16/11/2025
BEL tanda istirahat baru berbunyi. Siang itu, Aurelio Angga Kalengkong, remaja 17 tahun menatap kosong sebuah lukisan pohon yang tampak di dinding kelas mereka. Siswa kelas 12 SMK Negeri 8 Halmahera Tengah itu terlihat seakan-akan murung.
Angga, sapaan akrabnya, tak lama lagi lulus di sekolah kejuruan tersebut.
Sebagai pelajar di daerah lingkar industri, ia mengalami dilematis antara keinginan untuk melanjutkan kuliah atau menjadi buruh tambang.
Belakangan, menjadi pekerja sektor tambang memiliki prestise tersendiri terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah industri nikel Maluku Utara.
Animo menjadi “anak tambang” seringkali melekat pada stigma masyarakat ketika sektor kerja lainnya dianggap tidak dapat memberikan jaminan yang layak. Tak jarang, fenomena ini pun ikut mewarnai tongkrongan generasi muda saat ini.
Saat diwawancarai cermat, Angga mengaku tak dapat mengelak bahwa kebanyakan teman-temannya justru memilih bekerja sebagai buruh tambang.
---
Selengkapnya di: website cermat.co.id