Project Multatuli

Project Multatuli Sebuah inisiatif jurnalisme yang ingin melayani publik dengan mengangkat suara-suara terpinggirkan,
(1)

Film ini menjadi perantara kisah seorang aktivis masyarakat adat lansia menelusuri pahit-manis hidup sebagai istri, peny...
19/12/2025

Film ini menjadi perantara kisah seorang aktivis masyarakat adat lansia menelusuri pahit-manis hidup sebagai istri, penyembuh, dan pejuang tanah adat di dua desa. Cerita-cerita tersebut bersanding dengan rekaman visual kehidupan sehari-hari di dua desa itu, yang terancam ekspansi perusahaan bubur kertas ekstraktif PT Toba Pulp Lestari di Sumatra Utara.

Hari ini, perusahaan tersebut mendapat sorotan publik setelah banjir bandang dan longsor menghantam Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga.

Film ini menjadi perantara kisah seorang aktivis masyarakat adat yang menelusuri pahit-manis hidup mempertahankan hutan adatnya dari gempuran perusahaan bubu...

Mafa Yulie Ramadhani, fotografer asal Medan, merekam bagaimana rumah dua lantai milik Citra Dewi berubah menjadi satu-sa...
18/12/2025

Mafa Yulie Ramadhani, fotografer asal Medan, merekam bagaimana rumah dua lantai milik Citra Dewi berubah menjadi satu-satunya tempat bernaung bagi ratusan warga di antaranya bayi, balita, dan ibu hamil ketika banjir melanda Dusun Bahagia, Aceh Tamiang.

Selama lima hari tanpa bantuan dan logistik memadai, para pengungsi mencoba bertahan dengan berbagi makanan seadanya, mengolah air lumpur untuk diminum, hingga nekat mencari bantuan yang tidak pernah datang.

Warga saling jaga, meski berhari-hari hidup dikepung banjir dan tanpa bantuan pemerintah.

Esai foto selengkapnya dapat dibaca di projectmultatuli.org

17/12/2025

Film ini menjadi perantara kisah seorang aktivis masyarakat adat yang menelusuri pahit-manis hidup mempertahankan hutan adatnya dari gempuran perusahaan bubur kertas ekstraktif PT Toba Pulp Lestari di Sumatra Utara.

Dan hari ini, setelah bertahun-tahun hutan adat dirampas, banjir besar melanda Sumatra Utara. Gelondongan kayu-kayu ikut terbawa arus air.

Film karya Moses Parlindungan Ompusunggu ini dapat ditonton selengkapnya di kanal YouTube Project Multatuli.

Mungkin ada contoh yang lain? 📷: setneg.go.id
17/12/2025

Mungkin ada contoh yang lain?

📷: setneg.go.id

16/12/2025

Indonesia mungkin tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi teknologi yang lahir dari pendudukan Palestina kini menyusup ke ruang demokrasi kita. Dari spyware Pegasus hingga sistem pengawasan lain, alat yang diuji pada masyarakat terjajah itu kini dipakai pemerintah untuk memetakan, memata-matai, dan membungkam warga di negeri sendiri.

Simak wawancara lengkap Redaktur Pelaksana Project Multatuli, Ronna Nirmala dengan jurnalis Yahudi yang anti-Zionis, Antony Loewenstein di www.projectmultatuli.org dan YouTube .

13/12/2025

Urusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sepertinya tak mendapat perhatian serius dari negara.

Di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), terutama bagi pekerja di bagian tailing setiap hari harus berhadapan dengan maut. Limbah yang dihasilkan kategori berbahaya dan beracun dan fasilitas penyimpanan tailing tidak dibangun dengan layak, sementara para pekerja harus bekerja tanpa APD yang layak.

Korban jiwa sudah berjatuhan, tapi aturan tentang K3 juga tak ditegakan atau bahkan diperbaharui.

Industri nikel yang dibangun dengan mengatasnamakan kesejahteraan dan kemajuan, fakta di lapangan menunjukan hal yang kontradiktif.

📷 & 🎥: Iqbal Lubis, AEER, Istimewa

Katanya demi ketahanan pangan. Tapi di Mentawai, program ketahanan pangan era Prabowo memaksa puluhan desa menanam jagun...
13/12/2025

Katanya demi ketahanan pangan. Tapi di Mentawai, program ketahanan pangan era Prabowo memaksa puluhan desa menanam jagung meski masyarakat di pulau ini tidak terbiasa makan, menanam, atau mengolah jagung.

Desa pun harus mengalihkan 20% dana desa untuk proyek ini, menyingkirkan sagu dan pangan lokal warga.

Di lapangan, hasilnya jauh dari janji. Dari Bojakan sampai Sipora, jagung menghadirkan lebih banyak masalah baru, dari gagal panen, semprotan pestisida dan bahan kimia, hingga ketidakjelasan pembeli hasil panen.

Reportase Febrianti dari Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, dapat dibaca selengkapnya di projectmultatuli.org

12/12/2025

Saatnya kakao Indonesia naik kelas.

Indonesia sudah lama jadi pemain penting di industri kakao dunia, terutama dari Sulawesi. Tapi di balik manisnya cokelat, banyak petani kakao belum menikmati hasilnya. Produktivitas rendah, legalitas lahan lemah, dan rantai pasok yang tak tertelusur bikin posisi mereka rentan.

Kini, aturan baru Uni Eropa, EUDR (European Union Deforestation Regulation), menuntut semua kakao yang masuk ke pasar Eropa harus legal, bebas deforestasi, dan bisa dilacak hingga titik kebunnya sejak akhir 2020. Jika tak siap, petani kecil bisa kehilangan akses pasar.

