Renungan Harian Alkitab

Renungan Harian Alkitab RENUNGAN HIDUPMUđź’•

Renungkanlah hidupmu setiap kali kamu punya kesempatan. happy life happy enjoy❤ jika ingin sukses carilah dahulu pengetahuan tentan Allah

19/09/2025

RAHASIA HIDUP DANIEL (1)
September 20,2025

Baca: Daniel 1:1-21

"Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." (Daniel 1:20)

Hari ini kita belajar dari seorang muda yang mampu "mengalahkan" dunia. Daniel adalah orang muda yang memiliki roh luar biasa dan memiliki kualitas hidup di atas rata-rata. Dalam bahasa Ibrani nama "Daniel" memiliki arti "Tuhanlah hakimku". Kata "hakim" sendiri memiliki makna yang sangat luar biasa, suatu gambaran tentang kebijaksanaan yang di dalamnya terkandung hikmat, kekudusan, intelektual, dan juga integritas.

Daniel adalah salah seorang dari orang-orang muda pilihan yang ditangkap dan dibawa oleh Nebukadnezar, Raja Babel, pada waktu Yerusalem runtuh. "...orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim." (ayat 4). Di negeri Babel, oleh pemimpin pegawai istana, nama Daniel diganti menjadi Beltsazar.

Meski berada di negeri pembuangan, grafik kehidupan Daniel bukannya makin merosot, justru sebaliknya makin hari makin naik seperti janji firman-Nya, "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun," (Ulangan 28:13). Keberhasilan Daniel didapat bukan karena melakukan kecurangan, suap, atau kompromi, tapi karena ia memiliki kualitas hidup yang "berbeda" dari orang lain. Inilah yang dilakukan Daniel: pertama, ia berkomitmen untuk hidup kudus.

Bukanlah perkara yang mudah bagi anak muda untuk tidak menajiskan diri dari perkara-perkara duniawi. "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya." (ayat 8). Daniel bersikap tegas dan tidak mau berkompromi sedikit pun dengan dosa dan tetap berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidupnya. Apa kuncinya? "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. (Mazmur 119:9).

Daniel menunjukkan bahwa hidup kudus, integritas, dan komitmen pada firman Tuhan membuahkan hikmat, pengertian, dan keberhasilan yang melebihi dunia.

18/09/2025

NAMA YESUS:kunci jawaban Doa(2)
September 19,2025

Baca: Yohanes 14:1-14

"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak." (Yohanes 14:13)

Sering kali kita berpikir bahwa Bapa di sorga harus menjawab doa-doa kita oleh karena kebaikan kita dan jasa-jasa kita. Jika doa kita dijawab bukanlah karena kita baik, tapi terutama adalah karena nama Yesus. Ia telah memberikan kepada kita hak dan wewenang menggunakan nama-Nya. Jadi segala doa dan permohonan yang kita tujukan kepada Bapa harus di dalam nama Yesus.

Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa dengan otoritas Yesus. Saat kita percaya bahwa nama Yesus itu berkuasa, dan kita berdoa menggunakan kuasa itu, kita memiliki otoritas di dalam berdoa. "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (Lukas 10:19). Jadi Yesus memberikan kepada kita kuasa atau hak untuk menggunakan nama-Nya. Hal ini dibuktikan oleh ketujuh orang murid yang diutus oleh Yesus: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." (Lukas 10:17).

Persoalan apa pun yang sedang kita alami janganlah coba diatasi dengan kekuatan sendiri, sebab jika demikian kita sedang menghalangi Tuhan untuk mengulurkan tangan-Nya atas kita; seperti memikul beban sendiri, bukannya mengijinkan Tuhan mengambil alih semuanya. Jika kita berdoa tetapi tetap saja dihinggapi rasa cemas dan kuatir, doa kita pun tidak akan ada faedahnya. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).

Ketika berdoa kita harus percaya bahwa apa yang kita minta akan kita terima, asal doa itu kita tujukan kepada Bapa di dalam nama Tuhan Yesus. Setiap anak Tuhan, tanpa terkecuali, memiliki otoritas dan kuasa di dalam nama Tuhan Yesus. Ini adalah hak semua orang percaya, bukan hanya untuk pendeta-pendeta terkenal atau para fulltimer saja. Alkitab menyatakan bahwa "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:" (Markus 16:17).

"Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yohanes 14:14).

17/09/2025

NAMA YESUS:kunci jawaban Doa(1)
September 18,2025

Baca: Yohanes 16:16-33

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku." (Yohanes 16:23b)

Kita semua pasti memiliki kunci. Entah itu kunci rumah, kunci motor, kunci mobil, kunci brankas, dan sebagainya. Untuk bisa membuka pintu rumah, mobil, brankas, menghidupkan mesin mobil atau motor, kita pasti membutuhkan kunci tersebut. Kunci benar-benar memegang peranan yang sangat penting. Begitu juga dalam hal berdoa, ada kuncinya yang dapat membuka pintu sorga, menggerakkan Bapa bertindak dan memberikan jaminan bahwa doa-doa kita akan terjawab.

Ada pun kunci itu tak lain dan tak bukan adalah nama Yesus. Mengapa? Karena nama Yesus adalah nama yang berkuasa. Tertulis: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11).

Yesus adalah Pengantara kita dan Juru Syafaat kita. Dia berdiri di tengah-tengah antara kita dan Bapa di sorga. Karena Yesus Kristus "...kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah." (Ibrani 19-20). Jadi Tuhan Yesus adalah jalan pendamaian antara kita dengan bapa di sorga. Oleh karena itu Yesus memerintahkan kita, anak-anak-Nya, untuk berdoa kepada Bapa di dalam nama-Nya.

Bila kita merasa bahwa doa-doa kita selama ini tidak mampu menyentuh hati Bapa, mungkin doa kita tidak sesuai dengan yang disampaikan Yesus dalam firman-Nya ini. Ketika kita berdoa dan meminta segala sesuatu ke Bapa, kita harus memintanya dalam nama Tuhan Yesus. Inilah kunci utama doa orang percaya! Jadi nama Yesus merupakan akses menuju kepada Bapa di sorga. Yesus sendiri berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6).

Bila kita ingin beroleh jawaban atas doa kita, tidak ada cara lain bagi kita selain harus menaati ajaran firman Tuhan dan berdoa kepada Bapa di dalam nama Yesus.

16/09/2025

KESEMPATAN DITENGAH KESUKARAN (2)
September 17,2025

Baca: Bilangan 13:1-33

"Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30)

Kita harus menyadari bahwa selama kaki kita masih menginjak bumi, masalah dan kes**aran selalu ada di mana saja dan kapan saja. Itu bisa menimpa siapa saja tanpa memandang bulu. Akankah kita terus larut dalam masalah dan kes**aran yang ada? Tawar hati hanya akan membuat semangat hidup kita padam dan iman menjadi lemah. Mata rohani pun menjadi buta sehingga kita tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan. Tuhan menjadi tampak kecil sedangkan persoalan kian menjadi besar.

Inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mendengar laporan negatif dari sepuluh orang pengintai. Bangsa Israel menangis dengan suara nyaring, menyesali diri, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan dan meminta untuk kembali ke Mesir (baca Bilangan 14:1-4). Namun Kaleb dan Yosua tampil sebagai pribadi yang berbeda. Keduanya memiliki Roh yang berbeda, di mana mereka mampu melihat kesempatan di balik kes**aran yang ada meskipun secara kasat mata mustahil bisa mengalahkan musuh, karena penduduk Kanaan memiliki perawakan tinggi-tinggi seperti raksasa.

Namun Kaleb dan Yosua tidak terbawa arus, keduanya tetap menguatkan hati dan tidak memusatkan perhatian pada masalah dan kes**aran, tapi mengarahkan mata rohaninya kepada Tuhan yang hidup, yang memiliki rencana yang indah bagi kehidupan mereka. Visi inilah yang membuat keduanya mampu menguasai keadaan dan bersikap tenang. Mereka sangat percaya akan rencana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir ke "...suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus." (Keluaran 3:8); bukan untuk mati di padang gurun, tetapi mewarisi tanah Kanaan, tanah perjanjian.

