Hyiper cerita

Hyiper cerita Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Hyiper cerita, Book & Magazine Distributor, Temangung.

24/05/2024

cerita s*x][teman kantor part~2

hingga ia tersedak.
"Nnnggghhk...."
Nafasku yang terengah-engah merasakan hal yang pertama kali kunikmati. Ia membersihkan bibirnya dengan ujung sprei dan kemudian menindihku.
"Pinter banget kamu...".
"Hehehe....".

Lima belas menit kemudian aku dan Nindya menikmati sore hari dibelakang penginapan pada sebuah bangku kecil dibawah pohon rindang.
Hari telah gelap. Udara dingin merayap menyusuri perbukitan disekitar penginapan. Aku mengajaknya kembali kekamar.
"Masuk yuk,dingin banget diluar".
Sesampainya dikamar direbahkan tubuhnya seraya memainkan ponselnya.
"Taro d**g hapenya...".
"Hhhmmmm...emang mau ngapain lagi?".
"Pake nanya lagi...".
Kutindih tubuhnya. Kudekap erat untuk mengusir hawa dingin puncak.
"Dingin wan...angetin akuuu...".
"Iyaaa....ini juga mau aku angetin....".
Tanpa dikomandoi lagi ia melepaskan kaos dan celana jeans-nya. Lampu kamar yang sengaja kustel redup menambah keindahan tubuhnya. Sebuah cermin yang cukup besar disisi ranjang memperlihatkan tubuh kami yang sudah dalam keadaan telanjang bulat.
"Niiiindyaaaa....malam ini kita puaskan bersama ya".
"Waaaan.... ooowhh....".
Desahan terdengar saat bibirku menjelajahi sekitar dua bukit kembarnya yang memang begitu bulat. Suara2 kecupanku disertakan kenyotan2 pada putingnya memenuhi ruangan kamar. Sesekali wajahnya terangkat memperlihatkan jenjang lehernya yang putih.
Kualihkan cumbuanku pada ketiaknya, menjalar kebawah,daerah pusarnya dengan perut dan pinggangnya yang ramping. Terhenti pada sebuah lembah yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Tak ayal lagi menjadi sasaran bibir dan lidahku.
Pinggulnya tersentak seketika, bergelinjang seolah meronta.
"Ssssshhh.... aaaahhhh....waaaaaan....enak bangggeet.... aaaaaawww........dalemnya waaan... aaahh".
Bibirku yang masih terus menjilati klentitnya disusul kemudian dengan kumasukkan jari tengahku. Sedikit aku putar dan kucongkel dengan lembut.
Rambutku dijambaknya. Kedua pahanya menjepit kepalaku.
Untu beberapa kali kemudian ia menjerit kembali.
"Aaaaaawww....waaaaan.... aaaarrggghhh.....aakkuuu.... aaaaahhh....".
Beberapa kali pinggulnya terangkat seiring dengan permainan jariku.
Kurasa sudah cukup pemanasan yang kulakukan. Kini aku diatas tubuhnya.
"Masukin gak?".
"Iyaaa....ntar cabut ya". Tangannya meraih p***sku dan digiring menuju vaginanya.
"Memek kamu enak aromanya".
"Aroma apa?".
"Vanila".
"Iiih....kamu tuh..."
Perlahan-lahan dan pasti p***sku memasuki lubang vaginanya. Dipeluk diriku erat2. Pinggulnya diangkat naik turun. Perlahan aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur. Mata kami saling berpandangan,kadang ia tersenyum. Senyum penuh kenikmatan, matanya setengah terpejam.
"Ssssshhh... aaaaaahhhh....hhhmmmhh....".
"Enak?".
"Iyaaaa.... oooowwwhhh....".
Kedua kakinya kebentangkan lebar sambil kudorong keluar masuk p***sku. Guncangan yang menimbulkan dua bukit kembarnya ikut bergoyang. Titik2 butiran keringat mulai muncul dikeningnya. Kuusap dan kucium lagi bibirnya.
"Lebih cepet lagi waan.... aaaakkkhhh... sebentar lagiiii....".
Tidak berapa lama p***sku seperti dijepitnya. Gerakan tubuhnya tak karuan. Sesekali pinggulnya terangkat kembali dan dihempaskan. Diiringi dengan jeritan.
"Aaaaaawww.... ssssshhh... aaaakkkhhh...waaan..... aakkuuuu... keluuuaar....".
Dipeluk dan digigitnya pundakku.
Aku juga merasakan hal yang sama.
"Cabut yaa...?".
" Iyyyaaa.... oooowwwhhh...pelan pelaaaan....".
Dengan perlahan aku cabut p***sku dan seketika itu juga beberapa kali muncratan tumpah diatas perutnya sebagian menetes diatas bulu2 vaginanya.
Percintaan itu diakhir dengan kami saling peluk dengan tubuh yang masih berkeringat,padahal udara puncak begitu dingin.
"Niiin...kenapa kita bisa jadi begini ya...?".
"Hhhmmmm gak tau wan...".
Wajahnya yang berada didadaku kuusap rambutnya. Aku tak tahu pasti perasaan ku saat ini. Yang jelas aku begitu mengasihinya.
"Nin...mulai sekarang,kau jangan gitu lagi ya. Aku gak rela. Aku gak tega ngeliat ku begitu".
"Begitu apa?".
"Kamu pasti tau apa yang gue maksud".
Ia tengadahkan wajahnya dan dipandanginya mataku. Seolah tak percaya apa yang
aku katakan. Diciumnya bibirku.
"Hhhmmmm...".

