Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU

Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU Assalamualaikum wr wb..

بسم الله الرحمن الرحيم

Hadiri Dan Syiarkanlah.. !! Duku Sukawera RT 05 RW 01 Desa Pener Pangkah tegal

Rutinan Malam Sabtu
Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
Lil Ustad Ahmad Amiruddin
Jam 20.00 - Selesai

Tempat :
Musholla Far'ul Ulum Jl.

08/12/2024

PENGERTIAN QODHO DAN QODAR " Kitab Kasyifatus Saja " Ustad Ahmad Amiruddin Tegal

Para ulama telah berselisih pendapat tentang pengertian Qodho dan Qodar. Menurut Asya’iroh, pengertian Qodho adalah kehendak Allah terhadap sesuatu di zaman azali sesuai dengan kenyataan sesuatu tersebut di zaman bukan azali. Sedangkan pengertian Qodar menurut mereka adalah bahwa Allah mewujudkan sesuatu sesuai dengan kadar tertentu yang sesuai dengan kehendak.
Dengan demikian, kehendak Allah di zaman azali, yang berhubungan dengan bahwa kamu akan menjadi orang yang berilmu adalah contoh Qodho. Sedangkan Allah mewujudkan ilmu dalam dirimu setelah kamu diwujudkan sesuai dengan kehendak-Nya adalah contoh Qodar.

Adapun menurut Maturidiah maka pengertian Qodho adalah bahwa Allah mewujudkan sesuatu disertai menambahkan penyempurnaan yang sesuai dengan pengetahuan-Nya ta’aala, maksudnya, pembatasan dari Allah di zaman azali terhadap setiap makhluk dengan batasan yang ditemukan pada setiap makhluk itu, yaitu berupa batasan baik, buruk, bermanfaat, berbahaya, dan lainlain, maksudnya pengetahuan Allah di zaman azali terhadap sifatsifat makhluk. Ada yang mengatakan bahwa pengertian Qodho adalah pengetahuan Allah yang azali disertai hubungannya dengan
sesuatu yang diketahui. Sedangkan pengertian Qodar menurut mereka adalah bahwa Allah mewujudkan sesuatu sesuai dengan pengetahuan itu. Dengan demikian, pengetahuan Allah di zaman azali tentang seseorang akan menjadi orang yang berilmu setelah ia diwujudkan adalah contoh Qodho. Sedangkan Allah mewujudkan ilmu pada dirinya setelah ia diwujudkan adalah contoh Qodar. Pendapat ini dan pendapat Asya’iroh tentang Qodho dan Qodar adalah pendapat yang masyhur.

Menurut masing-masing pendapat, maka Qodho Allah adalah qodim dan Qodar-Nya adalah Haadis, berbeda dengan pendapat Maturidiah.

Ada yang mengatakan bahwa masing-masing Qodho dan Qodar berarti kehendak Allah Ta’ala.

تفصيل) قال سليمان الجمل كما قاله الفيومي في المصباح والقدر بالفتح لا غير ما
يقدره الله تعالى من القضاء والقدر بسكون الدال وفتحها هو المقدار والمثل يقال هذا
قدر هذا أي يماثله وأما القدر في قوله تعالى إنا أنزلناه في ليلة القدر فالمعنى ليلة التقدير
سميت بذلك لأن الله تعالى يقدر فيها ما يشاء من أمره إلى مثلها من السنة القابلة من
أمر الموت والأجل والرزق وغير ذلك ويسلمه إلى مدبرات الأمور وهم أربعة من الملائكة
إسرافيل وميكائيل وعزرائيل وجبريل عليهم السلام وقال مجاهد ليلة الحكم وقيل ليلة
الشرف والعظم وقيل ليلة الضيق لضيق القضاء بازدحام الملائكة فيها وعن ابن عباس
أن الله يقضي الأقضية في ليلة نصف شعبان ويسلمها إلى أربا ا ليلة القدر هذا وليس
المراد أن تقدير الله لا يحدث إلا في تلك الليلة لأنه تعالى قدر المقادير في الأزل قبل
خلق السموات والأرض بل المراد إظهار تلك المقادير للملائكة

Wallahu alam Bishowab..

NB :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau Guru-guru Beliau Sampai ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN KAJIAN KIT...
06/12/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN

KAJIAN KITAB FIQIH KASYIFATUS SAJA
( Syaikh Nawawi Bin Umar Al Bantani )

====================
JUM'AT, 06 Desember 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL
====================

01/12/2024

IMAN KEPADA QODAR " Kitab Kasyifatus Saja " Ustad Ahmad Amiruddin Tegal

(و) سادسها أن تؤمن (بالقدر خيره وشره من الله تعالى)

( Dan ) rukun iman yang keenam adalah kamu beriman [dengan Qodar bahwa baik dan buruknya merupakan dari Allah ta’ala.

