
16/09/2025
Tunanetra Buruh Kayu Hidupi Istri-Anak Tunanetra
"Saya nangis ketika tahu kalau anak saya lahir gak bisa melihat kayak Ayah-Ibunya. Kenapa ujian ini gak ada habis-habisnya?" ungkap Pak Marhawi (55) menceritakan kembali kelahiran buah hati.
"Tapi aku harus bangkit. Mereka (anak & istri) harus saya nafkahi," katanya lagi.
Ternyata ujian Pak Marhawi tak sampai disitu. Bekerja menawarkan jasa pijat keliling, buat Pak Marhawi gak mematok harga. Dibayar seiklhasnya. Itupun ternyata masih ada yang tega membayarnya dengan uang mainan.
"Padahal uang itu mau saja belikan beras.
Cuman kata yang punya warung itu uang mainan. Hari itu saya, istri, dan anak saja harus puasa," ungkap Pak Marhawi.
Tak bisa terus-terusan bergantung pada upah pijat keliling, Pak Marhawi pun dengan nekat menerima kerjaan jadi upah angkut kayu.
Padahal pandangan tak bisa dilihat, tapi pekerjaan beresiko besar itu harus dilakukan.
"Kalau jatuh, tanggung sendiri akibatnya!"
Bukannya Pak Marhawi gak tau soal risiko. kerja ini, tapi tekadnya yang lebih kuat membuat kakinya akan terus melangkah sambil mengangkut beberapa kayu yang akan diolah.
Resiko celaka tak hanya sampai disitu. Pak Marhawi harus bekerja menggunakan kapak untuk membelah kayu-kayu itu. Bermodal tangan yang terus meraba.
"Saya gak bisa andelin dari upah pijat keliling aja. Makanya saya terima kerjaan ini," ungkapnya.
Siapa yang tak sedih kalau ternyata keluarganya adalah penyandang tunanetra? Apalagi anaknya pun harus menjalani nasib hidup yang sama. Keluarga ini 'gelap gulita. Tapi sedih yang berlarut-larut tidak akan menyelesaikan masalah seumur hidup. Pak Marhawi memilih bangkit, bekerja secara halal, dan pantang mengemis!
"Gak sedikit yang bilang kalau orang seperti saya mending ngemis aja. Pasti banyak yang iba. Padahal saya masih punya tenaga untuk bekerja."
Banyak harapan yang ingin ia perjuangkan dalam hidupnya meski fisiknya tak sempurna. Pertama, Pak Marhawi sangat ingin punya modal bangun warung di rumahnya. Link donasi
https://www.gerbangkebaikan.id/campaign /gkitunanetraburuhkayu