Renungan Harian Alkitab

Renungan Harian Alkitab RENUNGAN HIDUPMUđź’•

Renungkanlah hidupmu setiap kali kamu punya kesempatan. happy life happy enjoy❤ jika ingin sukses carilah dahulu pengetahuan tentan Allah

14/11/2025

DOA ORANG BENAR MENDATANGKAN KUASA
November 15,2025

Baca: Yakobus 5:13-18

"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b)

Pemazmur menyatakan bahwa hanya orang-orang benar (saleh) yang boleh datang kepada Tuhan (baca Mazmur 15). Orang benar adalah orang yang hidupnya tidak bercela dan hidup dalam kebenaran. Firman Tuhan menegaskan p**a bahwa apabila orang benar berseru-seru (berdoa) kepada Tuhan dia akan memperoleh pertolongan, karena "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;" (Mazmur 34:16). Dari ayat ini jelaslah bahwa ada kuasa yang sangat dahsyat yang Tuhan berikan kepada orang-orang benar yang sungguh-sungguh beroda.

Banyak kisah dalam Alkitab yang menceritakan betapa berkuasanya doa orang benar itu. Ketika Elia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, mujizat pun terjadi. Saat berhadapan dengan Ahab, Elia berkata, "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." (1 Raja-Raja 17:1). Maka yang terjadi adalah hujan benar-benar tidak turun selama tiga setengah tahun. Namun ketika Elia berdoa kepada Tuhan supaya turun hujan, langit pun menurunkan hujan. Tertulis: "Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat." (1 Raja-Raja 18:45a).

Begitu juga dengan Elisa. Ketika ia berdoa, minyak dalam buli-buli seorang janda yang terlilit hutang tidak habis-habis sampai minyak itu dapat dijual, sehingga hutang-hutangnya terbayar (baca 2 Raja-Raja 4:1-7), dan karena doa Elisa p**a anak perempuan Sunem yang mati hidup kembali (baca 2 Raja-Raja 4:8-37). Contoh lain dapat juga kita baca dalam Yosua 10:12-15, di mana Yosua meminta kepada Tuhan agar matahari berhenti di atas Gibeon dan bulan di atas lembah Ayalon, dan doanya terkabulkan! Luar Biasa! Itu adalah beberapa contoh bagaimana Tuhan menjawab doa dari orang-orang benar.

Sebagai orang percaya kita pun dapat mengalami kuasa doa itu asal hidup kita benar-benar seturut dengan kehendak Tuhan. Kita juga sering mendengar kesaksian dari saudara seiman yang mengalami pertolongan dan mujizat dari Tuhan karena doa. Namun sebelum kita berdoa, Yakobus mengatakan bahwa kita harus saling mengaku dosa terlebih dahulu supaya doa kita didengar Tuhan!

Bila hidup kita benar dan tidak menyimpan dosa, doa-doa kita pasti mendatangkan kuasa!

07/11/2025

TETAPLAH KERJAKAN KESELAMATANMU!
November 8,2025

Baca: Filipi 2:12-18

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih p**a sekarang waktu aku tidak hadir," (Filipi 2:12)

Banyak orang percaya punya kerinduan besar untuk dapat memenangkan jiwa bagi Tuhan, tapi sayang, mereka tak memiliki kesaksian hidup yang baik. Bagaimana mungkin bisa memperkenalkan Kristus kepada orang lain bila perbuatan-perbuatan kita sendiri menjadi batu sandungan? Dunia tidak memerlukan teori yang muluk-muluk tentang ilmu teologia, tapi yang mereka butuhkan adalah buah-buah dari kehidupan kita. Inilah yang disebut lifestyle evangelism! Karena itu Rasul Paulus menghendaki demikian: "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (ayat 15).

Di tengah-tengah situasi dunia yang semakin menggila ini biarlah kita tetap memiliki semangat untuk terus mengerjakan keselamatan kita. Jagalah agar roh kita tetap menyala-nyala bagi Tuhan sambil terus melatih kedisiplinan rohani sebagai murid Kristus. Oleh karena itu "Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan," (ayat 14), dan "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4). Jadi, tak selayaknya kita menghakimi orang lain!