قال الفشني ومعنى الإيمان به أن تعتقد أن الله تعالى قدر الخير والشر قبل خلق الخلق
وأن جميع الكائنات بقضاء الله وقدره وهو مريد لها، ويكفي اعتقاد جازم بذلك من غير
نصب برهان

Fasyani berkata, “Pengertian beriman dengan qodar adalah kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah mentakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk, dan meyakini bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang terwujud adalah sesuai dengan qodho dan qodar Allah. Dialah yang Maha Menghendaki semuanya itu. Dicukupkan adanya keyakinan yang mantap tentang hal di atas tanpa menegaskan dalil.

وقال السيد عبد الله المرغني والإيمان بالقدر هو التصديق بأن ما كان وما يكون بتقدير
من يقول للشيء كن فيكون خيرا أو شرا نفعا أو ضرا حلوا أو مرا

Sayyid Abdullah al-Murghini berkata, “Beriman dengan qodar adalah membenarkan bahwa segala sesuatu yang telah wujud dan yang akan wujud adalah sesuai dengan takdir Allah yang berkata kepada segala sesuatu, ‘Jadilah! Maka sesuatu itu jadi, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya, manis atau pahit.’”

وقال صلى الله عليه وسلّم كل شيء بقضاء وقدر حتى العجز والكيس وقال صلى الله
عليه وسلّم لا يؤمن عبد بالله حتى يؤمن بالقدر خيره وشره رواه الترمذي

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Segala sesuatu pasti sesuai dengan qodho dan qodar, bahkan kelemahan dan kecerdasan sekalipun.” Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Tidaklah seseorang beriman kepada Allah hingga ia
beriman dengan qodar, baik atau buruknya.” (HR. Turmudzi)

وأما حديث مسلم في دعاء الافتتاح والشر ليس إليك فمعناه ولا شر يتقرب به إليك أو
لا يضاف إلى الله تأدبا لأن اللائق نسبة الخير لله والشر للنفس تأدباً، قال الله تعالى ما
أصابك من حسنة فمن الله – أي إيجادا وخلقا - وما أصابك من سيئة فمن نفسك
أي كسبا لا خلقا كما يفسره قوله تعالى وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم
لأن القرآن يفسر بعضه من بعض

Adapun hadis Muslim dalam doa Iftitah, ‘ والشَّ رُّ ل ي سَ إ ل ي كَ ’ maka maksudnya adalah tidak ada keburukan yang dapat digunakan untuk
mendekatkan diri kepada-Mu atau keburukan tidak diperbolehkan untuk disandarkan kepada Allah demi tujuan berbuat adab, karena yang pantas adalah menyandarkan kebaikan kepada Allah dan menyandarkan keburukan kepada diri sendiri demi tujuan berbuat adab, karena Allah berfirman, “Apa saja bentuk kebaikan yang
menimpamu maka itu adalah dari Allah – dari segi mewujudkan dan menciptakan – dan apa saja keburukan yang menimpamu maka itu
adalah dari dirimu sendiri – dari segi melakukan, bukan menciptakan,”16 sebagaimana ditafsiri oleh Firman Allah lainnya, “Apa saja musibah yang menimpa kalian maka itu dikarenakan apa yang telah kalian perbuat,”17 karena ayat al-Quran dapat menafsiri ayat yang lain.

وأما قوله تعالى قل كل من عند الله فرجوع للحقيقة وانظر إلى أدب الخضر عليه السلام حيث قال فأراد ربك أن يبلغا أشدهما وقال فأردت أن أعيبها وتأمل قول إبراهيم الخليل عليه السلام الذي خلقني فهو يهدين والذي هو يطعمني ويسقين وإذا مرضت فهو يشفين حيث نسب الهداية والإطعام والشفاء لله والمرض لنفسه، فلم يقل أمرضني تأدبا منه عليه السلام وإلا فالكل من أفعال الله تعالى قال الله تعالى والله خلقكم وما تعملون أي من خير وشر اختياري واضطراري وليس للعبد إلا مجرد الميل حالة الاختيار ولذلك طولب بالتوبة والإقلاع والندم واستحق التعزير والحدود والثواب والعقاب وهذا هو الكسب وهو تعلق القدرة الحادثة وقيل هو الإرادة الحادثة

Adapun Firman Allah, “Katakanlah! Segala sesuatu berasal dari sisi Allah,”18 maka dikembalikan pada hakikatnya. Lihatlah adab
Khidr, ‘alaihi as-salam, sekiranya ia berkata, “Maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai pada kedewasaannya …”19 dan ia
berkata, “dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu …”20.
Berangan-anganlah tentang perkataan Ibrahim al-Kholil ‘alaihi as-salam, “(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjukkan aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi


Wallahu A'lam Bishowab..