Malam semakin dingin.
Kehangatan menyelimuti tubuh kami dibalik selimut tebal.

24/05/2024

cerita s*x][teman kantor part~1

Aku bekerja pada perusahaan di kota Bekasi. Sebuah perusahaan supplier salah satu resto fast food.
Sebagai seorang supir mobil box tentu saja aku sudah malam melintang jalur2 jalan seantero pulau Jawa ini.
Kisah bermula saat aku sedang mengantarkan ke daerah Tangerang. Sekilas kulihat seseorang yang aku kenal selama ini. Nindya,salah satu kawan kantor. Yang menjadi fokus aku saat itu adalah ia berjalan dengan seorang pria yang jauh lebih tua dari usianya pada sebuah mall. Dari jauh aku ikuti kemana mereka pergi. Mereka masuk pada sebuah outlet pakaian wanita dan memilih beberapa potong pakaian dan juga pakaian dalam berwarna merah. Pantas saja ia tak masuk kerja hari ini. Rupanya ini pekerjaan sampingnya. Dalam perjalanan kembali ke Bekasi,pikiranku tertuju pada Nindya. Bisa saja ia melakukan hal itu. Gaji yang kecil mungkin menjadi penyebab hal itu ia lakukan.
Keesokan harinya kutemui dirinya saat istirahat makan siang.
"Nin,sini deh. Aku mau ngomong sebentar". Ajakku agak menyepi.
"Ada apa wan?".
Kulihat jam masih baru melingkar dipergelangan tangannya.
"Sini dulu...kita cari tempat yang sepi".
"Apaan sih...".
"Sini dulu...". Tegasku.
Ia menuruti ajakanku.
"Iya ada apaan?".
"Hhhhmmm...kamu kemaren kemana gak masuk?".
"Kepala gua pusing,gak enak badan".
"Jangan boong lu..".
"Maksud elu apa..?". Nadanya mulai meninggi.
"Gue liat lu kemaren jalan ama om2 kan di mall Karawaci". Aku bisikan pada telinganya.
Saat itu juga raut mukanya berubah. Rasa terkejut dan diam tak berkata apa2. "Iya kan".
"Terus kalo iya kenapa? Apa urusannya ama elu?"
"Iya sih gak ada urusannya ama gue. Gue cuma mastiin aja".
"Ya udah".
Ia pergi berlalu meninggalkanku.
Namun sejak saat itu ia sering curhat. Sikapnya melunak. Disaat ada waktu bersama aku sering mengantarnya pulang.
Hingga pada suatu sore saat ia kubonceng.
"Wan,elu mau?".
"Mau apa?". Tanyaku penasaran.
"Ya mau...". Tangannya yang berpegangan pada jaketku beralih pada selangkanganku. Diremasnya p***sku. "Elu jijik ya liat gue. Elu menilai gue rendahan".
Kugenggam tangannya. Aku tak banyak bicara. Yang kurasakan adalah ia menyandarkan kepalanya diatas punggungku.
Hari terus berlalu,hubunganku semakin dekat. Saat libur pergi kesuatu tempat hanya sekedar ngobrol,makan minum. Aku tak tahu apakah aku dan dia sedang pacaran atau tidak. Kami selalu bersama selepas kerja.
Pada suatu hari Minggu,tanpa direncanakan sebelumnya aku mengarahkan motorku kearah puncak Bogor. Iapun menurut saja. Berhenti pada sebuah warung pinggir jalan. Hujan rintik menambah suasana begitu syahdu. Kugenggam jarinya,ia membalas dengan lebih erat lagi.
"Yuk". Ajaknya.
Kali ini aku menuruti ajakannya. Berhenti didepan sebuah penginapan murah.
"Kamu yakin"? Tanyaku.
"Kamu..?".
Aku tak menjawab dan segera aku masuk area parkir.
Didalam kamar kami tak banyak bicara. Ia hanya duduk ditepi ranjang. Kuhampiri. Kurebahkan tubuhnya diranjang. Kuusap rambut panjang dikeningnya.
"Kamu cantik nin". Ucapku memecah kebisuan.
"Mulai deh ngegombal". Ledeknya.
Aku tak tahu harus berbuat apa pada gadis didepanku ini. Dengan kaos ketat. Tampak sekali bukit kembarnya yang menantang. Diraihnya tanganku dan diletakkan diatas dadanya.
"Bukannya kamu lama menginginkan ini?". Tanyanya.
Perlahan kudekati wajahnya dan kucium bibirnya lembut.
"Iya Nindya....".
Ia membalas ciumanku. Tanganku yang tak sabar segera menelusup dibalik kaosnya. Meremas salah satu buah dadanya. Tangannya dilingkarkan dibelakang leherku.
"Waaan....teruskan sayaaaaaang...".
Satu persatu pakaian kami terlepas berjatuhan dilantai. Jadilah kami kini dalam keadaan telanjang bulat.
Benar saja,ia memiliki tubuh yang indah. Putih dan mulus. Dengan dua bukit kembarnya dan puting kecil dilingkari warna coklat muda.
Seketika itu juga bibir dan lidahku menikmatinya. Dengan dua tanganku aku satukan dua daging kenyal itu dan kujilati satu persatu. Sesekali kubenamkan wajahku diantaranya.
"Oooowwwhhh waaaan..... sssshhh... aaaaahhhh....dingiiin....peluk aku lagiiii....".
Aku memeluknya dengan posisi kepalaku diatas buah dadanya. Degup jantung kudengar begitu cepat. Rambutku diusapnya.
"Niiin....". Aku cium lagi bibirnya dan kami bergulingan diranjang,ada saat dimana ia diatasku dan kubiarkan tubuhku dicumbunya. Ia begitu agresif dengan bibirnya, yang kurasakan saat ini adalah p***sku telah dilahapnya. Mempermainkan bibir dan lidahnya.
"Kamu s**a...?".
"Iya.. aaaaahhhh....enak banget niiin...". Desahanku sambil membelai rambutnya.
"Kepalanya apa batangnya?"
"Semuanya niin... entar kalo muncrat gimana?".
"Muncratin aja ..".
"Dalam mulut kamu?"
Ia tak segera menjawabnya malah semakin asyik dengan p***sku yang memerah basah. Benar saja,aku tak kuasa menahan lebih lama.... crreeeet... crreeeet.... crreeeet.... beberapa kali tembakan maniku dalam mulutnya. Dibiarkan sebagian menetes keluar,dan yang lebih kurasakan lagi adalah p***sku disedotnya.
"Niiiindyaaaa .... aaaaahhhh....eeeenngghhk....".
Tanganku menekan kepalanya lebih dalam