Hari-hari ini Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali. Jangan sampai Tuhan mendapati kita tidak melakukan apa-apa. "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Lukas 12:43), atau Tuhan mendapati kita dalam keadaan suam-suam kuku. Jika hal ini terjadi sungguh menjadi hari yang penuh kemalangan, sebab Tuhan akan berkata: "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:15-16).

Keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan pada saatnya harus kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya!

06/11/2025

HANYA MEMPERHATIKAN YANG KELIHATAN
November 7,2025

Baca: 2 Korintus 4:16-18

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18)

Kita harus lebih memperhatikan manusia rohaniah kita dan jangan hanya memperhatikan manusia lahiriah semata. Manusia lahiriah disebut p**a manusia daging. Perbuatan daging telah nyata yaitu "...percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Galatia 5:19-21). Manusia daging akan menuntun seseorang kepada kebinasaan!

Perhatikan manusia batiniah kita dengan terus berada dalam hadirat Tuhan dan melekat kepada-Nya agar manusia batiniah kita semakin diperbaharui. Pembaharuan manusia batiniah ini adalah pekerjaan Roh Kudus (baca Titus 3:5), "supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:23-24). Tujuan dari pembaharuan manusia batiniah adalah menjadi serupa dengan Kristus: "...mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;" (Kolose 3:10).

Yang kelihatan juga berbicara tentang masalah dan penderitaan hidup yang kita alami. Masalah dan penderitaan sering kali membuat kita mudah tawar hati. Rasul Paulus tidak tawar hati sekalipun ia harus mengalami penderitaan dan masalah yang berat dalam hidupnya (baca 2 Korintus 11:23-28), karena ia percaya akan janji Tuhan, bahwa di balik penderitaan yang kelihatan ini ada sesuatu yang tidak kelihatan, yaitu kemuliaan. "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18). Di balik masalah ada rencana Tuhan yang indah, karena masalah adalah "bahan baku" terjadinya mujizat!

Jangan hanya sibuk mendandani manusia lahiriah saja, tapi kita harus lebih memperhatikan manusia rohani, karena ini akan membawa kita kepada kekekalan!

05/11/2025

HANYA MEMPERHATIKAN YANG KELIHATAN
November 06,2025

Baca: 2 Korintus 4:16-18

"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." (2 Korintus 4:16)

Banyak orang pandangannya hanya terfokus atau tertuju kepada hal-hal yang kelihatan atau yang tampak oleh mata jasmani. Karena hanya memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang kelihatan saja, mereka mudah sekali tawar hati. "Tawar hati" adalah ungkapan yang menyatakan suatu keadaan seseorang yang sedang tidak bersemangat, tak ada kemauan atau motivasi lagi, tidak lagi antusias, hilang keberanian, atau kecewa.

Melihat bahwa tubuh lahiriahnya semakin merosot, orang menjadi tawar hati. Tubuh lahiriah (jasmani) semakin hari semakin merosot adalah fakta yang tak bisa kita hindari. Bagaimana pun juga semakin bertambahnya usia seseorang, semakin tua, maka fisik pun semakin melemah. Tak ada obat atau cara untuk menghambat menjadi tua atau bertahan agar tetap awet muda. Tidak sedikit orang menjadi stres karena takut tua, takut fisiknya tidak bagus lagi, karena itu mereka berusaha sedemikian rupa untuk memermak tubuhnya dengan cara operasi sana-sini. Rasul Paulus tidak tawar hati sekalipun tubuh lahiriahnya semakin merosot (ayat nas), karena ia sadar bahwa manusia itu berasal dari debu. Pada saatnya manusia akan kembali kepada debu "...sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:19).

Yang menguatkan Rasul Paulus, sekalipun manusia lahiriahnya merosot, manusia batiniahnya diperbaharui dari sehari ke sehari. Ada kebenaran di sini: ada manusia lahiriah dan batiniah; ada yang kelihatan dan tak kelihatan. Manusia lahiriah atau yang kelihatan sifatnya hanya sementara, akan kembali kepada debu. Tetapi manusia batiniah itu kekal dan akan membawa kita bertemu Tuhan.