NB :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau Guru-guru Beliau Sampai ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN KAJIAN KIT...
29/11/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN

KAJIAN KITAB FIQIH KASYIFATUS SAJA
( Syaikh Nawawi Bin Umar Al Bantani )

====================
JUM'AT, 29 November 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL
====================

24/11/2024

IMAN KEPADA HARI AKHIR " Kitab Kasyifatus Saja " ( Ustad Ahmad Amiruddin Tegal )

و) خامسها أن تؤمن (باليوم الآخر) بأن تصدق بوجوده وبجميع ما اشتمل عليه
كالحشر والحساب والجزاء والجنة والنار


[Dan] rukun iman yang kelima adalah kamu beriman [dengan Hari Akhir] dengan cara kamu membenarkan keberadaannya dan membenarkan segala sesuatu yang tercakup di dalam Hari Akhir, seperti; dikumpulkannya seluruh makhluk (hasyr), penghitungan amal (hisab), pembalasan amal (jazak), surga, dan
neraka.

سمي بذلك لأنه لا ليل بعده ولا ار ولا يقال يوم بلا تقييد إلا لما يعقبه ليل أو لأنه
آخر الأوقات المحدودة أي آخر أيام الدنيا فليس بعده يوم آخر أو لتأخره عن الأيام
المنقضية من أيام الدنيا

Hari Akhir disebut dengan nama hari akhir karena tidak ada malam dan siang setelah hari tersebut. Tidak bisa disebut dengan hari tanpa menyebutkan qoyidnya, kecuali apabila disertai dengan malam setelahnya. Atau Hari Akhir disebut dengan nama hari akhir adalah karena hari tersebut merupakan akhir waktu yang terbatasi, maksudnya, akhir hari-hari dunia, oleh karena itu, tidak ada hari lain setelahnya, atau karena hari tersebut memang berada di akhir dari hari-hari dunia.

وأوله من النفخة الثانية إلى ما لا يتناهى وهو الحق وقيل إلى استقرار الخلق في الدارين
الجنة والنار فصدره من الدنيا وآخره من الآخرة وهو يوم القيامة وسمي بذلك لقيام الموتى
فيه من قبورهم والقبر من الدنيا وقيل فاصل بين الدنيا والآخرة

Permulaan Hari Akhir dimulai dari tiupan terompet yang kedua sampai tidak ada akhirnya. Ini adalah pendapat yang benar.
Ada yang mengatakan bahwa Hari Akhir berakhir sampai para makhluk menetap di surga dan neraka. Oleh karena itu, permulaan Hari Akhir terjadi di alam dunia dan akhirnya terjadi di alam akhirat.

Hari Akhir disebut juga dengan Hari Kiamat karena qiyamnya atau bangkitnya makhluk-makhluk yang mati dari kuburan
mereka.

Sedangkan alam kubur termasuk dari alam dunia. Ada yang mengatakan bahwa alam kubur merupakan pemisah antara alam dunia dan alam akhirat.

وقيل أوله من موت الميت فالقبر من الآخرة ولذا يقولون من مات قامت قيامته أي
الصغرى وسمي قيامة على هذا لقيام الميت فيه من الاضطجاع إلى القعود لسؤال الملكين
ثم ضم القبر عليه فأشبه يوم القيامة الكبرى

Ada yang mengatakan bahwa Hari Kiamat dimulai dari kematian mayit, sehingga alam kubur termasuk alam akhirat. Oleh karena ini, para ulama berkata, “Barang siapa telah meninggal dunia maka kiamat-nya telah datang, maksudnya Kiamat Sughro.” Kematian seseorang disebut dengan kiamat karena qiyam-nya atau bangkitnya mayit dari tidur miring, kemudian duduk untuk ditanyai dua malaikat Munkar dan Nakir, kemudian dihimpit oleh kuburan, sehingga demikian ini menyerupai dengan Kiamat Kubro.

وقال الزمخشري أوله من وقت الحشر إلى ما لا يتناهى أو إلى أن يدخل أهل الجنة الجنة
وأهل النار النار

Zamahsyari berkata, “Permulaan Hari Kiamat adalah dari waktu dikumpulkannya seluruh makhluk (hasyr) sampai tidak ada akhirnya atau sampai penduduk surga masuk ke dalam surga dan penduduk neraka masuk ke dalam neraka.”

ومقداره بالنسبة إلى الكفار خمسون ألف سنة لشدة أهواله وهو أخف من صلاة
مكتوبة في الدنيا بالنسبة إلى المؤمن الصالح ويتوسط على عصاة المؤمنين وقيل يوم
القيامة فيه خمسون موطنا كل موطن ألف سنة نسأل الله تعالى أن يخففه علينا بمنه
وفضله حكاه السحيمي والفشني

Lamanya Hari Akhir bagi orang-orang kafir adalah 50.000 tahun karena dahsyatnya kesulitan-kesulitan yang terjadi pada hari
itu, dan lamanya Hari Akhir adalah lebih sebentar daripada sholat wajib di dunia bagi orang-orang mukmin yang sholih, dan lamanya
Hari Akhir adalah sedang-sedang bagi orang-orang mukmin yang durhaka atau yang ahli maksiat.