24/05/2024

cerita s*x][kesepian part~2

"Kau menggairahkan sekali Bu Halimah. Matamu memancarkan semangatku...".
Dibopongnya aku keatas ranjang. Saling bertatapan. Pandangan matanya menatap lembut.
"Mas...apa yang kita lakukan ini?".
Kini aku memanggilnya dengan sebutan itu.
"Hhhmmmm...katakan padaku bila kau tak menginginkannya".
Kuraba p**i dan bibirnya. Dari situ saja ia sudah tau jawabanku.
Tubuhku yang sudah dalam keadaan telanjang bulat dipeluknya erat. Cumbuan2 bibir dan lidahku seakan melenakanku. Hal yang kurindukan selama ini.
Kedua buah dadaku dijilatinya bergantian. Sesekali dikumpulkan ditengah dan kemudian ia benamkan wajahnya.
"Maaasss... ooouuuwwhhh...".
Tubuhku tak kuasa menahan sentuhannya. Dibaliknya tubuhku,dan kini dalam keadaan tengkurap ia menindihku dari atas. P***s besarnya menekan disela2 pantatku. Selanjutnya adalah dengan penuh kesabaran, punggungku dipijatnya hingga pinggang dan pantatku. Aku jadi teringat suamiku dulu. Ia selalu melakukan hal ini sebelum bercinta. Jarinya2 yg kekar dan penuh tenaga membuat perasaan lain saat menyusuri belakang tubuhku.
"Hhhmmmm...enak mas... hhhmmmm..".
Kurasakan pijatan tangannya sampai kebawah,area selangkanganku...pahaku...dan akhirnya berhenti pada vaginaku. Diremasnya. Tubuhku bergelinjang seakan ingin berontak,meronta saat dua jarinya ditelusupkan dalam liang vaginaku.
"Oooowwhh maaasss.... ssshhh aaakkhh...iya itu masss...".
Vaginaku yang mulai basah menimbulkan suara2 saat jemari tangannya mengocok keluar masuk vaginaku.
Selanjutnya pinggulku diangkat sedikit. Jadilah kini aku dalam posisi nungging. Detik berikutnya adalah sesuatu yang licin dan tumpul menerobos vaginaku.
"Aaaaawww... nnnggghhk...".
Keluar masuk dalam vaginaku. Aku menjerit..mendesah...menarik bed cover... menggigit bantal.
Beberapa saat berlalu ia cabut p***snya,dan tubuhku kembali dibaliknya. Disitulah aku lihat p***snya yang mengkilap,menjulang keatas dengan kepala helm yang besar. Pantas saja begitu sesak dalam vaginaku.
Direntangkan kedua pahaku,aku sudah siap untuk menerima terjangan torpedonya itu. Namum perkiraanku salah. Didekatkan wajahnya pada vaginaku dan selanjutnya... jilatan lidahnya menyapu seluruh permukaan bibir vaginaku...terlebih pada klentit.
Tubuhku kembali bergelinjang...meronta. Aku berusaha menjauhi kepalanya,namun saat rasa itu datang kutarik lagi dan kutekan lebih dalam.
"Maaassssa.... oooowwhh...gila kamu oooowwwhhh...apa lagi inniii...akkkuu.... aaakkhh....".
Bibir...lidah...dan sekarang dua jarinya dimasukkan lagi... pinggulku berlonjak lonjak merasakan kenikmatan itu. Sebuah kenyotan tepat pada klentitku membuat tubuhku mengejang beberapa saat. Kali ini benar2 kujauhi wajahnya dan aku bergulingan.
"Mmmmaaaassss....udaaaah...jangan siksa aku seperti ini.... aaaaahhhh..".
Ditindihnya lagi tubuhku.
"Masukin sekarang ya...". Ucapnya lembut. Kembali aku terlentang dan membuka jalan baginya. Kuraih p***snya dan kutuntun menuju lian vaginaku. Bleeesss....
"Aaaaawww...pelan pelaaann maasss...sakiiit... ooouuuwwhhh".
"Sakit beneran?".
"Iyaaaa...masa aku bohong... mmmmmm...".
"Ya udah aku pelan2 ya".
