19/05/2025
"JANGAN NENGOK BELAKANG!! POCONG DI TEMPAT CUCI MOBIL INI MASIH GENTAYANGAN!"
Malam itu gerimis mengguyur kota kecil di pinggiran Jawa Barat. Lampu-lampu jalan berkelip redup diselimuti kabut tipis. Di salah satu sudut kota, berdirilah sebuah tempat cuci mobil tua yang tampak tak terawat, bernama “Bersih Kilat”. Dulu tempat itu ramai, kini hanya satu-dua mobil saja yang mampir. Kata warga, sejak kejadian tragis dua tahun lalu, tempat itu tak lagi sama. Ada yang bilang terdengar suara cekikikan tengah malam. Ada p**a yang bersumpah melihat pocong melompat-lompat di antara selang dan ember.
Cerita ini bermula dari seorang pemuda bernama Raka. Ia baru saja pindah ke kota kecil itu bersama istrinya, Sinta. Untuk menyambung hidup, Raka menerima pekerjaan sebagai penjaga malam di tempat cuci mobil “Bersih Kilat”. Upahnya kecil, tapi cukup untuk makan dan bayar kontrakan.
Pak Darto, pemilik tempat itu, seorang pria tua yang pendiam dan sedikit misterius. Saat menyerahkan kunci kepada Raka, ia berkata lirih:
“Kalau kerja malam... jangan pernah nengok ke belakang kalau dengar suara... apapun itu. Apapun.”
Raka hanya tertawa waktu itu. Ia pikir, Pak Darto hanya menakut-nakuti.
Malam pertama terasa biasa saja. Gerimis turun, angin dingin menampar kulit, dan suara jangkrik mengisi keheningan. Raka duduk di dalam pos kecil dengan termos kopi di sebelahnya. Pukul dua dini hari, saat ia mulai mengantuk, terdengar suara ‘ceplak… ceplak… ceplak…’ dari belakang.
Langkah kaki… tapi bukan seperti sepatu. Lebih seperti... benda basah yang melompat pelan.
Raka refleks ingin menoleh, tapi ia teringat pesan Pak Darto. Dengan gemetar, ia menunduk, pura-pura membaca koran.
Tiba-tiba lampu pos mati.
Gelap.
Raka menahan napas. Detak jantungnya memburu. Suara itu semakin dekat… dan tiba-tiba…
Braakkk!!
Sebuah ember jatuh di luar. Raka memejamkan mata, berharap semuanya hanya mimpi. Ia berani membuka mata lagi ketika azan subuh mulai terdengar samar dari kejauhan. Perlahan, lampu menyala kembali.
Esok paginya, ia mendapati lantai di dekat ember basah oleh lumpur. Anehnya, ada jejak kaki loncat seperti bekas pocong… memanjang dari arah parkiran hingga ke pojok gudang. Tapi tidak ada yang aneh di sana. Hanya gudang kosong berisi selang tua, lap, dan ban bekas.
Saat Raka melapor ke Pak Darto, pria tua itu hanya menunduk dan berbisik:
“Dia belum tenang...”
Sejak malam itu, tempat cuci mobil “Bersih Kilat” ditutup permanen. Raka dan Sinta menghilang tanpa jejak. Warga bilang mereka kabur. Tapi seorang anak kecil pernah melihat pocong duduk di pos penjaga, menyeruput kopi dari gelas yang sudah pecah.
Jadi, kalau kamu sedang cuci mobil malam-malam... dan mendengar suara ceplak... ceplak... ceplak..., ingat pesan ini:
Jangan nengok belakang.
Karena mungkin... dia sedang menatapmu dari sana.