WALHI Yogyakarta

WALHI Yogyakarta Keadilan Lingkungan Hidup Adalah Hak Asasi Manusia
(1)

[BASIC ENVIROMENTAL TRAINING: SEKOLAH KEADILAN ENERGI]Sekolah ini adalah salah satu bagian dari Basic Enviromental Train...
25/12/2021

[BASIC ENVIROMENTAL TRAINING: SEKOLAH KEADILAN ENERGI]

Sekolah ini adalah salah satu bagian dari Basic Enviromental Training (BET) WALHI Yogyakarta dengan tema spesifik yakni persoalan energi, tata kuasa dan tata kelola. BET kali ini akan diadakan pada 3-6 Januari 2022.

Sekolah ini sebagai bagian dari perluasan diskursus persoalan polemik energi, serta mencoba mendorong pemahaman alternatif terkait energi dari hulu dan hilir, sampai pada persoalan tata kelola yang berkeadilan terutama sebagai alternatif dari energi konvensional yang kotor dan kapitalistik, meski tak menutup kemungkinan energi bersih yang kapitalistik juga bermasalah, meski rendah emisi tapi juga rakus akan ruang.

Karena itu sekolah ini adalah bagian dari mengajak kawan-kawan muda untuk bergabung dalam Sekolah Keadilan Energi, dengan harapan ke depan bisa berkolaborasi bersama dalam ruang-ruang kerja WALHI Yogyakarta sebagai Sahabat Lingkungan (Volunteer muda WALHI Yogyakarta).

Silahkan mendaftar di link berikut ini:
https://forms.gle/kALEsYDXto1p3u1Q6

More Info:
089694417744 (Abimanyu)
081327014454 (Viky)









24/03/2021

LAPORAN DOKUMENTASI: Peringatan Satu Tahun Pandemi

Kamis, 25 Maret 2021
Pukul 15.00
WALHI Yogyakarta (TERBATAS) / Zoom

_____________

Selama awal pandemi COVID-19 di Indonesia, WALHI Yogyakarta berupaya mendokumentasikan situasi pandemi, khususnya di Yogyakarta. Laporan hasil dokumentasi berupa film dokumenter yang diproduksi oleh WALHI Yogyakarta berjudul, "GELAGAK SOLIDARITAS DAN SENJAKALA NEGARA; Catatan Penanganan Negara dan Gelombang Solidaritas pada Masa Pandemi COVID-19 di Indonesia" akan di rilis berbarengan dengan diskusi satu tahun pandemi bersama:

• Solidaritas Pangan Jogja
• Dapur Sembungan
• Kebunku Jogja
• Dapur Buruh Gendong
• Warga Code

Pemutaran perdana dan diskusi bisa diikuti secara offline di Kantor WALHI Yogyakarta dan online melalui link Zoom berikut:

WALHI Yogyakarta is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Peringatan Satu Tahun Pandemi
Time: Mar 25, 2021 03:00 PM Jakarta

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/84581932354

Meeting ID: 845 8193 2354

03/03/2021

Minggu (22/02) WALHI Yogyakarta praktik pengolahan kompos kotoran sapi dg campuran PGPR di Desa Keposong bersama tim

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), disebut sebagai Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman. Bakteri ini hidup berkoloni disekitar per-akaran dan dapat menguntungkan tanaman. Selain memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman, bakteri ini dapat mengurangi penyakit akibat serangan serangga.

Tak hanya itu, PGPR juga dapat berfungsi sebagai tambahan bagi kompos dan mempercepat proses pengomposan. Bahkan, dengan tidak menggunakan pestisida kimia (dan rotasi penanaman) dapat memacu pertumbuhan pop**asi dari bakteri ini.

Kompos adl bahan² organik yg telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yg bekerja di dalamnya. Kotoran sapi merupakan salah satu bahan yg mempunyai potensi untuk dijadikan kompos. Kotoran sapi mengandung unsur hara antara lain nitrogen (N) 0,33%, fosfor (P) 0,11%, kalium (K) 0,13%, kalsium (Ca) 0,26%. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yg paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yg sgt diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Kotoran sapi yg melalui proses fermentasi (dijadikan kompos) lebih aman digunakan dlm budidaya karena cenderung tidak berpotensi menularkan penyakit (patogen) pada tanaman. Selain itu memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi bila dibandingkan dg kotoran sapi tanpa proses pengomposan.

Penggunaan PGPR dalam proses pengomposan ini digunakan sbg pengganti EM4 (yg berfungsi mempercepat proses pelapukan). Pembuatan kompos dan PGPR sendiri membuat petani bisa menekan biaya produksi.