Dirapatkan kembali kaki dan ditekuknya ke dadaku. Semakin sesak vaginaku...namun...betapa nikmatnya...aku hanya bisa merasakan lesakkan p***snya. Lambat laun semakin cepat,dan kubiarkan itu terjadi. Aku lebh merasakan kenikmatan itu daripada menahan rasa ngilu. Selanjutnya satu kakiku diangkatnya dan diletakkan dibahunya dan ia masih terus memompa vaginaku. Bulu2 halus didadanya aku raba,nampak sekali keringat mulai membasahinya.
"Sayaaaang....". Ucapnya lembut.
"Iyaaa...kenapa?"
"Aman kan didalam?"
"Iya didalam aja. Aku ingin menikmati kehangatannya".
Ia hanya tersenyum, diciumnya bibirku lagi dengan lembut.
Tidak lama setelah itu tubuhku seakan ingin meledak... kucengkeram kuat bahu lengannya,kedua kaki kuangkat dan kusilangkan pada pinggulnya,kujepit erat. Ia tau bahwa aku telah mencapai puncaknya, seketika itu juga ditekannya lebih dalam p***snya hingga akupun ternganga, berbarengan dengan itu tubuhku yang bergetar hebat melonjak lonjak ditambah lagi dengan beberapa kali tembakan cairan hangatnya. Aku memekik,semakin kujepit dengan kakiku,kutarik tubuhnya agar bisa kupeluk.
"Mmmaaassss.... ooouuuwwhhh..
dorong yang kuat maass... aaakhh.. nnnngghhk...".
"Sayaaaang...aku keluar juga...
aaaahhhh... nnnggghhk....".
Hentakan demi hentakan hingga tembakan terakhirnya. Iapun terkulai lemas diatasku. Nafas yang saling memburu,keringat membasahi ku dan tubuhnya.
Kulepaskan jepitan kakiku,dan akupun terkulai lemas. Kurentangkan kedua tanganku,saat itu diciumnya.
"Iiihh...geli tau...masih mau lagi?".
"Kalo kamu mau".
"Sudah malam".
"Apa mau menginap disini?".
"Besok aku kerja pake baju apa? Masa pake baju yang tadi. Bau tau".
"Pake parfum juga wangi lagi. Gak ada yang tau kan. Lagipula kan sama aja seragamnya".
"Kamu tuh ya...bisa2nya...". Kupencet hidungnya. Ia mengelak dan mencubit pinggangku. Candaan gelitik dan kami bergulingan lagi. Hingga p***snya terlepas

24/05/2024

cerita s*x][kesepian part~1

Pikiranku menerawang jauh,teringat almarhum suamiku yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Kesepian menderaku. Terlebih pada malam hari disaat aku membutuhkan belaian tangan seseorang. Seseorang yang memanjakan dan meluapkan segala hasratku.
Usiaku yang sudah tak lagi muda mungkin membuat tak ada laki2 yang tertarik padaku. Apakah usiaku yang menginjak lima puluh tahun ini sudah tak menarik lagi. Entahlah. Dua anakku telah berumah tangga dan tinggal dikota lain bersama suaminya. Tinggallah ku sendiri,kesepian. Walaupun hari2ku kuisi dengan banyak kegiatan. Namun bila malam hari. Hasrat itu muncul kembali dan kulampiaskan dengan tangan ataupun sebuah timun untuk mencapai kepuasan ku.
Untung saja aku masih bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari hari. Sebagai salah satu staf pada sebuah pabrik.
Suatu siang bossku memanggil keruangannya.
"Bu Halimah,besok ada kedatangan staff dari perwakilan Surabaya. Tolong nanti ibu yang mendampingi. Dia mau observasi dipabrik. Ibu kan senior disini. Saya rasa ibu tau betul keadaan disini. Tolong ya Bu".
"Baik pak. Berapa hari pak?".
"Saya juga belum tau persis. Dua hari mungkin. Itu kebijaksanaan pihak sana".
"Baik pak. O ya, namanya?".
"Pak Suherman. Nanti biar driver yang menjemputnya di bandara".
"Baik pak".
***
Keesokan hari pintu ruanganku diketuk oleh seseorang. Muncullah seseorang yang belum aku kenal.
"Selamat pagi. Dengan ibu Halimah? Saya Suherman dari Surabaya".
"O iya.. selamat pagi pak. Cepat sekali nyampenya. Silahkan masuk pak".
"Iya Bu. Saya mengambil pesawat paling pagi. Biar cukup waktu disini".

