23/07/2025
๐๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฑ๐ข ๐ณ๐ข๐ต๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐๐๐ ๐ฅ๐ช ๐๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐ซ๐ถ๐ด๐ต๐ณ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ? ๐๐๐๐ 1 ๐๐ข๐ณ๐จ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ 43 ๐ด๐ช๐ด๐ธ๐ข ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ถ๐ฐ๐ต๐ข 432! ๐๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ด๐ฐ๐ญ๐ถ๐ด๐ช ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข? ๐๐ช๐ฎ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ช๐ด๐ข๐ฉ ๐ฏ๐บ๐ข๐ต๐ข ๐ฌ๐ณ๐ช๐ด๐ช๐ด ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ข๐ต ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฏ๐ฆ๐จ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฆ๐ณ๐ข๐ฉ.
Di sebuah pagi awal tahun ajaran baru 2025/2026, halaman SMAN 1 Marga tampak lengang. Tak ada riuh tawa murid-murid baru yang biasanya memenuhi udara saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai.
Di depan pintu ruang guru, I Wayan Dedi Armana, kepala sekolah, berdiri sambil memandangi barisan kursi kosong. Ada 432 kursi yang disiapkan untuk siswa baru tahun ini. Tapi yang hadir hanya 43 orang.
"Masih seperti tahun lalu. Hanya beda angka saja," gumamnya pelan.
Setahun sebelumnya, kisah serupa terjadi. SMAN 1 Marga hanya mendapat 33 siswa baru. Padahal, di wilayah Kecamatan Marga, ada lebih dari 650 siswa SMP yang lulus setiap tahunnya. Tapi, entah kenapa, mayoritas memilih untuk melanjutkan pendidikan ke tempat lain โ ke kota, atau ke SMK yang dinilai lebih menjanjikan masa depan.
โDari 64 orang yang sempat lolos seleksi, hanya 43 yang daftar ulang dan datang saat MPLS,โ ucap Dedi. Ia berusaha tegar saat menyampaikan fakta ini, meski dalam hatinya ada yang terasa runtuh.
Menurut Dedi, pilihan siswa saat ini lebih realistis. Banyak yang merasa SMK lebih menjanjikan secara keterampilan dan prospek kerja. Di sisi lain, sekolah-sekolah negeri di kota menawarkan fasilitas dan gengsi yang lebih tinggi di mata masyarakat.
โSMK di Tabanan penuh semua. Kuota mereka cepat habis. Dan tidak boleh over. Satu rombel maksimal 36 siswa. Artinya, siswa benar-benar berebut masuk SMK,โ jelasnya.
SMAN 1 Marga bukan satu-satunya sekolah yang mengalami fenomena ini. Beberapa sekolah negeri di kawasan pinggiran Tabanan juga mengalami nasib serupa:
โช SMAN 1 Baturiti 95 siswa.
โช SMAN 1 Penebel 98 siswa.
โช SMAN 1 Kerambitan 75 siswa.
Sebaliknya, hanya SMAN 1 Tabanan, SMAN 2 Tabanan, dan SMAN 1 Kediri yang berhasil memenuhi kuota.
Sekolah di Pupuan dan Selemadeg juga relatif aman dari kekurangan murid karena lokasinya yang jauh membatasi pilihan siswa.
Di ruang guru, Dedi membuka buku rencana kerja tahunan. Beberapa catatan ia garis tebal: โMenunggu siswa yang belum dapat sekolah. Terima pendaftaran walau MPLS selesai.โ
Harapan satu-satunya saat ini adalah masuk gelombang akhir. Jika masih ada siswa yang belum mendapatkan tempat, SMAN 1 Marga siap menerima โ meski proses pembelajaran sudah berjalan.
Namun Dedi tahu, masalah ini bukan sekadar soal jumlah siswa. Ini tentang bagaimana masyarakat memandang sekolah negeri daerah. Tentang persepsi, fasilitas, gengsi, bahkan branding.
โSistem zonasi sebenarnya sudah baik. Tapi untuk sekolah-sekolah pinggir kota, ini belum menjawab tantangan utama: bagaimana membuat orang tua percaya bahwa anak mereka tetap bisa maju meskipun sekolah dekat rumah,โ katanya.
Menurut pengamat pendidikan di Tabanan, yang dibutuhkan bukan hanya renovasi fisik, tetapi transformasi persepsi. Sekolah seperti SMAN 1 Marga perlu menampilkan identitas baru โ misalnya lewat program unggulan berbasis pertanian digital, kolaborasi UMKM, atau inkubator wirausaha muda.
Jika tidak, kekosongan kursi itu akan terus menjadi simbol kegagalan sistem yang seharusnya menjamin akses pendidikan yang merata.
๐ Pesona Tabanan