07/08/2025
Kubuat pela kor caper kena mental.🤣🤣
Aku segera memarkirkan motorku dengan asal di ba+dan jalan, dengan langkah mantap menuju rumah warga tersebut. Memperhatikan dengan seksama motor tersebut, dan benar saja itu motor yang sama yang dipakai mas Azzam ketika berangkat bekerja tadi.
“Tidak salah lagi, ini benar motorku.” Li+rih, lalu aku berniat akan menge+tuk pintu, tetapi dari dalam terdengar suara der+ap kaki dan orang sedang meng+obrol.
“Dadah, ayah berangkat kerja dulu ya, nanti ayah datang lagi. Janji, besok ayah akan menginap di sini,” suara pria yang sangat aku kenal. Dengan cepat aku berlari menuju motorku, menyembunyikan di balik rumah wa+rga yang lain, lalu memperhatikan rumah tersebut. Jantung rasanya seperti akan melo+mpat, ketika mendengar suara mas Azzam, apalagi dia menyebut dir+inya dengan sebu+tan ayah, itu berarti…, ahk, ota+kku rasanya agak ngeblank sedikit
Tidak lama pintu terbuka, hampir saja tubu+hku lim+bung, tangan segera berpegangan pada motor dan tub+uh bersandar ke din+ding rumah warga.
“Mas Azzam,”
“Ya sudah, aku berangkat kerja dulu. Nanti aku akan datang lagi pas makan siang, masak yang en+ak,” masih terdengar obrolan mereka di telingaku, da+da berge+muruh he+bat.
“Iya, tapi janji loh. Besok ngi+nap di sini, Azka juga kan mau ti+dur sama ayahnya. Bukan hanya Melisa dan Azkira saja, lagian, istrimu itukan si+buk ngu+rusin dagangannya,” ucap perempuan berdaster merah muda itu sambil mencium dengan takzim tangan mas Azzam.
“Iya, nanti aku akan cari alasannya agar bisa nginap di sini.” Jawab mas Azzam mengec+up kening wanita tersebut lalu mencium wajah boc+ah imut, mungkin usianya sekitar satu tahun lebih.
“Terus saja seperti itu, lalu kapan kita bisa seperti orang-orang. Aku juga mau jalan-jalan bareng kamu, mas. Tanpa harus sembunyi-sembunyi seperti ini. Lagian kamu itu punya hak untuk memiliki istri lebih dari satu,” omel wanita tersebut sambil bers+ungut.
“Sstt, jangan ke+ras-ke+ras. Nanti bisa didengar orang lain, kamu tahu sendirikan, saat ini semua yang aku punya milik Clarisa, jadi jangan ba+wel. Yang penting 60 persen ga+jiku sudah untukmu,” sahut mas Azzam dengan nada penuh dengan penek+anan.
“Iya sih, tapi kan…”
“Sudahlah jangan cere+wet. Kau paham kalau aku itu tidak s**a dibantah. Aku berangkat kerja dulu, tenang-tenang saja dirumah, paham?!” Sen+tak mas Azzam lalu ia menyalakan motornya dan pergi dari rumah itu. Aku masih sempat melihatnya semakin menjauh dan wanita itu dengan mim+ik wajah kes+al masuk kembali ke rumahnya.
Tubuhku mer+osot ketika melihat pemandangan tersebut, membe+kap mulut agar tan+gisku tidak terdengar oleh siapapun.
“Mas Azzam memiliki anak dan istri lagi? Dia bermain serong di belakangku, setelah apa yang telah aku berikan padanya.” Membati+n, aku mena+ngis tanpa nada. Entah sampai berapa lama aku menan+gis, setelah pua+s aku bela+nja dan bertanya tentang wanita itu, setelah mendapatkan info aku langsung pulang.
“Aku akan mengu+mpulkan bukti perseli+ngkuhan mas Azzam. Setelah itu aku akan mengu+rus percer+aian kami,” aku sudah mempersiapkan segalanya untuk mengge+rebek mas Azzam nanti malam. Aku sudah mencari informasi dari tetangga wanita tadi, bahwa disana kampung itu ia terkenal sebagai wanita pengg+oda suami orang. Memiliki 3 orang anak dengan bapak yang tidak jelas.
***
Mas Azzam pulang agak cepat, mungkin dia akan mempersiapkan segalanya untuk mengi+nap di rumah gundiknya. Aku membuatkan teh han+gat untuknya, berusa+ha bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apapun.
“Tumben pulang cepat, mas?” Tanyaku sambil meletakkan gelas berisi teh di dekatnya.
“Iya, ini pak Masrial ngajak keluar kota. Ada kerjaan, mau survei masalah lah+an sengketa. Ada war+ga yang min+ta tolong ur+uskan. Mungkin mas akan mengin+ap semalam nanti, dek.” Jawabnya jelas berbohong, karena aku sudah tahu apa renc+ananya, itu hanya alasan saja.
“Oo, cuma berdua aja?” Bertanya, beru+saha tidak memperlihatkan gelagat mencu+rigakan.
“Iya, cuma berdua. Kalau kau gak berani dirumah sama an+ak-an+ak, aku bisa minta tolo+ng ibu tidur di sini,” ucap mas Azzam lagi.
Wah, ide bagus. Karena nanti malam aku juga akan bera+ksi, kalau membawa Melisa dan Azkira itu pasti akan pay+ah.
“Boleh. Apa yang harus aku persiapkan, baju atau apa?” tanyaku lagi berusaha mena+han ama+rah yang sudah mengge+legak ini, padahal rasanya sudah ingin menca+bik-ca+bik dag+ing Mas Azzam, tetapi harus dita+han.
“Tidak usah, semalam doang juga,” Mas Azzam bera+njak ban+gkit, ia menuju ka+mar ma+ndi.
“Lihat saja nanti, mas. Aku akan buat kau juga han+cur, sama seperti perasaanku saat ini,” bergum+am dalam hati, mengep+alkan kedua tinj+u geram.
***
“Loh, Ayah mau kemana? Bukannya sudah janji sama aku dan Meli kalau mau jalan ke taman malam kota malam ini?” Te+gur Azkira ketika melihat Mas Azzam sudah bersiap.
“Ayah harus kerja malam ini, tidak bisa menemani kalian. Lagian, kalian itu bukan an+ak kecil lagi, sebentar lagi juga akan ujian, lebih baik kalian berdua belajar,” pu+ngkas mas Azzam terlihat tidak senang. Aku masih bisa menah+an tidak mengucapkan apapun.
KUHAN CURKAN RUMAHKU KETIKA MAD UKU INGIN MENGU ASAINYA #3
Penulis : Angga Pratama
Aplikasi : KBM App