Ada yang mengatakan bahwa di dalam Hari Kiamat terdapat 50 medan yang setiap medan ditempuh selama 1000 tahun. Kami meminta kepada Allah ta’ala agar meringankan Hari
Kiamat bagi kami dengan anugerah dan pemberian-Nya.
Demikian di atas diceritakan oleh Suhaimi dan Fasyani.

Wallahu A'lam Bishowab..

Nb :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau Guru-guru Beliau Sampai ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN KAJIAN KIT...
22/11/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN

KAJIAN KITAB FIQIH KASYIFATUS SAJA
( Syaikh Nawawi Bin Umar Al Bantani )

====================
JUM'AT, 22 November 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL
====================

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN KAJIAN KIT...
15/11/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN

KAJIAN KITAB FIQIH KASYIFATUS SAJA
( Syaikh Nawawi Bin Umar Al Bantani )

====================
JUM'AT, 15 November 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL
====================

13/11/2024

BAHAYANYA KEMAKSIATAN " KAJIAN TASYAWUF KITAB TAJUL ARUS " ( Ustad Ahmad Amiruddin )

Menjadi manusia yang bersih tanpa memiliki dosa sedikit pun mungkin bisa dikatakan mustahil, dan sulit untuk ditemukan, kecuali orang-orang pilihan yang memang Allah kehendaki, atau orang yang memang Allah jaga dari segala perbuatan maksiat dan kesalahan.

Selain mereka sebagai makhluk yang oleh Allah diberi nafsu dan akal, melakukan kesalahan seperti hal fitrah yang pasti dilakukan oleh manusia. Mengingat, salah satu kalam populer dalam Islam, yaitu “manusia adalah tempatnya salah dan dosa”. Meski, tidak semua manusia melakukan maksiat dengan tujuan melanggar aturan dan menerobos koridor syariat Islam, sebagian dari mereka ada yang melakukan maksiat karena tidak disengaja, meski ada juga yang melakukannya dengan sengaja dan nyata.

Semua umat Islam sepakat bahwa tindakan paling dibenci dan tidak diridhai oleh Allah adalah melakukan maksiat dan beberapa kesalahan lainnya.

Maksiat dalam pembahasan ini adalah setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, baik dengan cara meninggalkan kewajiban, atau dengan mengerjakan setiap larangan. Atau, bisa juga diartikan setiap pekerjaan yang mampu menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Allah swt.

Melakukan maksiat atau melanggar syariat Islam tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi umat manusia, dampak itu, misalnya seperti lupa pada kebenaran dan kesalahan.

Ia tidak bisa membedakan keduanya. Bahkan ia cenderung lebih dominan melakukan kesalahan. Pernyataan tegas ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad Muflih Syamsuddin al-Muqdisi (wafat 763 H), dalam salah satu kitabnya:

إنَّ الْعَبْدَ إذَا أَذْنَبَ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ ثُمَّ إذَا أَذْنَبَ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ حَتَّى يَبْقَى أَسْوَدَ مُرْبَدًّا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا.

Artinya, “Sungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa (kembali) maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai (hatinya) tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.” (Syamsuddin al-Muqdisi, al-Adabusy Syar’iyah, [Darul ‘Alam: 1999], juz I, halaman 188).

Al-‘Arif billah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim, atau yang lebih dkenal dengan sebutan Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari memberikan penjelasan lebih detail tentang penjelasan di atas. Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagai pakaian putih yang terkena kotoran hitam.

Badan seseorang laksana pakaian putih, sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan. Namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya.

Begitu juga dengan manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan bertobat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus. Namun jika ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin hatinya akan menjadi hati hitam. Dampaknya akan lupa pada kebenaran, dan semua kehidupannya serba maksiat dan kesalahan. (Ibnu ‘Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, [Bairut, Darul Kutubil ‘Ilmiah, Lebanon: 2015], halaman 31).

Dampak dosa yang didapatkan sebab maksiat memang sangat buruk. Bahkan semua yang mereka lakukan adalah tindakan yang menutupi hati mereka. Rohani yang suci sudah dikalahkan oleh nafsu yang buta akan kebenaran. Dalam keadaan seperti ini, dalam Al-Qur’an Allah menegaskan:

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. كَلا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ. ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ

Artinya, “Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka (14). Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya (15). Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.” (QS Al-Mutaffifin: 14-16).

Syekh Abdul Hamid (wafat 1417 H) dalam salah satu tafsirnya mengatakan bahwa banyaknya dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak hanya berpengaruh pada dirinya dalam hal ibadah, lebih dari itu juga berpengaruh pada potensinya di masa yang akan datang.