RAKUS TAMBANG HARUS TUMBANG! Permasalahan tambang di DIY bukan hanya berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem, ...
01/03/2021

RAKUS TAMBANG HARUS TUMBANG!

Permasalahan tambang di DIY bukan hanya berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem, tetapi juga mengancam ruang hidup warga. Kekeringan yg menjadi masalah utama di kota Yogyakarta setiap tahunnya, disebabkan oleh masifnya penambangan yang dilakukan oleh beberapa pihak perusahaan, beberapa diantaranya bahkan menghancurkan sumber mata air.

Dari tahun 2017-2020 ada sekitar 15 titik tambang yg beroperasi dan semua proyek tersebut turut serta memproduksi konflik dengan warga terdampak. Masifnya penambangan kurun 3 tahun terakhir menunjukkan meningkatnya kebutuhan material yg digunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur spt bandara baru, jalan tol, bendungan dll.

Selain itu, jika merapi sebagai kawasan imbuhan terganggu oleh aktivitas pertambangan, hal tsb turut mengganggu proses recharge, sehingga akan mempengaruhi Muka Air Tanah. Semakin dalam Muka Air Tanah, semakin sulit p**a akses warga (perkotaan yg masih menggantungkan kebutuhan airnya pada sumur dangkal) untuk mendapatkan air.

Air tanah yg ada di wilayah Kab. Sleman, Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul dikontrol oleh sistem hidrologi, geologi, dan hidrogeologi yg berhulu pd lereng selatan bagian atas Gunung Merapi. Keberadaan hutan dan daerah2 tangkapan air hujan di kawasan ini merupakan kunci sistem penyedia air tanah (Groundwater Recharge Area) bagi daerah2 yg berada di bawahnya (Groundwater Discharge Area).

Secara hidrogeologi, daerah tsb termasuk di dalam sistem Cekungan Air tanah Yogyakarta—Sleman. Kawasan lereng selatan Gunung Merapi yg meliputi wilayah Sleman, Yogyakarta, dan Bantul tsb saat ini telah berkembang mjd daerah permukiman dan berbagai kegiatan ekonomi yg padat. Penyusutan sumber daya air tanah telah terjadi, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tsb akan bertambah besar dampaknya apabila penggunaannya tidak dikendalikan.

Salam Adil dan Lestari.



Sudah 60 tahun semenjak disahkan, negara menempatkan UUPA hanya sebagai jargon. Realisasinya mandek. Kebijakan negara (s...
25/09/2020

Sudah 60 tahun semenjak disahkan, negara menempatkan UUPA hanya sebagai jargon. Realisasinya mandek. Kebijakan negara (selalu) mengesampingkan spirit UUPA dan berpihak pada perampas lahan (pemodal).

Memasuki 60 tahun peringatan hari tani, selain tetap mendorong negara merealisasikan UUPA secara penuh dan mencabut segala regulasi yang bertolak belakang. Namun, menanam juga menjadi bagian dari hal ikhwal dan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Mengutip petani PPLP Kulon Progo yang tengah terancam digusur negara "Menanam adalah Melawan."






HARI TANI NASIONAL: RAKUS TAMBANG HARUS TUMBANGPenyelesaian konflik agraria hari ini masih menjadi barang mewah yang bel...
24/09/2020

HARI TANI NASIONAL: RAKUS TAMBANG HARUS TUMBANG

Penyelesaian konflik agraria hari ini masih menjadi barang mewah yang belum terwujud di tengah masyarakat dan memiliki tingkat risiko tinggi salah satunya di Desa Keposong, Boyolali. Tepat pada peringatan UUPA ke 60 yg diperingati sebagai Hari Tani Nasional hari ini, para petani Desa Keposong melakukan sidang gugatan fiktif positif. Hal ini ditempuh setelah berbagai cara sudah dilakukan di wilayah konflik dan menemui jalan buntu.

Selama ini, proses penambangan yang tidak memiliki analisis risiko dan mengesampingkan Good Mining tidak hanya untuk pekerjanya tapi juga menjadi ancaman bagi masyarakat yang berada di sekitar aktifitas penambangn. Potensi bahaya dan resiko yang mungkin terjadi karena aktifitas pertambangan, seperti kerugian bagi orang yang dikenai (luka, cedera ringan atau berat bahkan juga kematian).

