11/07/2025
Suami nikah lagi tanpa izin, giliran aku us ir malah playing vict im kayak gini.
AMBIL SAJA SUAMIKU 2
Aku memasukkan bar+ang-bar+ang Mas Arkan ke dalam koper dibawah tatapan mata jer+nih Celia. Ba+rang-ba+rang ini tinggal sebagian. Setengahnya lagi sudah dibawa Mas Arkan ke rumah baru yang akan dia tempati bersama Mayang.
"Kita mau jalan-jalan?"
Aku meletakkan sepo+tong kemeja terakhir, menghela napas panjang dan menatap ga+dis kecilku yang cantik itu. Pack+ing baginya adalah jalan-jalan. Setahun lalu, Mas Arkan mengajak kami jalan-jalan ke Bogor saat ula+ng tahun Celia yang ke empat. Kami mengunjungi Taman Safari, menginap di ho+tel daerah punc+ak, dan berke+liling naik kuda di Cimory Dairyland. Bagi Celia itu adalah kenangan indah tak terlu+pakan. Kenangan terakhir bersama Sang Ayah sebelum kehadiran Mayang menghanc+urkan semua.
"Nanti kita akan jalan-jalan sama Eyang Putri dan Eyang Kakung."
Aku mencoba tersenyum meski di dalam sini, hatiku per+ih tak terkira. Bagaimanapun, dulu kami pernah sangat saling mencintai.
"Kenapa nggak sama Ayah?"
"Ayah ada tugas keluar kota. Tugasnya lamaaaa. Jadi, Celia jangan tanya-tanya Ayah dulu ya. Kasihan, nanti Ayah nggak tenang disana."
Rabb, aku terpa+ksa berbohong. Bagaimana mungkin aku mengatakan pada an+ak berusia lima tahun bahwa ayahnya sudah menikah lagi dan akan tinggal bersama perempuan lain?
Celia tampak berpikir sejenak. Tak lama, dia mengangguk dan kembali asyik dengan buku magic waternya. Aku menutup resleting koper dan memandang berke+liling, kalau-kalau ada barang Mas Arkan yang ketingg+alan. Lalu, pandanganku terpa+ku pada foto Mas Arkan yang sedang menuntun kuda poni yang ditunggangi Celia. Itu foto kenangan yang diambil fotografer dad+akan disana dan kami memutuskan memba+yar dan membawanya pulang.
Mungkin, Mas Arkan menginginkan. Hubungan denganku akan segera terputus saat palu ha+kim dike+tuk, tapi, selamanya, Celia adalah putrinya. Nanti jika akan menikah, Celia tetap bu+tuh Mas Arkan sebagai walinya.
Kuputuskan memasukkan foto berbingkai itu ke dalam koper. Selesai. Kuta+rik koper itu keluar dan mulai meman+askan mobil. Mas Arkan memang benar sedang keluar kota hari ini. Dia sempat cerita akan segera mendapatkan tender besar, berupa pembangunan stadion olahraga di ibukota provinsi tempat kami tinggal.
"Kalau proyek ini selesai, kita bahkan bisa jalan-jalan keluar negeri tanpa suntikan dana dari Papamu, Kay."
Tapi itu dulu, sebelum perselin+gkuhan mereka terbon+gkar dan Mas Arkan memut+uskan menikahi Mayang sekalian.
Aku tersenyum mi+ris. Kamu nggak akan pernah memenangkan tender proyek itu, Mas. Kamu bahkan tidak akan pernah memenangkan apapun lagi. Dan kamu akan melihat, sampai dimana perempuan yang mengaku mencintaimu itu setia mendampingi saat kau berada di titik nadir.
Aku memasukkan koper Mas Arkan ke dalam bag+asi mobil dan pa+mit pada Bik Asih. Pemban+tuku yang setia, yang sudah kuanggap keluarga sendiri itu menatapku dengan mata berka+ca-ka+ca. Dia tahu dengan pasti apa yang terjadi pada rumah tanggaku.
"Titip Celia, Bik. Tolong isikan pulpen air nya kalau sudah habis ya."