Untuk menghadapi EUDR, Indonesia perlu langkah cepat: mempercepat sertifikasi dan registrasi lahan petani (STDB berbasis geolokasi), membangun sistem traceability nasional, memperkuat peran pemerintah daerah dan koperasi, serta mendorong praktik Good Agricultural Practices dan agroforestri agar produktivitas meningkat tanpa merusak hutan.

Dukungan pembiayaan hijau dan kolaborasi dengan perusahaan besar maupun Uni Eropa juga krusial. Jika berhasil, Indonesia bisa naik kelas dengan branding “kakao berkelanjutan” — petani sejahtera, hutan terjaga, dan cokelat dari negeri ini punya nilai tambah di pasar global.

🎥: Satya Bumi x Project Multatuli

Merawat adalah Melawan.Selewat satu tahun Prabowo Subianto berkuasa, Kania Mamonto melihat Indonesia memasuki fase palin...
11/12/2025

Merawat adalah Melawan.

Selewat satu tahun Prabowo Subianto berkuasa, Kania Mamonto melihat Indonesia memasuki fase paling gelap dalam perjuangan melawan impunitas, dari pembunuhan Affan Kurniawan yang tak diusut hingga represi di Papua.

Namun, ia menemukan harapan dalam kerja komunitas yang menumbuhkan “ragi kritis”, sebagaimana disebut John Paul Lederach, melalui AJAR Fellowship di 15 wilayah yang membangun Rumah Belajar dan memperkuat penyintas.

Melalui refleksi, cerita keseharian, dan kritik lembut pada kultur gerakan, Kania mengajak kita melihat bahwa kerja-kerja perawatan bukan pelengkap, melainkan fondasi yang menghidupkan gerakan.

Opini Kania Mamonto dapat kamu baca selengkapnya di projectmultatuli.org

📷: Dok. AJAR, Adrian Mulya
Ilustrasi: Abdul Malik Amirullah

“Untuk pertama kali dalam hidup saya bertemu korban 65. Mereka ini kah yang sering disebut ‘komunis’ itu?”Ini adalah per...
11/12/2025

“Untuk pertama kali dalam hidup saya bertemu korban 65. Mereka ini kah yang sering disebut ‘komunis’ itu?”

Ini adalah perjumpaan dua generasi yang terpaut umur lebih dari 50 tahun. Terpisahkan oleh tembok tebal narasi sejarah Orde Baru. Kini ruang-ruang perjumpaan telah melekatkan hati keduanya. Para orangtua, yang telah tersingkir dari masyarakat dan tak jarang dari keluarganya sendiri, seperti menemukan cucu baru yang memberi sebongkah cinta dan rasa percaya. Anak-anak muda, yang selama ini dipaksa menelan narasi sejarah tunggal versi Orde Baru, lantas menemukan ruang untuk belajar tentang sejarah bangsa, tentang dignity dan keberdayaan, langsung dari tuturan para penyintas.

Dalam lipatan lusuh sejarah republik ini, ada sejumlah kisah yang hingga ini masih menyisakan luka. Para penyintas 65 sebagian besar telah menua, kesepian, tak jarang sakit-sakitan. Bertemu dan bersendau-gurau dengan para kolega merupakan asupan energi dan kebahagiaan tersendiri. Sayang, kondisi fis

Bapaknya masih hilang dan tak ditemukan sampai sekarang. Bapaknya hilang tahun 1997, ketika itu usianya masih empat tahu...
10/12/2025

Bapaknya masih hilang dan tak ditemukan sampai sekarang.

Bapaknya hilang tahun 1997, ketika itu usianya masih empat tahun. Dan hingga kini, ia masih terus mencari bapaknya. Di depan Istana Negara, setiap hari Kamis, di sana salah satu tempat ia mencari bapaknya.

Di antara langkah kaki pencarian bapaknya, tebersit pertanyaan tentang apakah pencarian ini akan berakhir dan kasus penghilangan paksa akan tuntas?

Catatan Hardingga ini penting untuk dibaca oleh penguasa di dalam peringatan Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember.

📷: Adrian Mulya

Dhianita Kusuma Pertiwi, penulis yang menerabas trauma politik 1965 dengan menelusuri sejarah keluarganya sendiri.Berang...
09/12/2025

Dhianita Kusuma Pertiwi, penulis yang menerabas trauma politik 1965 dengan menelusuri sejarah keluarganya sendiri.

Berangkat dari kisah sang kakek, Suwadi, seorang mantan tahanan politik Pulau Buru, Dhianita menumbuhkan keberanian untuk bersuara lewat karya-karyanya.

Novel debutnya, Buku Harian Keluarga Kiri (2016), menjadi medium untuk merawat ingatan dan membuka kembali ruang-ruang sejarah yang dibungkam negara.

Karya itu lalu disusul dengan Mengenal Orde Baru (2021), sebuah buku ensiklopedis yang mengurai kata-kata kunci pembentuk rezim yang membenamkan trauma kolektif bagi jutaan keluarga.

Di tengah dominasi sejarah resmi negara yang menihilkan suara korban, perjalanan Dhianita menunjukkan bagaimana sejarah keluarga menjadi upaya perlawanan dan pemulihan.

Dapat dibaca selengkapnya di projectmultatuli.org

Address

Damar Kencana, BSD City
Tangerang
15318

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Project Multatuli posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Project Multatuli:

Share