Kedua, Aktifitas penambangan jelas bisa merusak infrastruktur dan fasilitas umum yang juga digunakan oleh masyarakat dalam aktifitas keseharian terutama jalan. Status jalan yang berada di dalam wilayah IUP adalah jalan desa yang merupakan akses utama antar desa. Panjang jalan yang berisiko tinggi untuk dilewati sepanjang 1,15 km. Jumlah ini belum termasuk panjang yang digunakan untuk hilir- mudik armada tambang dari lokasi menuju depo.

Selain dampak negatif terhadap lingkungan fisik, seperti rusaknya hutan, jalan, tebing sungai, lahan pertanian, irigasi, ancaman hilangnya aset penghidupan dan kehidupan warga juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Status tanah di dalam wilayah IUP yang masih dipertanyakan oleh warga pemilik tanah dimana tanah tersebut merupakan lahan produktif dan bernilai ekonomis.

Kasus pertambangan yang banyak terdapat di wilayah Indonesia sering berujung kepada konflik yang berkepanjangan di setiap wilayah. Konflik ini bisa berujung kepada konflik kekerasan atau bahkan menyebabkan hilangnya jaminan keamanan, termasuk konflik tambang di Keposong dapat berupa konflik yang brutal maupun konflik laten.

Reposted from  Tidak ada yang salah untuk menjadi petani. Bertani adalah pekerjaan yang mulia. Melalui aktivitas kerja t...
23/09/2020

Reposted from Tidak ada yang salah untuk menjadi petani. Bertani adalah pekerjaan yang mulia. Melalui aktivitas kerja tersebut (dari menyemai atau menanam, merawat hingga memanen) ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Hanya saja, cara pandang kita memposisikan bertani sebagai pekerjaan rendahan. Konstruksi semacam ini tentu saja tidak lepas dari tatanan kapitalistik yang ditopang oleh kebijakan negara yang tidak pro rakyat (petani) kecil.

Terbukti, sudah 60 tahun, implementasi UUPA 1960, semenjak disahkan hingga hari ini, mandeg. Bahkan, kebijakan negara seringkali bertolak belakang dengan UUPA. Terbukti, alih fungsi lahan dan perampasan ruang hidup selalu difasilitasi negara untuk kepentingan pemodal.

Namun, bukan berarti kita harus menyurutkan petani. Selain terus memperjuangkan implementasi UUPA secara penuh, menanam adalah sebagi bentuk menjaga kelestarian alam dan kelangsungan hidup umat manusia.

Bertepatan dengan 60 tahun hari tani, akan melakukan aktivitas MENANAM pada Hari Kamis, 24 September 2020, jam 08.30. Buat handai tolan yang budiman, jangan sedikitpun melewatkan proses tersebut.






10/09/2020

Salah satu sumber kehidupan bagi tanaman adalah akar. Pertukaran udara, unsur hara dan dekomposisi terjadi pada akar tanaman.

Plant Growth Promoting Rhizobakteri (PGPR), disebut sebagai Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman. Bakteri ini hidup berkoloni disekitar per-akaran dan dapat menguntungkan tanaman. Selain memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman, bakteri ini dapat mengurangi penyakit akibat serangan serangga.

Tak hanya itu, PGPR juga dapat berfungsi sebagai tambahan bagi kompos dan mempercepat proses pengomposan. Bahkan, dengan tidak menggunakan pestisida kimia (dan rotasi penanaman) dapat memacu pertumbuhan pop**asi dari bakteri ini.

Sore tadi, meracik alat untuk membuat PGPR, dengan bahan-bahan:
- selang 3 meter
- aerator
- galon
- bubuk PK (desinfektan)
- sambungan T
- sambungan L
- botol bekas 3
- glass wool
- rendaman akar bambu
- terasi 1 ons
- gula pasir 2 ons
- air matang 17 liter

Sebelumnya, juga membuat Pupuk Organik Cair (POC). Penggunaan pupuk ini mampu mengatasi terjadinya defisiensi unsur hara dan menyuplai hara dengan cepat.


ACTION FOR CLIMATE JUSTICEPodcast Video isu "Sampah dan Perubahan Iklim" ini bisa cek kanal Youtube WALHI Yogyakarta. Sa...
09/09/2020

ACTION FOR CLIMATE JUSTICE

Podcast Video isu "Sampah dan Perubahan Iklim" ini bisa cek kanal Youtube WALHI Yogyakarta.