Menurutnya, ayat 14 pada surat Al-Mutaffifin di atas menjelaskan tentang dosa yang dilakukan secara terus-menerus, ia tidak memberikan jeda sedikit pun dengan melakukan tobat. Akibatnya, kebiasaan buruk itu akan tertanam dalam hatinya, melekat dalam jiwanya, dan akan menjadi watak, sehingga ia akan terhalang dari manisnya ketaatan.” (Abdul Hamid, ar-Rihabut Tafsir, [Darul Qahirah, Mesir: 2010], juz VII, halaman 231).

Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab timbulnya dosa dari melakukan maksiat adalah tergantung bagaimana umat Islam menjaga hatinya. Jika hatinya terlepas dari berbagai penyakit tercela (mazmumah) dan penyebab kerusakan hati lainnya, tentu akan sangat berat baginya untuk bisa diajak melakukan maksiat dan ringan melakukan ketaatan.

Akan tetapi, jika dalam hatinya ada yang bermasalah, maka bukan tidak mungkin, bahkan rusaknya hati menjadi penyebab paling urgen dalam melakukan dosa. Lantas apa saja penyebab rusaknya hati? Sayyid Ahmad Bilal al-Bustani ar-Rifa’i al-Husaini merekam perkataan Imam Hasan Basri perihal beberapa penyebab rusaknya hati. Dalam kitabnya disebutkan:

اِنَّ فَسَادَ الْقَلْبِ مِنْ سِتَّةِ أَشْيَاءَ: أَوَّلُهَا يُذْنِبُوْنَ بِرَجَاءِ التَّوْبَةِ، وَيَتَعَلَّمُوْنَ العِلْمَ وَلَايَعْمَلُوْنَ، وَاِذَا عَمِلُوا لَايُخْلِصُوْنَ، وَيَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللهِ وَلَايَشْكُرُوْنَ، وَلَا يَرْضَوْنَ بِقِسْمَةِ اللهِ، وَيَدْفَنُوْنَ مَوْتَاهُمْ وَلَا يَعْتَبِرُوْنَ

Artinya, “Sungguh rusaknya hati disebabkan enam hal, (1) terus menerus melakukan dosa dengan harapan tobat; (2) belajar ilmu dan tidak mengamalkannya; (3) jika beramal tidak ikhlas; (4) memakan rizki Allah dan tidak bersyukur; (5) tidak ridha dengan pembagian Allah; dan (6) mengubur orang mati dari mereka, namun tidak mengambil pelajaran.” (Ahmad Bilal al-Bustani, Farhatun Nufus, [Bairut, Darul Kutubil ‘Ilmiah, Lebanon: 2015], halaman 43).

Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari menjelaskan lebih detail perihal dampak-dampak dari dosa yang dilakukan seorang hamba, dan bisa disimpulkan menjadi dua bagian; (1) dampak secara nyata (dhahir). Misalnya, merusak kesepakatan dengan Allah swt. Artinya, dengan melakukan dosa, seorang hamba sudah menerjang janji yang sudah Allah berikan kepadanya, seperti mengerjakan semua kewajiban-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dampak yang lain seperti akan semakin berani untuk menampakkan pekerjaan-pekerjaan yang diridhai oleh Allah, malas dalam beribadah, hilangnya cahaya hidayah darinya; dan (2) dampak secara batin. Misalnya, menjadikan hati keras, dengan tidak bisa menerima nasihat-nasihat baik, hilangnya rasa manis dari ketaatan, dan jiwanya dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, serta akan lupa pada akhirat dengan segala akuntasi yang akan ia hadapi kelak. Menurut Ibnu ‘Athaillah, semua ini akan terjadi pada diri orang-orang yang melakukan maksiat.

Seharusnya, tanpa adanya dampak-dampak yang telah disebutkan sekali pun, bahkan hanya sekadar berganti nama, misalnya dari predikat orang yang taat menjadi orang yang hianat, sudah sangat cukup untuk memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk pada diri manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu ‘Athaillah:

وَلَوْ لَمْ يَكُنْ فِي المَعْصِيَةِ اِلَّا تَبَدُّلُ الْاِسْمِ لَكَانَ كَافِيًا، فَاِنَّكَ اِذَا كُنْتَ طَائِعًا تُسَمَّى بِالْمُحْسِنِ المُقْبِلِ، وَاِذَا كُنْتَ عَاصِيًا اِنْتَقَلَ اسْمُكَ اِلَى المُسِيْئِ المُعْرِضُ

Artinya, “Jika seandainya dalam maksiat tidak ada (dampak) selain perubahan nama, maka (hal itu) sudah sangat cukup; maka sesungguhnya, jika engkau adalah orang yang taat, dan dinamai orang baik yang menghadap (Allah), dan jika engkau bermaksiat, maka namamu berubah menjadi orang jelek yang berpaling.” (Ibnu ‘Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, 2015, halaman 44).