Selanjutnya kami membahas apa yang akan dilakukan dan area2 mana untuk dikunjungi.
Setelah makan siang barulah kami bisa berkeliling pabrik. Ia nampak antusias sekali dan mudah sekali menangkap apa yang aku jabarkan. Usianya mungkin lebih muda beberapa tahun saja dariku. Berperawakan tinggi,perut sedikit buncit. Tatapan matanya itu tak mampu aku menatap lebih lama. Seakan diriku ini disirami air sejuk yang membasahi ku. Pembawaannya juga tenang. Beberapa kali aku malah yang tidak fokus. Kuharap ia tak merasakan apa yang aku hadapi.
Menjelang sore kami kembali ke kantor dan membahasnya serta mencatat hal-hal yang penting.
"Hari ini cukup dulu deh Bu. Besok kita teruskan lagi. Saya respect sekali ini. Keadaan dan suasana pabrik menyenangkan,bersih dan tertib".
"Biasa aja pak. Ini kan boss juga yang mau. Nanti begitu pembangunan pabrik yang di Surabaya udah jadi,ajak2 lah saya juga ya pak. Sekalian jalan2. Saya belum pernah kesana ".
"Ya pastinya d**g. Saya akan undang ibu kesana dalam peresmian dan gunting pita".
"Aaah...pak Suherman bisa aja. O iya ini kunci mobil untuk fasilitas bapak di jakarta. Apa mau pake supir pak?".
"Gak usah. Biar saya aja sendiri".
"Baiklah kalau begitu".
Suara sirine pabrik menandakan jam pulang kantor.
"Bapak nginep di hotel mana?".
Tanyaku
"Di Aston Bu".
"Dari sini tau jalannya?".
"Ya belum paham sekali sih. Nanti saya buka google maps. Atau mungkin Bu Halimah mau jadi guide saya?".
"Hhhmmmm gimana ya..?".
Antara sikap malu dan berharap ia mengajakku. Akhirnya aku sudah berada dalam mobil bersamanya.
Setelah mengitari area Tangerang. Ia mengarahkan mobilnya menuju hotel.
"Bu Halimah s**a ngopi?. Ngopi dulu yuk".
"Udah malam pak. Saya mau pulang".
"Ya ampuuun...saya sampe lupa.".
Ia menepuk dahinya. "Terus gimana d**g?".
"Ya antar aku pulang d**g".
"Ok saya antar pulang. Tapi ngopi dulu ya.."
Entah setan mana yang mempengaruhiku,aku menurut saja saat aku diajaknya menuju lobby disamping hotel dan memesan kopi.
Hingga tak terasa aku menghabiskan dua cup kopi. Tiba2 saja tanganku digenggamnya erat. Aku berusaha menarik tanganku,nun ditahannya.
"Apa sih. Malu diliat orang tuh".
"Jadi kalo gak diliat orang?".
Aku tak bisa menjawabnya. Aku salah tingkah.
"Masuk yuk. Kita ngbrol didalam".
Tangannya menggandeng pinggulku dari samping. Jantungku berdebar,tak tahu apa yang bakal nanti terjadi.
Didalam kamar saat aku meletakkan tasku diatas meja tv,tiba2 saja ia merangkul ku dari belakang. Hembusan hangat nafasnya menyelimuti tengkukku, membuat bulu romaku berdiri.
"Pertama kali aku melihatmu...aku sudah jatuh...".
Aku menggeliatkan leherku,berusaha menghindar. Namun pelukannya semakin keras,ujung hidungnya menyusuri setiap lekuk belakang leherku.
"Hhhmmmm...jangan pak...terlalu cepat kita berbuat begini".
"Kita hanya punya waktu malam ini dan besok".
Dibaliknya tubuhku dan saat itu didaratkan bibirnya pada bibirku.
Sisi lain hatiku menolaknya,tapi sisi lain hatiku membutuhkannya. Iyaa..aku membutuhkan belaian seperti ini. Peahan kubalas ciumannya. Hal yang tak kurasakan lagi tahun2 belakangan ini.
"Kau menginginkannya bukan?".
"Hhhmmmm...".
Mana mungkin aku menjawabnya karena satu persatu pakaianku terlepas,jatuh kelantai. Begitu juga dengan pakaiannya. Ia masih terus menciumku. Kedua tangannya meraih pantatku dan diremasnya, ditekannya hingga vaginaku menyentuh p***snya

11/05/2024

chat s*x yuk sange ni

28/03/2024

MALAM MINGGU YANG NIKMAT part6

Ia ciumi pahaku dan pinggulku. Aku kini sudah tak berdaya karena lama aku menyimpan nafsu birahi.