Alkitab menyatakan bahwa pada saat kedatangan Kristus kelak, orang percaya akan hidup dengan tubuh yang sudah dibangkitkan dan dimuliakan (baca 1 Korintus 15:42-44).

31/10/2025

MENJADI SAHABAT TUHAN
November 01,2025

Baca: Yohanes 15:14-17

"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14)

Ketika menjadi orang yang berpangkat, terkenal, dan juga kaya, akan ada banyak orang yang mau mendekat (dengan berbagai tujuan), seperti tertulis: "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." (Amsal 19:4). Sebaliknya bagi yang susah, gagal, dan terpuruk, sangat mudah ditinggalkan atau diabaikan teman dan sahabat. Terlebih di zaman sekarang ini susah sekali menemukan sahabat sejati, apalagi sahabat yang "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Banyak orang berprinsip: "Asal dia menguntungkan, saya mau jadi sahabatnya. Kalau tidak, I am so sorry, I say goodbye!"

Mencari sahabat di antara sesama manusia saja begitu sulit, mana mungkin kita bisa mempercayai bahwa Tuhan Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, mau memilih kita untuk menjadi sahabat-Nya. Siapakah kita ini? Tapi dari pembacaan firman ini Ia berkata, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ayat 15). Tuhan menggambarkan hubungan-Nya dengan kita dalam tingkatan yang intim yaitu sebagai sahabat. Lagi-lagi, Dialah yang lebih dulu memilih kita sebagai sahabat-Nya, bukan kita. Suatu anugerah yang tak terkira, di mana Yesus Kristus telah memilih kita untuk menjadi sahabat-Nya.

Persahabatan akan terjalin karena di dalamnya ada kasih di antara dua pihak. Tuhan pun memiliki standar untuk menjalin persahabatan dengan kita. Itulah sebabnya Tuhan memberikan firman-Nya dan hukum-hukum-Nya itu untuk kita. Syarat utama persahabatan dengan Tuhan adalah ketaatan kita terhadap firman-Nya. Bersahabat dengan Tuhan berarti mau berjalan dalam terang-Nya senantiasa karena Ia adalah terang dunia, yang berarti langkah kita seiring dengan langkah Tuhan, berjalan ke mana pun Tuhan menuntun kita.

Sebaliknya jika kita tidak taat melakukan firman-Nya, tidak karib dengan Dia, dan tetap berjalan dalam kegelapan, kita tidak layak disebut sahabat Tuhan!

30/10/2025

KEHILANGAN SESUATU YANG BERHARGA
Oktober 31,2025

Baca: Rut 1:1-22

"Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." (Rut 1:20)

Ketika di tanah Israel terjadilah kelaparan hebat, Naomi dan keluarganya memutuskan meninggalkan Betlehem dan menetap di Moab sebagai orang asing. Namun tragis, selang beberapa waktu tinggal di Moab bukan keberuntungan yang ia peroleh, tapi justru kepedihan mendalam yang harus ia rasakan. Naomi harus kehilangan orang-orang yang ia cintai, suami dan kedua anak laki-lakinya mati. Dalam luka hatinya Naomi memutuskan kembali ke Betlehem.

Kehilangan seseorang yang kita cintai atau sesuatu yang sangat berharga dalam hidup kita sungguh menyakitkan. Namun bila kita larut dalam kepedihan dan meratapi kehilangan itu terus-menerus, kita dapat kehilangan berkat yang Tuhan sediakan bagi kita. Rasa kehilangan akan membuat kita tidak pernah melangkah maju karena kita dilumpuhkan oleh rasa kesedihan atas kehilangan itu. Jadi kita harus bisa melupakan rasa kehilangan itu dengan mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan. Adakalanya Tuhan mengijinkan seseorang kehilangan karena Dia sedang membawa kita ke dalam rencana-Nya.

Allah juga merasakan pengalaman kehilangan ketika manusia jatuh dalam dosa, di mana persekutuan roh antara Adam dan Allah langsung terputus. Manusia terpisah dari Allah sehingga Allah berjalan memanggil-manggil Adam, "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9). Ini menunjukkan Allah sangat kehilangan manusia; manusia berbuat dosa dan memberontak. Sesugguhnya hati Tuhan menjadi sangat pilu karena Dia akan "kehilangan", karena manusia akan binasa oleh dosa. "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:5-6).