Jika dengan perubahan nama saja seharusnya memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk bagi diri manusia, lantas bagaimana jika perubahan itu sampai merubah kenyamaan rasa taat menjadi kenyamanan maksiat dan kenyamanan bermunajat berganti menjadi budak syahwat? Ini masih dalam persoalan dampak, lain lagi jika sampai berdampak pada sikap. Jika sikap awalnya adalah orang yang baik (muhsin) berbalik menjadi orang yang jelek (musi’). Dan semoga oleh Allah selalu dijauhi, jika dengan melakukan dosa bisa berdampak pada hilangnya derajat mulia di sisi Allah menjadi orang yang sangat hina?

Oleh karenanya, sebagai umat Islam harus selalu memohon pertolongan kepada Allah, agar dijauhi dari berbagai penyakit-penyakit hati yang bisa menggerogoti keimanan yang telah tertanam dalam hati, juga memohon agar kenyamanan taat tidak hilang dan diganti menjadi kenyamanan maksiat.

Derajat yang sudah diraih di sisi Allah tidak sampai diturunkan, minimal jika tidak bisa berupaya untuk semakin meninggikan derajat di sisi-Nya dengan selalu menambah ketaatan, tidak turun dengan adanya kemaksiatan. Artinya, sebisa mungkin maksiat tidak dilakukan, karena bisa menjadi penyebab hilangnya derajat mulia yang telah diraih di sisi Allah.

Wallahu A'lam Bishowab..

NB :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau Guru-guru Beliau Sampai Ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

Ta'lim Bulanan Malam Sabtu
Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU
Lil Ustad Ahmad Amiruddin
Kajian Tasyawuf Kitab Tajul Arus
Syaikh Ibnu Athaillah Asy-sakandari
Tgl 08 November 2024

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM BULANAN MALAM SABTU KLIWON Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTADZ AHMAD AMIR...
08/11/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM BULANAN MALAM SABTU KLIWON Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTADZ AHMAD AMIRUDDIN

Pembacaan Risalah Awwal, Maulid Al Barzanji, Ratib Al-Haddad

KAJIAN KITAB TASAWUF TAJUL ARUS
( Syaikh Ahmad Bin Muhammad Bin Atha'illah As-Sakandari )

====================
JUM'AT Malam Sabtu, 08 November 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL

02/11/2024

IMAN KEPADA PARA ROSUL ALLAH " Kitab Kasyifatus Saja ( Ustad Ahmad Amiruddin Tegal )

Iman Kepada Para Rosul

و) رابعها أن تؤمن ب(رسله) وهم أفضل عباد الله قال تعالى وكلا فضلنا على العالمين
بأن تعتقد ان الله تعالى أرسل للخلق رسلا رجالا لا يعلم عددهم إلا الله أولهم آدم
وخاتمهم وأفضلهم سيدنا محمد صلى الله عليه وسلّم وكلهم من نسل آدم عليه السلام
وأ م صادقون في جميع أقوالهم في دعوى الرسالة وفيما بلغوه عن الله تعالى وفي الكلام
العرفي نحو أكلت شربت وأ م معصومون من الوقوع في محرم أو مكروه وأ م مبلغون ما
أمروا بتبليغه للخلق وإن لم يكن أحكاما وأ م حاذقون بحيث يكون فيهم قدرة على
إلزام الخصوم ومحاججتهم وإبطال دعاويهم فهذه الصفات الأربعة تجب للمرسلين


[Dan] rukun iman yang keempat adalah kamu beriman kepada [para rasul Allah.] Mereka adalah hamba-hamba Allah yang paling mulia.
Dia berfirman, “Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat
(di masanya).”15

Cara mengimani mereka adalah dengan kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk. Mereka
adalah para laki-laki yang tidak diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah yang mengetahui. Rasul yang pertama kali adalah Adam dan yang terakhir dan yang paling utama di antara mereka adalah pemimpin kita, Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama. Mereka semua berasal dari keturunan Adam, ‘alaihi as-salaam. Mereka adalah orang-orang yang jujur dalam berkata tentang pengakuan sebagai rasul, dan yang jujur dalam apa yang mereka sampaikan dari Allah ta’ala, dan yang jujur dalam perkataanperkataan umum, seperti; aku telah makan, aku telah minum, dan lain-lain.

Mereka adalah orang-orang yang terjaga dari melakukan keharaman atau kemakruhan. Mereka adalah orang-orang yang menyampaikan apa yang diperintahkan untuk disampaikan kepada makhluk meskipun bukan hal-hal yang berkaitan dengan hukum-hukum. Mereka adalah orang-orang yang cerdas sekiranya mereka itu memiliki kemampuan untuk menghadapi perselisihan, berdebat, dan mengalahkan tuduhan-tuduhan lawan debat
mereka. Empat sifat ini (jujur, menyampaikan wahyu, cerdas, dan amanah) adalah sifat-sifat bagi para rasul.

