Semeton Ajik Gebuh

  • Home
  • Semeton Ajik Gebuh

Semeton Ajik Gebuh Pokokne Ajik Gebuh Ton ๏ฟฝ

23/07/2025

OC Ton, Ngaplag Punyan-Punyanan

23/07/2025
23/07/2025

๐˜”๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜š๐˜”๐˜— ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜จ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ถ๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ? ๐˜š๐˜”๐˜ˆ๐˜• 1 ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ 43 ๐˜ด๐˜ช๐˜ด๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ข 432! ๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข? ๐˜š๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ช๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข๐˜ต ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ.

Di sebuah pagi awal tahun ajaran baru 2025/2026, halaman SMAN 1 Marga tampak lengang. Tak ada riuh tawa murid-murid baru yang biasanya memenuhi udara saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai.

Di depan pintu ruang guru, I Wayan Dedi Armana, kepala sekolah, berdiri sambil memandangi barisan kursi kosong. Ada 432 kursi yang disiapkan untuk siswa baru tahun ini. Tapi yang hadir hanya 43 orang.

"Masih seperti tahun lalu. Hanya beda angka saja," gumamnya pelan.

Setahun sebelumnya, kisah serupa terjadi. SMAN 1 Marga hanya mendapat 33 siswa baru. Padahal, di wilayah Kecamatan Marga, ada lebih dari 650 siswa SMP yang lulus setiap tahunnya. Tapi, entah kenapa, mayoritas memilih untuk melanjutkan pendidikan ke tempat lain โ€” ke kota, atau ke SMK yang dinilai lebih menjanjikan masa depan.

โ€œDari 64 orang yang sempat lolos seleksi, hanya 43 yang daftar ulang dan datang saat MPLS,โ€ ucap Dedi. Ia berusaha tegar saat menyampaikan fakta ini, meski dalam hatinya ada yang terasa runtuh.

Menurut Dedi, pilihan siswa saat ini lebih realistis. Banyak yang merasa SMK lebih menjanjikan secara keterampilan dan prospek kerja. Di sisi lain, sekolah-sekolah negeri di kota menawarkan fasilitas dan gengsi yang lebih tinggi di mata masyarakat.

โ€œSMK di Tabanan penuh semua. Kuota mereka cepat habis. Dan tidak boleh over. Satu rombel maksimal 36 siswa. Artinya, siswa benar-benar berebut masuk SMK,โ€ jelasnya.

SMAN 1 Marga bukan satu-satunya sekolah yang mengalami fenomena ini. Beberapa sekolah negeri di kawasan pinggiran Tabanan juga mengalami nasib serupa:

โ–ช SMAN 1 Baturiti 95 siswa.
โ–ช SMAN 1 Penebel 98 siswa.
โ–ช SMAN 1 Kerambitan 75 siswa.

Sebaliknya, hanya SMAN 1 Tabanan, SMAN 2 Tabanan, dan SMAN 1 Kediri yang berhasil memenuhi kuota.

Sekolah di Pupuan dan Selemadeg juga relatif aman dari kekurangan murid karena lokasinya yang jauh membatasi pilihan siswa.

Di ruang guru, Dedi membuka buku rencana kerja tahunan. Beberapa catatan ia garis tebal: โ€œMenunggu siswa yang belum dapat sekolah. Terima pendaftaran walau MPLS selesai.โ€

Harapan satu-satunya saat ini adalah masuk gelombang akhir. Jika masih ada siswa yang belum mendapatkan tempat, SMAN 1 Marga siap menerima โ€” meski proses pembelajaran sudah berjalan.

Namun Dedi tahu, masalah ini bukan sekadar soal jumlah siswa. Ini tentang bagaimana masyarakat memandang sekolah negeri daerah. Tentang persepsi, fasilitas, gengsi, bahkan branding.

โ€œSistem zonasi sebenarnya sudah baik. Tapi untuk sekolah-sekolah pinggir kota, ini belum menjawab tantangan utama: bagaimana membuat orang tua percaya bahwa anak mereka tetap bisa maju meskipun sekolah dekat rumah,โ€ katanya.

Menurut pengamat pendidikan di Tabanan, yang dibutuhkan bukan hanya renovasi fisik, tetapi transformasi persepsi. Sekolah seperti SMAN 1 Marga perlu menampilkan identitas baru โ€” misalnya lewat program unggulan berbasis pertanian digital, kolaborasi UMKM, atau inkubator wirausaha muda.

Jika tidak, kekosongan kursi itu akan terus menjadi simbol kegagalan sistem yang seharusnya menjamin akses pendidikan yang merata.

๐Ÿ”„ Pesona Tabanan

23/07/2025

Aksi heroik dua warga menggagalkan percobaan bund1r seorang remaja perempuan berinisial NKDP (16) asal Desa Dausa, Kintamani, di Jembatan Tukad Bangkung, Sabtu siang (19/7). Remaja ini ditemukan dalam kondisi histeris, menangis, dan berdiri di tepian jembatan sambil berteriak ingin melomp4t.

Beruntung, Gek Diah (40) dan I Putu Ogik Pratama (23) yang baru saja pulang dari kegiatan tanam tuuh langsung menyadari ada yang tak beres. Mereka sigap berbalik arah dan memeluk korban sebelum hal terburuk terjadi.

โ€œKorban terus menangis dan berteriak ingin terjun, tapi berhasil ditenangkan oleh saksi,โ€ ujar Kapolsek Petang, AKP I Nyoman Arnaya.

Diketahui, NKDP sempat kabur dari rumah sejak Kamis (17/7) dan memiliki riwayat epileps1. Saat ini, korban masih dalam kondisi labil dan belum bisa dimintai keterangan.

Sunber :
Via .id

23/07/2025
23/07/2025

Situasi Jalur Lalu Lintas Denpasar Gilimanuk, Jangan Lupa Makan Ton

23/07/2025

Situasi Lalin Simpang Sanggulan Ton

23/07/2025

Simpang Sanggulan Saat Ini

23/07/2025

Simpang Pahlawan Saat Ini

23/07/2025

Sore ini, Selasa 22 Juli 2025 telah terjadi laka lantas di Penyalin, Samsam, Kerambitan Tabanan

23/07/2025

Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Semeton Ajik Gebuh posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Semeton Ajik Gebuh:

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share