Ketika menjadi manusia Yesus juga harus kehilangan segala yang dimiliki-Nya di sorga: kehormatan, kekayaan, dan kemuliaan-Nya. Dia rela melepaskan atribut ke-Allah-an-Nya untuk taat kepada Bapa demi menebus dosa umat manusia. Satu hal yang menjadi kekuatan Yesus adalah Dia senantiasa hidup dalam persekutuan dengan Bapa-Nya.

Jadi, Yesus tahu dan merasakan arti kehilangan karena Dia juga turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (baca Ibrani 4:15).

27/10/2025

HIDUPLAH MENGANDALKAN TUHAN
Oktober 28,2025

Baca: Yeremia 17:5-10

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7)

Jika memperhatikan keadaan dunia saat ini, semakin baikkah? Sebaliknya, bukan? Semakin hari semakin banyak goncangan terjadi. Secara naluriah goncangan-goncangan yang ada membuat kita semakin was-was, gelisah dan takut. Kemudian karena terpengaruh oleh keadaan atau situasi yang ada, tidak sedikit orang percaya yang awalnya memiliki roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan atau mengerjakan perkara-perkara rohani akhirnya menjadi suam-suam kuku. Mereka mulai kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan, dan klimaksnya mereka mengakhirinya dengan hidup di dalam daging (baca Galatia 3:3).

Hal ini tidak akan terjadi apaila kita hidup mengandalkan Tuhan dan bersandar kepada-Nya. Keadaan orang yang hidup mengandalkan Tuhan pasti berbeda dari orang tidak mengandalkan Tuhan. Orang yang hidup mengandalkan Tuhan "...akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (ayat 8).

Orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan tidak akan terpengaruh oleh situasi atau keadaan, tidak perlu takut pada musim-musim kering, tidak perlu takut menghadapi goncangan. Seperti pohon yang akar-akarnya merambat ke tepi batang air, maka daunnya tidak akan pernah layu, selalu hijau, dan senantiasa menghasilkan buah pada musimnya. Berbuahnya pun tidak sekadar berbuah, tetapi lebat dan manis rasanya.

Sesungguhnya goncangan sudah terjadi sejak dahulu. Ketika Tuhan Yesus dilahirkan, goncangan dan aniaya hebat terjadi, sampai-sampai Ia harus dibawa mengungsi ke Mesir. Meski demikian terang yang dibawa Kristus tidak pernah redup, bahkan terang-Nya mampu mengalahkan kegelapan dunia, sebagaimana tujuan Kristus datang ke bumi adalah untuk menyatakan keberadaan dan kebenaran Bapa, sehingga "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;" (Yohanes 14:9).

Hidup kita akan tetap menunjukkan kualitas berbeda di tengah goncangan asal kita senantiasa mengandalkan Tuhan!

20/10/2025

DOA YANG BELUM TERUCAPKAN
Oktober 21,2025

Baca: Kejadian 24:1-67

"Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum." (Kejadian 24:45)

Orang beranggapan doa yang didengar Tuhan adalah: doa yang diucapkan dengan sangat keras; doa yang kalimatnya panjang dengan bahasa indah seperti puisi para punjangga; doa seperti orang berpidato dengan kata-kata yang diatur sedemikian rupa. Tertulis: "...dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7). Jika doa-doa tersebut hanya sebatas lips service, semuanya akan sia-sia.

Doa yang didengar Tuhan adalah doa dengan sikap hati yang dibenar disertai ketaatan melakukan kehendak-Nya! Bahkan doa yang tak terucapkan pun Tuhan sanggup mendengar, karena Ia Mahatahu, tahu setiap getaran dan suara hati, pikiran, dan rencana kita. Jadi doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, yang keluar dari dalam hati, walaupun tanpa suara, Tuhan tahu dan mendengarnya.