15 QS. Al-An’am: 86

وأما الأنبياء غير المرسلين فلا يكونون مبلغين وإنما يجب عليهم أن يبلغوا الناس أ م
أنبياء ليحترموا

Adapun para nabi, mereka bukanlah para rasul. Oleh karena itu, mereka tidak menyampaikan wahyu dari Allah. Mereka hanya berkewajiban menyampaikan kepada orang-orang bahwa mereka adalah para nabi agar orang-orang memuliakan mereka.

والصحيح فيهم الإمساك عن حصرهم في عدد لأنه ربما أدى إلى إثبات النبوة والرسالة
لمن ليس كذلك في الواقع أو إلى نفي ذلك عمن هو كذلك في الواقع فيجب التصديق
بأن لله رسلا وأنبياء على الإجمال

Pendapat shohih menyebutkan bahwa tidak perlu menghitung atau menentukan jumlah para nabi dan rasul karena terkadang menghitung mereka dapat menetapkan sifat kerasulan dan kenabian pada orang yang sebenarnya tidak memiliki sifat tersebut,
atau terkadang menafikan sifat kerasulan dan kenabian dari orang yang sebenarnya memiliki sifat tersebut. Dengan demikian, kita hanya wajib membenarkan secara global atau ijmal bahwa Allah memiliki para rasul dan para nabi.

قال السحيمي نعم يجب على المؤمن أن يعلم ويعلم صبيانه ونساءه وخدمه أسماء الرسل
المذكورين في القرآن حتى يؤمنوا به ويصدقوا بجميعهم تفصيلا وأن لا يظنوا أن الواجب
عليهم الإيمان بمحمد فقط فإن الإيمان بجميع الأنبياء سواء ذكر اسمهم في القرآن أو لم
يذكر واجب على كل مكلف وهم أي المذكورون في القرآن ستة وعشرون أو خمسة
وعشرون ونظمتها فقلت
أسماء رسل بقرآن عليك تجب ** كآدم زكريا بعد يونسهم
نوح وإدريس إبراهيم واليسع ** إسحاق يعقوب إسماعيل صالحهم
أيوب هارون موسى مع شعيبهم ** داود هود عزير ثم يوسفهم
لوط والياس ذي الكفل أو اتحدا ** يحيى سليمان عيسى مع محمدهم
هذا من بحر البسيط ومعنى اتحدا أن ذا الكفل قيل هو الياس وقيل يوشع وقيل زكريا
وقيل حزقيل ابن العجوز لأن أمه كانت عجوزا فسألت الله الولد بعد كبرها فوهب لها
حزقيل اه .قول السحيمي

Suhaimi berkata;
Wajib atas orang yang beriman untuk mengetahui dan mengajarkan anak-anak dan istri-istrinya tentang nama-nama rasul yang
disebutkan di dalam al-Quran, sehingga mereka semua dapat membenarkan dan mengimani para rasul secara rinci atau tafsil dan sehingga mereka tidak menganggap kalau yang wajib diimani hanya Muhammad saja, karena mengimani seluruh para nabi, baik nama mereka disebutkan di dalam al-Quran atau tidak, adalah perkara yang wajib atas setiap mukallaf.


Mereka yang disebutkan dalam al-Quran ada 26 atau 25 yang telah aku nadzomkan;


Nama-nama rasul yang disebutkan di dalam al-Quran yang wajib atasmu mengimani mereka adalah ** Adam, Zakaria, Yunus
Nuh, Idris, Ibrahim, Yasak, ** Ishak, Ya’qub, Ismail, Sholih, Ayub, Harun, Musa, Syu’aib, ** Daud, Hud, Uzair, Yusuf, Lut, Ilyas, Dzulkifli, atau bisa kedua-duanya,** Yahya, Sulaiman,Isa, Muhammad Rasulullah Saw.

NB :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau Guru Mulya Ustad Ahmad Amiruddin Guru Beliau Sampai Ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

Rutinan Malam Sabtu
Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU
Lil Ustad Ahmad Amiruddin
Kajian Fiqih Kitab Kasyifatus Saja
Syaikh Nawawi bin Umar Albantani
Tgl 01 November 2024
Alamat : Musholla Far'ul Ulum Desa Pener Kecamatan Pangkah Kab Tegal

MALAM INI !!HADIRI & SYIARKANLAH...!!!TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum  LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN KAJIAN KIT...
01/11/2024

MALAM INI !!

HADIRI & SYIARKANLAH...!!!

