24/09/2025
𝐓𝐞𝐫𝐨𝐫 𝐝𝐢 𝐃𝐞𝐬𝐚 𝐓𝐞𝐦𝐨𝐧, 𝐏𝐚𝐜𝐢𝐭𝐚𝐧: 𝐖𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐁𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠-𝐁𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐮𝐫𝐨𝐧𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡𝐚𝐧
Pacitan – Suasana Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, berubah mencekam sejak Sabtu malam lalu. Bayangan teror menyelimuti warga setelah seorang pelaku pembunuhan brutal, berinisial AS alias Wawan, masih berkeliaran bebas tanpa tersentuh hukum.
Pendidikan Lumpuh, Sekolah Ditutup
Ketakutan warga mencapai puncaknya ketika sepuluh lembaga pendidikan — mulai dari PAUD, SD, SMP hingga MTS — memutuskan menutup gerbang mereka rapat-rapat. Aktivitas belajar tatap muka dihentikan, diganti dengan pembelajaran daring demi menjaga keselamatan siswa.
“Banyak anak yang rumahnya jauh di pedalaman dan harus berjalan kaki melewati hutan setiap hari. Itu terlalu berisiko,” ungkap Sumaryani, guru SDN 2 Temon.
Ruang kelas yang biasanya riuh kini sunyi. Keputusan meliburkan siswa dianggap langkah paling aman di tengah ancaman nyata yang membayangi desa.
Luka yang Membekas
Ketakutan warga semakin beralasan setelah fakta bahwa Wawan tidak hanya menghabisi nyawa mantan ibu mertuanya, tetapi juga melukai seorang bocah berusia 11 tahun, Arga Novalleky Saputra, siswa SDN 2 Temon. Hingga kini Arga masih dirawat intensif di rumah sakit.
Kondisi ini menjadi pengingat betapa nekat dan berbahayanya sang buronan. Bahkan pihak kecamatan menyebut sempat muncul kabar pelaku mengancam warga lain di lokasi kejadian.
Operasi Pengejaran Besar-Besaran
Menanggapi keresahan masyarakat, aparat kepolisian meningkatkan operasi pengejaran. Pada Selasa pagi, Polres Pacitan bersama Polda Jawa Timur mengerahkan unit elite K-9. Seekor anjing pelacak diturunkan untuk menelusuri jejak pelaku dari barang-barang yang tertinggal, seperti helm dan kaus kaki.
Jejak tersebut mengarah ke belakang rumah korban hingga ke tepi sungai, sebelum akhirnya terputus. Menurut Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, ada dugaan kuat pelaku berhasil menyelinap keluar dari Desa Temon dan menyeberang ke desa-desa tetangga.
Kini, area penyisiran diperluas ke hutan dan desa sekitar. Seluruh personel dikerahkan, sebab bagi warga Temon, setiap detik sebelum Wawan tertangkap adalah waktu yang dihabiskan dalam rasa was-was dan ketakutan.
---