Dalam kes**aran selalu ada kesempatan yang terbuka ketika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, karena kuasa Tuhan sangat tak terbatas, sementara kekuatan manusia sangatlah terbatas!

"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?" (Yeremia 32:27).

15/09/2025

KESEMPATAN DITENGAH KESUKARAN (1)
September 16,2025

Baca: Bilangan 13:1-33

"Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." (Bilangan 13:31)

Sebelum menduduki tanah perjanjian, Tuhan memerintahkan Musa mengirimkan beberapa orang untuk menyelidiki tanah tersebut, "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka." (ayat 2). Akhirnya Musa pun menyuruh orang-orang sesuai dengan perintah Tuhan, dan orang-orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel. Jumlah mereka ada 12 orang banyaknya, dan "Sesudah lewat empat puluh hari p**anglah mereka dari pengintaian negeri itu," (ayat 25). Masing-masing dari mereka memberikan laporan hasil investigasi selama 40 hari tersebut.

Inilah laporan mereka: sepuluh orang memberikan laporan yang membuat banyak orang merinding mendengarnya. Apa yang disampaikan mereka itu benar-benar membuat ciut nyali, mematahkan semangat dan menciptakan ketakutan yang luar biasa. "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." (ayat nas). Mengapa mereka berkata demikian? Inilah alasannya: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (ayat 32-33).

Sepuluh orang begitu membesar-besarkan masalah dan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga fokus mereka hanya tertuju kepada ketidakberdayaan, ketidakmampuan, keterbatasan, dan kemustahilan. Mereka tidak mampu melihat sedikitpun kesempatan di balik kes**aran. Bagi mereka kes**aran adalah bencana dan akhir dari segalanya. Hal ini berdampak buruk bagi orang-orang yang mendengarnya. Sebagian besar umat Israel turut terintimidasi perkataan-perkataan negatif yang ke luar dari mulut sepuluh orang pengintai itu. Padahal "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).

Jangan membiarkan ketakutan dan keterbatasan menguasai hati, tetapi pandanglah janji Tuhan dengan iman yang teguh.

14/09/2025

MANUSIA MEMBUTUHKAN JURUSELAMAT
September 15,2025

Baca: Roma 3:21-31

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23)

Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, dosa telah masuk ke dalam hati semua manusia, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." (Roma 5:12). Akibat dosa, segala sakit-penyakit, kesusahan, penderitaan, dan maut telah menimpa hidup manusia dari mula pertama hingga sampai pada akhir zaman. Manusia sudah dirusak oleh dosa, dan sejak lahirnya ia telah dicemarkan oleh dosa seperti Daud katakan, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." (Mazmur 51:7). Dosa yang dibawa dalam kelahirannya itulah yang disebut dosa pusaka atau dosa asal.

Karena dosa, manusia kehilangan kemuliaan Tuhan, sehingga dalam pikiran, perkataan, dan perbuatannya manusia cenderung berbuat dosa atau melakukan hal yang jahat. Paulus menyadari ini: "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat." (Roma 7:15). Dalam perkembangannya dosa semakin bertambah-tambah dan merajalela dalam kehidupan manusia. Zaman sekarang ini sudah tampak nyata: kriminalitas dan segala sesuatu yang amoral semakin hari semakin meningkat drastis. Dengan kekuatan sendiri manusia tidak mungkin bisa melepaskan diri dari kuasa dosa walaupun ia seorang nabi, guru besar, kanjeng, raja atau ahli filsafat sekalipun. Dalam keadaan seperti itu sesungguhnya manusia memerlukan Juruselamat yang bisa membebaskan mereka dari segala dosanya.

Juruselamat haruslah orang yang suci dan bebas dari dosa, orang yang harus lebih berkuasa dari manusia dan Iblis. Dialah Yesus Kristus, Anak Manusia, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21). Namun sampai hari ini tidak semua orang mau percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebaliknya mereka menolak dan membenci Dia secara terang-terangan, bahkan berita Injil pun tak dianggap.