Bik Asih hanya menganggukkan kep+ala. Dia masih mengaw+asiku dari depan pintu pagar dan menutup pagarnya lagi begitu aku keluar. Aku tahu bahwa aku bisa mempercayakan Celia padanya. Keluarga Bik Asih, turu+n tem+urun bekerja pada keluarga Papa dan Mama.
Setelah menempuh tiga puluh menit berkendara, aku akhirnya tiba di sebuah rumah minim+alis yang jelas sekali masih baru. Cat-nya berwarna kuning ga+ding, dengan kusen-kusen berwarna mahoni. Aku tersenyum g+etir. Selain mera+mpas suamiku, dia bahkan meniru warna cat rumahku.
Aku turun dan mendor+ong pagar, lalu naik lagi ke dalam mobil dan melaju, melewati catport dari batu alam yang juga masih baru. Carport-nya kosong, itu artinya, Mas Arkan tak ada di rumah.
Aku turun dan mengel+uarkan koper dari baga+si, menye+retnya ke tera+s dan menge+tuk pintu depan.
"Iyaaa, Mass! Sebentar, Sayaangg!"
Kudengar suara Mayang dari dalam. Rupang dia mengira Mas Arkan yang pulang.
"Aku kira Mas masih besok pulangnya, pasti kang+en sama … "
Pintu terbuka, suaranya menghilang dan matanya seketika membola melihat aku berdiri di hadapannya.
"Kayyisa?"
Aku mendor+ong koper Mas Arkan mende+kat.
"Aku kemari menga+ntarkan koper Mas Arkan. Mulai hari ini dia bukan suamiku lagi. Silakan, nikmati barang hasil ram+p*sanmu sepu+asnya."
Wajah itu langsung memerah. Dia menatap koper itu sejenak, lalu beralih padaku.
"Hanya sampai disitu perjuanganmu, Kay? Kukira tadinya kau akan berjuang memper+tahankan suamimu, sorry, suami kita."
Senyumnya jelas mengh+ina. Aku memb+alas senyum itu sedikit.
"Sebelum kalian menikah, aku memang berju+ang untuk mempertahankan suamiku, Mayang. Tapi, ketika dia sudah menikahmu dan aku memang tak pernah berniat diduakan, maka, kusera+hkan dia padamu. Aku tak mau menghabiskan hidupku dengan terus cem+buru dan memikirkan kalian. Aku bukan perempuan yang s**a meru+sak pagar ayu."
Wajahnya makin merah pad+am. Dia diam, seperti orang kehabisan kata-kata. Padahal di status WA dan semua akun sosial media nya, dia begitu pandai bicara dan memutar balikkan fak+ta.
"Okey, semoga kalian bahagia. Dan kuharap, kau tetap ada disisinya apapun yang terjadi nanti."
Seperti mendapat angin segar atas perka+taanku, Mayang tersenyum.
"Oh, tentu saja. Aku akan tetap disisinya bagaimanapun keadaan Mas Arkan nanti. Karena kami sa+ngat saling mencintai."
"Great. Selamat tinggal mantan sahabatku."
Aku berbalik dan meningg+alkannya. Bisa kura+sakan matanya menga+wasi punggungku. Dengan sengaja, aku memutar mobil di carp+ort dan memu+tar meli+ndas rumput jepang mahalnya. Keluar dari pag+ar, kulihat Mayang berlari keluar rumah dan menutup pagar itu sambil bibirnya komat kamit entah bicara apa.
Kenapa? Mar+ah? Rumah itu, dan semua bagiannya, dibe+li oleh ua+ng suamiku. Ya, aku tahu dengan pasti bahwa rumah itu dibeli Mas Arkan beberapa bulan sebelum mereka menikah.
Ponselku di atas dashboard bergetar. Kuusap layarnya dengan sebelah tangan dan sebuah pesan dari seseorang langsung tampil di halaman mu+ka.
(Arkan sedang berjalan menuju jurang keha+ncuran, Kayyisa. Apa kau ingin menya+ksikannya?)
***
Judul AMBIL SAJA SUAMIKU
Author Yazmin_Aisyah
Baca lebih cepat klik link di bawah
AMBIL SAJA SUAMIKU - Yazmin_Aisyah
Memang benar kata orang, jangan pernah memasukkan perempuan lain ke dalam rumah tanggamu, bahkan mes...