
23/09/2025
Rahasia di Balik Gundukan Tanah: Kisah Pilu Bayi yang Dikubur Diam-diam di Magelang
Suasana Kampung Tidar Salakan, Magelang Selatan, mendadak mencekam pada Senin (22/9) sore. Warga yang biasanya akrab dengan aktivitas harian mendadak dikejutkan oleh pemandangan tak biasa: dua orang berjalan pelan menuju pemakaman umum sambil membawa sebuah kardus. Gelagat mereka menimbulkan rasa curiga.
Malam harinya, kecurigaan itu berubah menjadi kecemasan. Sejumlah warga berkumpul di poskamling, lalu melapor kepada bhabinkamtibmas. Mereka mendatangi pemakaman dan menemukan sebuah gundukan tanah baru. Saat digali, isi dari tanah itu membuat dada sesak—seorang bayi perempuan, terkubur dalam diam, tanpa siapa pun yang tahu.
Kasat Reskrim Polres Magelang Kota, Iptu Iwan Kristiana, menjelaskan bahwa bayi malang tersebut lahir pada Minggu (21/9) sekitar pukul 16.15 di kamar mandi rumah AD, 30 tahun, warga kampung setempat. Usai melahirkan, AD sempat mencoba menyusui bayinya, namun ASI tak keluar. Ia kemudian memberi air hangat dengan sendok dan menutup tubuh mungil itu dengan selimut. Tragisnya, ketika dicek kembali pada malam hari, bayi itu sudah tak bernyawa.
Keesokan harinya, AD bersama pria yang disebut kekasihnya, SM (47), membawa jenazah bayi itu dengan kardus menuju pemakaman untuk dikuburkan secara diam-diam. Namun, langkah mereka tidak luput dari perhatian warga hingga akhirnya terungkap.
Lebih memilukan lagi, hasil pemeriksaan awal dokter menunjukkan adanya dugaan tanda kekerasan pada tubuh bayi. Terdapat benturan di bagian kepala depan dan belakang yang menimbulkan tanda tanya besar. “Kami masih menunggu hasil autopsi lengkap dari Biddokkes Polda Jateng. Itu akan jadi kunci untuk memastikan penyebab pasti kematian, apakah alami atau ada unsur kekerasan,” ungkap Iwan.
Kini, AD dan SM sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Magelang Kota. Keduanya diduga terlibat dalam penguburan jenazah bayi tersebut. Polisi masih mendalami motif yang mendorong tindakan mereka. “Status AD adalah janda. Setelah gelar perkara, akan diputuskan apakah kasus ini naik ke tahap penyidikan dan penetapan tersangka,” tegas Iwan.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Tidar Salakan. Sebuah kehidupan baru yang seharusnya disambut penuh kasih, justru berakhir tragis dalam senyap, di bawah tanah pemakaman umum.