Tuhan Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

13/09/2025

MENOLAK UNDANGAN TUHAN (3)
September 13,2025

Baca: Matius 10:34-42

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:38)

Alasan yang kedua adalah: pekerjaan. Perhatikan ini: "Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya;" (Lukas 14:19). Ini berbicara tentang pekerjaan, karier, atau bisnis. Sering kali karena kesibukan kita dalam bekerja, berkarier, dan berbisnis kita tidak punya waktu berdoa dan merenungkan firman Tuhan, jam-jam ibadah kita abaikan. Kita juga menolak melayani Tuhan dengan alasan sibuk dan tidak ada waktu luang sedikit pun. Kita lebih mementingkan pekerjaan daripada bersekutu dengan Tuhan.

Pekerjaan, karier, atau bisnis adalah salah satu cara Tuhan memberkati hidup kita. Tetapi apabila itu kita anggap lebih penting daripada beribadah kepada Tuhan, maka akan menjadi berhala bagi kita. Itu akan membuat seseorang makin jauh dari panggilan Tuhan. Padahal, "Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah-sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:1-2). Ketaatan kita kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).

Alasan ketiga adalah: karena keluarga. "Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang." (Lukas 14:20). Keluarga adalah orang-orang yang sangat kita kasihi, suami, istri, dan anak-anak adalah bagian hidup kita. Bersama mereka kita menjalani hari-hari s**a maupun duka. Mereka sungguh sangat berarti! Tanpa dukungan mereka kita tidak takkan mampu meraih semua harapan dan keinginan. Meski demikian kita harus tetap menempatkan Tuhan sebagai segala-galanya bagi kita. Sering kali keinginan menyenangkan suami, istri, atau anak-anak melebihi ketaatan dan kasih kita kepada Tuhan. "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:37-38).

Utamakan Dia lebih dari apa pun di dunia ini agar kehidupan kita berkenan kepada Tuhan!

12/09/2025

MENOLAK UNDANGAN TUHAN (2)
September 13,2025

Baca: Matius 22:1-14

"Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." (Matius 22:14)

Kalau kita menyadari bahwa hidup ini adalah karena kasih karunia Tuhan semata, maka seharusnya kita memiliki respons yang benar akan keselamatan yang Tuhan berikan dan juga panggilan-Nya. Sampai saat ini pintu anugerah keselamatan dan berkat-berkat-Nya masih terbuka dan tersedia untuk siapa pun yang mau datang memenuhi undangan Tuhan.

Tetapi masih banyak dari kita yang tidak mengalami dan menikmati berkat-berkat Tuhan sepenuhnya, padahal kita telah percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Yang menjadi persoalan adalah kita memiliki banyak sekali alasan untuk menghindari undangan Tuhan. Alasan-alasan inilah yang dijadikan senjata oleh Iblis untuk menjauhkan orang percaya dari kasih karunia Tuhan. Alasan dan dalih sesungguhnya adalah bentuk dari pelemparan tanggung jawab. Orang yang s**a mencari-cari alasan atau dalih adalah orang yang tidak punya rasa tanggung jawab dan sulit untuk bisa dipercaya.

Inilah yang sering kali menjadi alasan banyak orang untuk menolak dan menghindari undangan Tuhan Yesus: Pertama, karena harta kekayaan. Mereka berkata, "Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan." (Lukas 14:18). Ladang berbicara tentang harta kekayaan. Sering kali banyak orang lebih mengasihi harta kekayaannya daripada mengasihi Tuhan, hatinya melekat kepada harta dan tidak lagi kepada Tuhan; lebih mengutamakan perkara-perkara duniawi daripada rohani; uang, rumah mewah, mobil, perhiasan, dan sebagainya telah membutakan mata rohani mereka. Kita bisa belajar dari pengalaman orang muda yang kaya (baca Matius 19:16-26), yang lebih memilih meninggalkan Yesus daripada harus membagi hartanya kepada orang miskin.

Kita patut bersyukur jika Tuhan melimpahkan berkat melimpah, namun semua itu tidak boleh menjadi berhala dalam hidup kita atau mengalihkan fokus kita dari Tuhan. Jika itu terjadi, itu merupakan kejahatan di mata Tuhan. Di zaman sekarang ini orang lebih beriorientasi mengejar harta siang dan malam, sementara ibadah, pelayanan dan menabur tidak mereka pedulikan sama sekali.