“Pak .. malam ini aku ingin benar-benar puas, seperti puasnya perempuan Jepang yang digauli oleh orang hitam di dalam film BF,” rintihku.
Pak Agus dengan nafsu yang menyala-nyala dan ganas bertanya kepadaku.
“Ibu nonton film BF? Bagaimana ceritanya?”

“Laki-lakinya seperti Pak Agus, barangnya sangat besar dan panjang. Ia dengan ganasnya mengocok perempuan Jepang sampai berkali-kali. Ia merintih-rintih, lalu ia tergeletak lemas dengan memperoleh kepuasan yang luar biasa. Pak Agus.. Aku juga malam minggu ini ingin seperti perempuan Jepang itu.”

Kemudian Pak Agus membalikkan tubuhku. Kini aku terlentang, dan Pak Agus dengan mudah membuka sarung. Memang aku sebelumnya tidak memakai CD. Ia mengangkangkan kedua kakikuku, lalu ia menciumi kemaluanku sambil meludahi lobangnya dan meremas-remas payudaraku. Kini aku tak kuasa lagi menahan nafsuku, rasanya ingin meledak.

Pak Agus membuka baju kaosnya dan celana dan CD-nya. Barang Pak Agus luar biasa tegak dan keras, besar dan panjang. Kemudian ia membuka kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat dengan sinar yang cukup terang. Sehingga nampak jelas urat-urat kemaluan Pak Agus yang siap menerjang lobang kemaluanku.
Pak Agus merebahkan tubuhnya kemudian memelukku dengan gemes dan mengecup bibirku sambil menggigit-gigitnya, sementara p***snya dijepitkan ke antara kedua pahaku. Terasa hangat di pangkal kedua pahaku sambil barangnya bergerak-gerak. Kini Pak Agus sudah tidak sabar lagi, akupun juga. Pak Agus menindihku.

“Aduh… Pak… berat sekali badan Bapak,” kataku terengah-engah di bawah himpitan tubuhnya.

Pak Agus mengangkangkan pahaku seperti V. Ia meludahi lobangku dan barangnya agar licin dimasukkannya. Begitu banyak Pak Agus meludahi lobangku sampai meleleh ke pintu lobang a**sku.

Pak Agus mengarahkan barangnya yang sangat besar, panjang dan keras itu ke lobang vaginaku yang kecil tapi montok. Ia menekannya tapi pertama dan kedua kali tidak berhasil Masuk.

“Aduh.. Pak.. Pelan-pelan, Pak,” jeritku.
“Katanya ingin puas ngerasain keganasan barangku?” Pak Agus berbisik dengan suara terengah-engah.
“Nanti, Pak.. kalau sudah masuk semua. Sekarang pelan-pelan dulu.”

Ketika ia menekan kembali, akhirnya p***snya berhasil menerobos lobang kenikmatanku. Croook… Trooot… Bleees… Kemudian ia menindihiku. Kini tubuh tinggi, besar dan kekar itu menindihi diriku yang kecil mungil. Ia mulai menggenjotku.

Mula-mula ia mengayunkan pinggulnya pelan-pelan. Makin lama makin keras dan ganas, sambil menekan. Ketika ia dengan ganasnya menekan p***snya sampai rasanya nyelu dan ngenyut, sambil memelukku dengan gemes dan ganas.

“Aduh.. Pak!” aku berteriak kecil.
Ia terus menggenjotku dengan tenaga yang kuat dan kerasa sampai aku terkentut karena menahan genjotannya. Memang nikmat sekali, nikmat yang luar biasa. Kemudian aku menggelinjang sambil merintih dan menjerit. Sroot… Aku memcapai puncak kenikmatan. Dan Pak Agus kuat sekali, ia belum juga orgasme.

“Udah dulu, Pak…” kataku dengan suaraku terengah-engah.
“Ibu tengkurep. Aku ingin masuk ke lobang belakang. Aku akan keluarkan spermaku di lobang belakangmu,” bisiknya padaku.
Aku mulai tengkurep, dan Pak Agus mulai menindihku. Ia meludahi lobang a**sku sambil menusukkan jarinya. Aduh rasanya… Kemudian ia menusukkan rudalnya ke lobang a**sku. Setelah empat kali tekan baru bisa masuk.

Ia menggenjot dengan ganasnya. Makin lama makin keras kocokan dan genjotannya, lalu muncratlah air hangat ke dalam lobang a**sku. Aduh… nikmat lagi walaupun baru saja aku mencapai orgasme.

TAMAT

jangan lupa like,follow dan ikuti cerita s*x lainya

28/03/2024

MALAM MINGGU YANG NIKMAT part5

Pak Agus guru olah raga yang humoris. Setelah kejadian yang pertama itu aku masih sering ke sekolahan tapi aku sering menghindar untuk ketemu Pak Agus karena malu dengan kejadian yang kualami itu, kecuali banyak teman-teman.