Hamba Abraham yang diutus Abraham mencarikan istri bagi anaknya, Ishak, "...berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor." (ayat 10), dan hanya berkata dalam hati meminta tanda mengenai gadis yang dilihatnya, apakah dia benar untuk Ishak, Tuhan mendengar dan menjawabnya. Ketika bergumul untuk keturunan, Hana berdoa dengan keluhan dalam hati, bahkan imam Eli mengira ia sedang mabuk anggur (baca 1 Samuel 1:13-15). Imam bisa saja salah menduga karena manusia tidak tahu getaran dan suara hati orang, tetapi Tuhan tahu persis pergumulan Hana dan Ia menjawab doanya (baca 1 Samuel 1:20).

Roh Kudus "...membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Tidak ada alasan untuk tidak berdoa, karena doa dalam hati dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, asal dengan sikap hati yang benar Tuhan pasti mendengarnya.

"...Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya." (Matius 6:8)

17/10/2025

Percayalah,meski tidak melihat
Oktober 18,2025

Baca: Kejadian 18:1-15

"Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?'" (Kejadian 18:11-12)

Sudah menjadi rahasia umum jika manusia lebih mempercayai bukti terlebih dahulu, atau melihat kenyataan yang dapat dilihat dengan mata jasmaninya, untuk menguatkan keyakinannya. Abraham, yang disebut bapa orang percaya, pada awalnya juga merasa sulit untuk mempercayai apa yang Tuhan janjikan kepadanya. Tuhan berfirman: "'Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.' Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya." (ayat 10). Ketika mendengar firman Tuhan itu Abraham dan Sara sempat menanggapinya dengan dingin, bahkan Sara sempat tertawa, tanda keraguan dan kebimbangan hati. Sebab ditinjau dari segi fisik dan faktor usia mustahil bagi Sara untuk bisa memiliki keturunan.

Tetapi Tuhan "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Janji Tuhan adalah ya dan amin! Cepat atau lambat apa yang Tuhan telah janjikan pasti digenapi-Nya. Tertulis: "TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya." (Kejadian 21:1-2).

Sesulit apapun keadaan yang sedang kita alami, milikilah iman yang teguh kepada Tuhan, sebab tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan (baca Ibrani 11:6a). Jangan sekali-kali kita dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang ada. Adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati situasi-situasi sulit yang sepertinya tidak ada jalan, karena Ia ingin melatih otot-otot iman kita dan mengajar kita untuk bergantung penuh kepada-Nya.

Sebagai orang percaya hidup kita "...adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7), karena "...yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18).

15/10/2025

TUHAN YANG MEMBUAT SEGALANYA BERHASIL
Oktober 16,2025

Baca: 2 Tawarikh 26:1-5

"Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil." (2 Tawarikh 26:5b)

Uzia bisa dikatakan sebagai seorang remaja yang luar biasa, memiliki nilai plus dibanding dengan rekan-rekan sebayanya di mana dia dinobatkan menjadi raja atas Yehuda pada usianya yang masih sangat belia, yaitu 16 tahun, untuk menggantikan ayahnya, Amazia. Bila mengandalkan kekuatan sendiri dipastikan Uzia tidak akan mampu menjalankan tugasnya sebagai raja. Tetapi oleh karena Uzia mengandalkan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka segala sesuatu yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.

Usia muda tidaklah menjadi soal; asal ia hidup dalam kebenaran, kehidupannya pasti membawa dampak. Paulus pun menasihatkan hal itu kepada Timotius, "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Menjadi teladan bagi orang lain tidak harus menunggu seseorang menjadi dewasa terlebih dahulu. Banyak orang yang sudah dewasa secara usia atau menjadi Kristen berpuluh-puluh tahun tapi kehidupannya tidak menjadi teladan bagi orang lain. Sebaliknya, tidak sedikit anak muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa dan hidupnya menjadi kesaksian banyak orang.

