagi ilmunya guna diaplikasikan di Surabaya," tutur Sony.