Pada suatu ketika aku duduk berjauhan dari tempat olah raga, tapi aku melihat Pak Agus memperhatikan aku dari kejauhan, dan waktu itu kebetulan sepi tidak ada ibu-ibu yang lain. Pak Agus memandangi aku, aduh .. aku rasanya malu, kemudian ia duduk di sebelahku dan bertanya.
“Bagaimana, Bu… Masih terasa sakit dan nyelunya. Maafin aku ya, Bu..”
“Enggak kok udah enggak… Memang sehabis berhubungan badan dengan Pak Agus itu terasa lobang vaginaku terganjal oleh sesuatu sampai dua hari,” jawabku sambil tersenyum malu.

Pernah suatu malam aku diajak nonton film BF oleh suami, aku pura-pura menolaknya, tapi suamiku memaksa dengan merayuku.

“Bagus kok filmnya dan agar kita nanti lebih hangat lagi. Kebetulan film itu antara orang hitam dan wanita Jepang.”

Ketika melihat kemaluan orang hitam aku terbayang barang Pak Agus.
“Pa.. besar dan panjang sekali anunya… sampai perempuannya menggeliat-geliat, menggigit bibir, dan ngerinti-rintih, sakit kali ya, Pa ..” bisikku pada suamiku.

“Tidak justeru itu ia merasakan puncak kenikmatan.”
“Kalau punya Papa… seperti itu asyik ya, Ma ..” bisik suamiku.
“Ah, mana mungkin. Papa kan orangnya kecil dan pendek, sedangkan dia tinggi besar.”
Suamiku berbisik lagi sambil meraba barangku: “Mungkin punya Pak Agus seperti itu ya, Ma..”
“Enggak tahu ya, Pa.. Kok Papa bilang begitu?” jawabku dengan perasaan terangsang.
“Ya soalnya dia pernah cerita pada saya.”
“Apa ceritanya, Pa ..?”

“Dia kalau berhubungan badan dengan isterinya, sebelum ia cerai, isterinya sampai sambat-sambat. Padahal isterinya juga tinggi besar, bagaimana kalau isterinya kecil seperti kamu?”
“Papa… kok isterinya Pak Agus dibandingin ke Mama..” sambil kuremas barangnya dengan gemes.

“Orang hitam itu kuat dan ganas mainnya, lihat tu Ma..”
“Papa…” aku jadi merangsang suamiku.

Kemudian filmnya dihentikan kami main dengan sangat hot sekali, tapi tidak se-hot waktu main dengan Pak Agus.

Besok harinya aku semakin ingin dipijet lagi oleh Pak Agus. Aku terbayang terus, setelah nonton adegan orang hitam dengan perempuan Jepang di film itu. Malam minggu kurang tiga hari. Pikiranku membayangkan apa yang akan terjadi pada malam minggu nanti setelah aku dipijet oleh Pak Agus.

Aku masih terbayang ketika barang Pak Agus yang besar, panjang dan keras itu mulai memasuki pintu kemaluanku. Aku rasanya mau menjerit karena bercampur antara sangat nyilu dan nikmat dan hangat.

Aku masih terbayang waktu ia mengecup bibirku dengan gemes sambil mengayunkan barangnya ke lobang kenikmatanku dengan diiringi bunyi ceplak.. ceplok.. srook…

Belum hilang dari bayanganku barang yang kepala lebih dari batang bagian tengah dan pangkalnya itu ketika dicabut dari lobang vaginaku berbunyi trooot.. ceplok… Apalagi waktu barangnya dimasukkan lobang a**sku yang awalnya terasa sakit lalu dengan pandainya permainan Pak Agus rasa sakit itu rasa nikmat yang sulit kubayangkan.

Kini tibalah malam minggu, malam yang kunanti-nantikan. Suamiku, sebagaimana biasanya, mempersilakan Pak Agus masuk. Sebelum memulai memijet, Pak Agus ngobrol dulu dengan suamiku. Sementara itu aku membuatkan kopi untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian suamiku mulai diurut. Sedang enak-enaknya diurut, tiba-tiba ada telpon dari Bosnya. Aku pun memanggil suamiku.

Setelah berbicara di telepon beberapa lama dengan bosnya, ia berkata padaku bahwa ia diajak ke luar kota untuk urusan bisnis. Lalu ia memberiku uang agar diberikan ke Pak Agus nanti setelah aku selesai diurut.

Dalam hati sebetulnya aku merasa sangat terangsang. Pikiranku membayangkan bahwa aku dan Pak Agus sebentar lagi akan melakukan sesuatu yang kenikmatannya sulit aku bayangkan.

Setelah selesai diurut, suamiku mandi, sementara aku mempersiapkan pakaian untuknya. Aku mengantarkan suamiku sampai di pintu melepas keberangkatannya. Setelah itu aku menutup dan mengunci pintu.

“Sebentar ya Pak, teruskan dulu minum kopinya, aku mau ganti baju,” kataku pada Pak Agus.

Aku memakai sarung dan kaos yang tipis, tanpa memakai CD dan BH, karena aku membayangkan sebentar lagi aku akan melakukan hubungan badan yang luar biasa.

