25/09/2025
Bel berbunyi. Faaz sudah berdiri siaga di luar pagar kelas 3, tempat kakaknya, Keisha, belajar.
"Kak, ayo cepat! Aku laper banget!" teriak Faaz yang perutnya sudah keroncongan.
"Sabar, Dek! Lagi bikin catatan dulu," jawab kakak sambil buru-buru menulis.
Faaz menghela napas dramatis. "Kata ibu, kita harus buru-buru pulang. Ada bakwan di rumah!"
Mendengar kata "bakwan", kakak langsung menutup bukunya dengan cepat. "Ya udah, ayo!"
Di perjalanan, Faaz terus mendesak. "Cepatan dikit, Kak. Jalan kakinya kayak semut."
"Jangan buru-buru, nanti jatuh," nasihat kakak.
Tiba-tiba, Faaz berhenti di depan warung bakso. "Kak... aku laper banget nih. Bisa enggak ya..."
Kakak menggeleng, tapi melihat raut wajah memelas adiknya, ia akhirnya mengeluarkan uang saku. "Ini, buat bakso kecil. Tapi jangan bilang ibu."
"Yey! Kakak memang yang terbaik!" Faaz langsung duduk manis di kursi warung.
Kakak hanya bisa tersenyum. Misinya menjemput kakak ternyata berakhir dengan bonus bakso. Dan bagi kakak, senyum puas adiknya adalah bayaran yang terbaik untuk sebuah tugas "penjemputan".
Biasakan dari Dini Harmonis Hubungan kandung.