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Matius 16:26).

11/09/2025

MENOLAK UNDANGAN TUHAN (1)
September 12,2025

Baca: Lukas 14:15-24

"Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf." (Lukas 14:18a)

Perikop dari pembacaan firman hari ini adalah perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih. Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus menggambarkan hal Kerajaan Sorga seperti seorang tuan yang sedang mengadakan jamuan yang besar dan mengundang banyak orang untuk datang di pestanya. Biasanya orang akan antuasias ketika diundang ke sebuah pesta. Pesta atau jamuan besar itu identik dengan makanan enak dan acara meriah. Namun dalam kisah ini respons orang-orang yang diundang justru sangat mengejutkan, sekaligus mengecewakan. Mereka malah menolak undangan itu dengan berbagai dalih atau alasan, padahal si tuan yang empunya acara ini berkata, "...rumahku harus penuh." (ayat 23). Menolak undangan berarti kehilangan kesempatan untuk menikmati perjamuan.

Inilah gambaran dari orang-orang yang menganggap remeh berita salib! Memang, "...pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." (1 Korintus 1:18). Mereka secara terang-terangan menolak anugerah keselamatan yang ditawarkan Allah melalui Putra-Nya Yesus Kristus. Padahal "...begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah." (Yohanes 3:16-18). Tidak sedikit p**a orang yang dengan sengaja melecehkan dan mempermainkan nama Yesus Kristus. Padahal hanya oleh iman di dalam Yesus Kristus kita diselematkan.

Kita yang sudah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan pun acapkali menyia-nyiakannya dengan tidak mengerjakan keselematan itu dengan hati yang takut dan gentar (baca Filipi 2:12-13). Kita tidak lagi merespons dengan benar keselamatan yang telah kita terima dengan cuma-cuma itu dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, dan menganggapnya sebagai hal yang biasa!

Marilah kita menghargai anugerah keselamatan yang telah diberikan Allah melalui Yesus Kristus dengan iman yang sungguh-sungguh dan hidup yang setia, agar tidak melewatkan s**acita perjamuan-Nya.

10/09/2025

BATU HIDUP ATAU BATU MATI?
September 11,2025

Baca: 1 Petrus 2:1-10

"Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan." (1 Petrus 2:8)

Keberadaan orang percaya digambarkan sebagai batu-batu hidup yang dipergunakan untuk pembangunan rumah rohani. Dengan demikian setiap kita memiliki peran dan fungsi. Tertulis: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib; kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan." (ayat 9-10).

Menjadi batu yang hidup berarti memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan. "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." (1 Tesalonika 4:7). Jadi, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Hidup di dalam kekudusan berarti tidak "...menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran." (Roma 6:13).

Sebaliknya jika kita tetap hidup dalam ketidaktaatan dan ketidaksetiaan dalam melakukan kehendak Tuhan dan memiliki gaya hidup yang duniawi, maka keberadaan kita sama seperti batu-batu yang mati. Artinya kita telah gagal dalam menjalankan peran dan fungsi kita sebagai anak-anak Tuhan. Kita tidak lagi mencerminkan umat tebusan Tuhan dan imamat yang rajani, melainkan telah menjadi batu sandungan bagi orang lain, apalagi jika saat dalam masalah dan penderitaan kita mengeluh, bersungut-sungut, mengumpat, ikut-ikutan mencari pertolongan kepada dunia, mata rohani tidak lagi tertuju kepada Tuhan Yesus, selaku Batu Penjuru kita, sehingga orang-orang dunia pun tidak melihat Kristus ada di dalam kita. Kita menjadi batu-batu yang mati!

Marilah kita sungguh-sungguh hidup sebagai batu yang hidup dengan tetap setia, taat, dan kudus agar melalui hidup kita Kristus sebagai Batu Penjuru dapat nyata terlihat dan dimuliakan.