“Gaya apa saja malam minggu ini yang akan dilakukan oleh Pak Agus terhadapku?” tanyaku dalam hati sambil berganti pakaian. Kusemprotkan parfum yang istimewa ke tubuhku.

Aku keluar dari kamar utamaku kemudian duduk dulu di ruang tamu bersama Pak Agus. Pak Agus tersenyum. Aku pun membalas senyumannya dengan memberi isyarat yang ia pahami maksudnya.
Kemudian Pak Agus mengajakku ke kamar tempat urut biasanya. Sepertinya Pak Agus sudah tidak sabar lagi. Aku mulai tengkurep. Pak Agus tidak mengurutku seperti biasanya karena nafsunya yang sudah sangat menggelora.

Ia menyingkap sarungku sampai ke panggulku. Ia mengelus-elus pahaku dan meremas-remas pinggulku.

28/03/2024

MALAM MINGGU YANG NIKMAT part4

Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat, jam menunjukkan 23.00. Ia meremas-remas tetekku sambil mengocokkan jarinya ke lobang vaginaku.

“Pak, masukkan… aku sudah tidak tahan.”

“Aku juga tidak tahan, aku sudah 4 bulan tidak pernah berhubungan badan, aku ingin malam minggu ini benar-benar puas, mungkin aku main sampai pagi,” timpal Pak Agus.
“Aku juga pak… Aku serahkan semua tubuhku pada Pak Agus. Tapi, oleskan minyak pelumas yang kusiapkan ini ke lobang vaginaku dan ke rudal Bapak agar aku tidak merasakan sakit.”

Aku siapkan parfum dan minyak pelumas yang harum.
“Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dicampur dengan ludahnya.

Kini Pak Agus mengangkangkan pahaku lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang itu lobang vaginaku. Ia menekan, tapi tak berhasil masuk. Kedua kalinya ia menekan lagi dan tidak juga berhasil masuk, aku menjerit kesakitan.

“Pertama rasanya agak sakit, karena lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tidak ngimbang,” katanya merayuku.

Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan minyak pelumas banyak sekali sampai meleleh ke lobang a**sku, ia campur air ludahnya. Ia mengolesi juga rudalnya dicampur dengan ludahnya, kemudian ia menekan rudal besar, panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya dengan tenaga yang super keras, akhir masuklah kepala rudal besar itu, dan aku pun menjerit kesakitan.

Ia terdiam, menahan sejenak, sambil menindihiku dan menciumiku, merayu dan berbisik ke telingaku.
“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.”
Aku mengangguk.

“Tahan ya, Bu, aku akan tekan lagi agar masuk semua,” bisiknya lagi.
Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku tidak tahan.
“Aduh.. sakit, Pak,” Jeritku tertahan sambil menggigit bibir.

Akhirnya barang itu trot… bleees… masuk semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke lobang rahimku. Kini beralih dari rasa sakit ke rasa nikmat yang luar biasa.
“Pak .. rasanya nikmat sekali.”

Semakin ganaslah Pak Agus menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang vaginaku akibat genjotan yang luar biasa. Nikmatnya luar biasa terasa sampai ke ubun-ubun, aku menggigil, meraung-raung kenikmatan.

“Aah… uuuh… uuh… aku… aku… mau mencapai puncak, Pak…”

Pak Agus menekan keras-keras. Aku pun mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Pak Agus sangat kuat dan bertahan lama, ia belum mencapai orgasme. Aku sudah lemas, tapi karena Pak Agus meremas-remas kembali tetekku dan menjelati vaginaku, aku mulai merangsang lagi.

Pak Agus menyuruhku nungging. Ia menusukkan kembali rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang, bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… sambil ia mengelus-ngelus lobang a**sku. Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang a**sku, jarinya ditusukkan ke lobang a**sku.

“Aduh… Pak!” jeritku.
Tapi ia pintar sekali menciptakan rangsangan baru. Ia kocok lobang a**sku pelan-pelang dengan jarinya, lama-lama aku merasakan nikmat.
“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”
Akhirnya Pak Agus menambahi minyak pelumas ke lobang a**sku, dan mencabut rudalnya dari vaginaku, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu a**sku.
“Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”
Kemudian menusukkan tepat ke lobang a**sku dan menekannya. Akhirnya barang besar itu masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan hingga separuh p***s itu. Ia mendorongku agar aku tengkurep. Begitu tengkurep ia menindihku, menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat sekali rasanya di a**s.

Sampai terasa ada cairan muncrat dari dalam lobang a**sku. Ia terus mengocok dan menggejot semakin cepat, aku merasakan nikmat sambil menahan genjotan. Prot… prot… druuuuut. Semakin ganas ia menggenjot sampai aku terkentut-kentut dibuatnya. Akhirnya Pak Agus mencapai puncaknya dan muncratlah pejunya memenuhi lobang a**sku.

Malam minggu itu aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku disetubuhi oleh Pak Agus sampai 4 kali hingga pagi.

Address

Temangung

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Hyiper cerita posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share