TA'LIM MALAM SABTU Majlis Ta'lim Far'ul Ulum
LIL USTAD AHMAD AMIRUDDIN

KAJIAN KITAB FIQIH KASYIFATUS SAJA
( Syaikh Nawawi Bin Umar Al Bantani )

====================
JUM'AT, 01 November 2024 | PUKUL 20.00 WIB - SELESAI
TEMPAT MUSHOLAH FAR'UL ULUM DESA PENER KEC.PANGKAH KAB.TEGAL
====================

29/10/2024

ISINYA KITAB TAURAT " Kajian Fiqih Kitab Kasyifatus Saja Syaikh Nawawi al-Bantani " Ustad Ahmad Amiruddin Tegal

وفي التوراة يا ابن آدم لا تخف من سلطان ما دام سلطاني باقيا وسلطاني باق لا ينفد
أبدا بفتح الفاء وبالدال المهملة أي لا يفنى ولا ينقطع يا ابن آدم خلقتك لعبادتي فلا
تلعب يا ابن آدم لا تخافن فوات الرزق ما دامت خزائني مملوءة وخزائني لا تنفد أبدا يا
ابن آدم خلقت السموات والأرض ولم أعي بخلقهن أيعييني رغيف واحد أسوقه إليك في
كل حين


Di dalam Taurat disebutkan;
Wahai anak cucu Adam! Janganlah takut dengan kekuasaan seseorang selama kekuasaan-Ku masih tetap dan Kekuasaan-Ku akan selalu tetap dan tidak akan sirna selama-lamanya.
Hai anak cucu Adam! Aku telah menciptakanmu agar kamu beribadah kepada-Ku. Oleh karena itu, janganlah kamu bermainmain!

Hai anak cucu Adam! Janganlah kamu takut dengan rizki yang sedikit selama gedung-gedung rizki-Ku itu penuh banyak. Dan
(sesungguhnya) gedung-gedung rizki-Ku itu tidak akan sirna/habis selama-lamanya.

Wahai anak cucu Adam! Aku telah menciptakan langit dan bumi.
Aku tidaklah lemah dalam menciptakan semuanya. Apakah kamu menganggap-Ku lemah untuk memberikan satu roti yang Aku
bagikan setiap waktu kepadamu?

وقوله أعى مضارع عي بكسر عين الفعل من باب تعب أي ولم أعجز ويعيى بضم
حرف المضارعة من أعيا الرباعي

Lafadz ‘ أعى ’ dalam perkataan Rasulullah merupakan bentuk
fi’il mudhorik dari fi’il madhi ‘ عيّ ’ dengan kasroh pada huruf ain fi’il,
yaitu termasuk bab lafadz ‘ تعِب ’, artinya adalah ‘ لم أعجز ’ atau Aku tidak
lemah. Sedangkan lafadz ‘ يُعيى ’ dengan dhommah pada huruf ya
mudhoroah ( ي) termasuk bab lafadz ‘ أعيا ’, yaitu fi’il ruba’i.

يا ابن آدم كما لا أطالبك بعمل غد فلا تطالبني برزق غد يا ابن آدم لي عليك فريضة
ولك علي رزق فإن خالفتني في فريضتي لم أخالفك في رزقك على ما كان منك يا ابن
آدم إن رضيت بما قسمته لك أرحت بدنك وقلبك وإن لم ترض بما قسمته لك سلطت
عليك الدنيا حتى تركض فيها كركض الوحش في البرية أي الصحراء، وعزتي وجلالي لا
ينالك منها إلا ما قسمته لك وأنت عندي مذموم
Hai anak cucu Adam! Sebagaimana Aku tidak menuntutmu dengan amal besok, maka janganlah kamu menuntut-Ku dengan rizki besok! Hai anak cucu Adam! Wajib atasmu melakukan kefardhuan untuk- Ku dan wajib atas-Ku memberikan rizki kepadamu. Kemudian apabila kamu tidak mentaati kefardhuan-Ku maka Aku tetap memberimu rizki sesuai apa yang telah ditetapkan.

Hai anak cucu Adam! Apabila kamu ridho dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu maka sungguh kamu telah memuaskan
tubuhmu dan hatimu. Dan apabila kamu tidak ridho dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu maka Aku menguasakan dunia untuk
mengalahkanmu sehingga kamu akan bingung di dunia sebagaimana binatang-binatang liar merasa bingung di lahan yang lapang. Demi
kemuliaan dan keagungan-Ku! Kamu tidak akan memperoleh dari dunia kecuali apa yang telah Aku bagikan kepadamu dan kamu disisi-Ku adalah orang yang tercela.”

Wallahu A'lam Bishowab..

NB :
Marilah Kita Dengarkan Pemaparan Keterangan Diatas Dengan Hati Yang Bersih Supaya Pemahaman Kita Sambung Dengan Beliau guru kita Ustad Ahmad Amiruddin Dan guru beliau Sampai Ke Rasulullah Saw, Aamiin 🤲🙏

Rutinan Malam Sabtu
Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU
Lil Ustad Ahmad Amiruddin
Kajian Fiqih Kitab Kasyifatus Saja
Syaikh Nawawi bin Umar Albantani
Tgl 25 Oktober 2024

Address

Tegal

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Majlis Ta'lim Far'ul Ulum - MTFU posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share