09/09/2025

HIDUP ADALAH UNTUK KRISTUS (1)
September 10,2025

Baca: Filipi 1:12-26

"Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu." (Filipi 1:23-24)

Dalam perjalanan hidup ini acapkali kita diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang sangat berat, baik dalam hal membuat keputusan, memilih pasangan hidup, memilih sekolah yang bagus, memilih pekerjaan yang sesuai, mengerjakan tugas pelayanan, dan sebagainya. Terlebih-lebih jika kita diperhadapkan dengan dua pilihan yang sama beratnya dan sangat menentukan masa depan hidup kita. Rasul Paulus pun diperhadapkan dengan dua pilihan yang dilematis, namun bukan pilihan seperti buah simalakama, melainkan dua pilihan yang mengandung berkat luar biasa, yaitu: "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (ayat 21).

Rasul Paulus menulis surat ini tidak sedang dalam keadaan yang baik dan menyenangkan, melainkan saat ia berada di penjara. Namun hal itu tidak membuatnya sedih, kecewa, dan putus pengharapan, justru rohnya makin menyala-nyala bagi Tuhan. Ia pun berprinsip jika Tuhan menghendakinya untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini berarti ada suatu kesempatan baginya untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan, melayani Dia, dan memberikan Injil lebih lagi. "Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (ayat 22a).

Hidup yang dijalani Paulus bukan lagi hidup untuk diri sendiri, namun untuk Kristus sepenuhnya. Bagi Paulus Kristus adalah segala-galanya, melebihi apa pun yang ada di dunia ini. "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:7-8a). Sebaliknya, andai pun penguasa Romawi harus menjatuhkan hukuman mati kepadanya bukanlah malapetaka bagi Paulus, justru ini adalah berkat yang luar biasa baginya, karena Paulus tahu benar bahwa setelah kematian ada kehidupan yang sesungguhnya. Ia tahu ke mana akan pergi dan di mana ia akan berada. Jadi, kematian bagi Paulus merupakan sebuah keuntungan yang besar, sebab ia akan segera bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat, di dalam Kerajaan Sorga dan memerintah bersama Dia.

Hidup bagi Kristus menjadikan setiap pilihan dan keadaan sebagai kesempatan untuk melayani dan bersatu dengan Dia.

09/09/2025

CARA HIDUP YANG SIA-SIA (2)
Agustus 09,2025

Baca: Galatia 3:1-14

"Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!" (Galatia 3:4)

Adakalanya kita tak ubahnya seperti "...orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:26).

Adapun dasar hidup yang benar bagi orang percaya adalah firman Tuhan. Jika firman Tuhan yang menjadi dasar hidup kita, kita akan mengalami campur tangan Tuhan yang luar biasa, sebab firman-Nya adalah ya dan amin, karena "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11). Jadi, "... seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:" (Yesaya 14:24), dan "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan," (Yesaya 46:10).

Kita juga dikatakan memiliki cara hidup yang sia-sia apabila kita tidak menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menegur dengan keras, "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" (ayat 3). Seseorang dikatakan bodoh bukan karena ia tidak berbuat apa-apa; mungkin ia melakukan segala sesuatu, namun tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir sehingga apa yang dikerjakan itu pun menjadi tidak berguna. Inilah yang dilakukan Rasul Paulus, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7), agar "...supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27).

Ingin menjadi pribadi yang berdampak bagi orang lain, hidup berkemenangan, dan makin berkenan kepada Tuhan? Mulai dari sekarang tinggalkan cara hidup yang sia-sia. Tuhan memanggil kita untuk menjadi kepala, bukan ekor (baca Ulangan 28:13); untuk menjadi garam dan terang dunia (baca Matius 5:13-16). Karena itu jangan hanya berfokus pada diri sendiri, tapi berusahalah supaya kehidupan kita menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain. Jadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup dan andalkan Tuhan dalam segala hal, serta kerjakan segala perkara yang dipercayakan kepada kita dengan setia sampai akhir.

Jangan sia-siakan pengorbanan Kristus dengan melakukan hal yang sia-sia lagi!

Address

Morowali

Telephone

+6282271000355

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Renungan Harian Alkitab posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share