Tuhan merancang hal-hal yang baik bagi orang percaya. Karena itu jangan pernah menjauhkan diri dari Tuhan; sebaliknya kita harus makin melekat kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan kita kepada Dia, "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan," (Ibrani 12:2). Apapun yang kita alami saat ini, kesesakan atau kesukaran, jangan pernah putus asa. Tetaplah bertekun dan sabar menanti-nantikan Tuhan. Orang boleh mengatakan apa saja untuk melemahkan iman kita, tetapi kita harus punya iman yang teguh. Percayalah! Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan uang, kekayaan, atau jabatan. Tapi, sesungguhnya seorang yang berhasil adalah orang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketika kita tetap setia mencari kehendak Tuha dan hidup seturut kehendak-Nya, keberhasilan pasti akan mengikuti hidup kita!

10/10/2025

KEDEWASAAN ROHANI; merenungkan Firman
Oktober 11,2025

Baca: Mazmur 119:41-56

"Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:48)

Kedewasaan rohani seseorang tidak bisa kita ukur dengan umur atau usia orang tersebut. Mungkin kita akan dengan mudah menebak berapa umur seseorang dari cici-ciri fisiknya yang memang sudah nampak jelas dan bisa kita kira-kira. Namun menilai kedewasaan rohani seseorang tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kita hanya tahu orang tersebut secara sekilas tanpa pernah bergaul karib dengan waktu yang cukup lama.

Kedewasaan rohani seseorang dapat dilihat dari karakter dan buah Roh yang dihasilkannya, sebab "...dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:20), karena itu "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8). Inilah kehendak Tuhan, "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:13-15).

Ada aspek yang membawa seseorang kepada kedewasaan rohani, di antaranya adalah firman Tuhan. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya. "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Sama halnya dengan tubuh jasmani yang terus mengkonsumsi makanan yang bergizi, tubuh rohani kita pun harus mengkonsumsi firman Tuhan. Semakin kita mencintai firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam, perbuatan dan karakter kita pun akan semakin diperbaharui dari hari ke sehari, sebab "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Semakin kita merenungkan firman Tuhan, maka semakin kita rindu untuk menyenangkan hati Tuhan di segala aspek kehidupan kita.

Pertanyaan: seberapa besar rasa haus dan lapar kita terhadap firman Tuhan?

09/10/2025

BAYARLAH UTANGMU!
OKTOBER 10,2025

Baca: Mazmur 37

"Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah." (Mazmur 37:21)

Salah satu akibat ketidakmampuan mengelola keuangan dengan baik adalah memiliki banyak utang. Adakalanya "berutang" dijadikan orang sebagai hal yang biasa, atau menjadi kebiasaan.

Apakah berutang itu dosa? Memang tidak ada ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa berutang itu dosa. Kalau berutang itu dosa berarti orang percaya tidak boleh memberi pinjaman kepada orang lain, sedangkan tertulis demikian: "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu." (Matius 5:42). Kita berdosa kepada Tuhan apabila berutang kepada orang lain dan tidak membayar (mengembalikan) utang tersebut, bahkan pemazmur menyebutnya sebagai orang fasik. Maka dari itu "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga," (Roma 13:8).

Walaupun utang bukanlah perbuatan dosa, akan tetapi sangat berbahaya, dan utang yang tidak dikembalikan akan menjadi dosa. Berutang bukanlah kehendak Tuhan bagi anak-anak-Nya. Rencana Tuhan bagi orang percaya adalah menjadi berkat bagi orang lain dengan memberi pinjaman, bukan meminjam. "TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." (Ulangan 28:12).

Mulai sekarang buatlah perencanaan keuangan keluarga dengan baik dan pastikan bahwa setiap utang yang ada pada kita terbayar terlebih dahulu. Inilah yang harus kita utamakan, karena Tuhan sangat menentang keras orang yang punya utang tapi tidak mau membayarnya. Tidak sedikit orang Kristen yang berlaku demikian: berutang sana-sini tapi tidak mau melunasinya sehingga menjadi bahan omongan orang atau tetangga. Bagaimana kita dapat menjadi berkat bagi orang lain? Kita malahan akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang belum percaya. Aturlah keuangan dengan baik agar kita dapat membayar setiap tagihan atau utang kita dengan tepat waktu, jangan sampai kita ingkar.

Tidak mau disebut orang fasik? Bayarlah utangmu segera!

Address

Morowali

Telephone

+6282271000355

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Renungan Harian Alkitab posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share