Sampah dan Perubahan Iklim ini adalah salah satu isu yang akan dikampanyekan dalam Climate Strike tahun ini dalam lomba ACTION FOR CLIMATE JUSTICE yang diselenggarakan SP Kinasih Yogyakarta dan WALHI Yogyakarta. Mari ikuti. Info selengkapnya lomba bisa lihat di feed IG dan

In frame
(.i.y.u.n.g)






Pandemi 2020, mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Eksperimen aksi protes dilakukan dengan berbagai media baik mobil...
08/09/2020

Pandemi 2020, mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Eksperimen aksi protes dilakukan dengan berbagai media baik mobilisasi masa maupun virtual. Dalam rangka kampanye protes Global Climate Strike tahun ini, WALHI Yogyakarta bersama SP Kinasih Yogyakarta akan mengadakan lomba video dan poster yang akan digunakan untuk kampanye serentak pada tanggal 17-27 September 2020. Kegiatan ini berjudul, ACTION FOR CLIMATE JSUTICE.
ㅤㅤ
Jaga bumi, atasi pandemi!

Link pendaftaran di
http://bit.ly/Pendaftaranclimateaction

Podcast video:
• Pangan dan Perubahan Iklim https://youtu.be/N6qycjREJ9g
• Sampah dan Perubahan Iklim https://youtu.be/5kvxsVl1aSo
• Air dan Perubahan Iklim https://youtu.be/9g4brqvC7oI
• RTH dan Perubahan Iklim https://youtu.be/l_tRRT865uE
ㅤㅤ




Bagaimana Sampah Bisa Menyebabkan Perubahan Iklim?Satya Hangga Yudha Widya Putra, B.A. (Hons), MSc selaku Co-Founder dan...
06/09/2020

Bagaimana Sampah Bisa Menyebabkan Perubahan Iklim?

Satya Hangga Yudha Widya Putra, B.A. (Hons), MSc selaku Co-Founder dan Penasihat Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) di , Pacific Place, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2019) menegaskan bahwa Limbah makanan yang berada di tempat pembuangan akhir menghasilkan metana dalam jumlah yang sangat besar. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbondioksida (CO2), yang dapat memperburuk konsekuensi negatif pada pemanasan global, yaitu perubahan iklim. Oleh karena itu, ini adalah masalah yang perlu diangkat dan ditangani oleh kita semua.

Selaku pihak yang konsentrasi dibidang energi dan lingkungan, Satya mengungkap dari 30 kilogram sampah makanan yang dihasilkan setiap harinya mengeluarkan zat metana yang faktanya punya kekuatan 100 kali lebih kuat pengaruhi perubahan iklim dan lingkungan.

Sampah yang dibuang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan cara yang berbeda-beda. Cara pertama adalah sampah organik yang dibuang di tempat pembuangan landfill terdekomposisi secara anaerob sehingga menghasilkan gas metan, yaitu emisi gas rumah kaca yang menurut Indeks Potensi Pemanasan Global, efeknya 21 kali lebih beracun daripada gas karbondioksida.

Sedangkan Danny(2000) mengatakan bahwa metan yang dilepas ke atmosfer lebih banyak berasal dari aktifitas manusia (anthropogenic) daripada hasil dari proses alami.

Yang kedua, pembakaran sampah juga menghasilkan karbondioksida, ditambah lagi dengan emisi gas yang dihasilkan oleh transport yang membawa sampah ke tempat pembuangan tersebut.

Dan terakhir, dibuangnya barang-barang yang mengindikasikan bahwa barang-barang tersebut sudah diganti dengan yang baru, dimana dalam pembuatan barang baru juga seringkali menggunakan minyak bumi untuk merubah bahan mentah menjadi bahan jadi.






ACTION FOR CLIMATE JUSTICEPodcast Video isu "Pangan dan Perubahan Iklim" ini bisa cek kanal Youtube SP Kinasih Yogyakart...
06/09/2020

ACTION FOR CLIMATE JUSTICE

Podcast Video isu "Pangan dan Perubahan Iklim" ini bisa cek kanal Youtube SP Kinasih Yogyakarta.

Pangan dan Perubahan Iklim ini adalah salah satu isu yang akan dikampanyekan dalam Climate Strike tahun ini dalam lomba ACTION FOR CLIMATE JUSTICE yang diselenggarakan SP Kinasih Yogyakarta dan WALHI Yogyakarta. Mari ikuti. Info selengkapnya lomba bisa lihat di feed IG dan
_______________

Kebijakan Revolusi Hijau yang mulai diadopsi di Inonesia tahun 1964 pada program Pelita I merupakan paket modernisasi pertanian pangan. Revolusi hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian. Tujuan dari revolusi pertanian ini adalah untuk menekankan peningkatan produktivitas pertanian secara mekanisasi, salah satunya lewat teknologi pemupukan menggunakan bahan-bahan kimia.

Produktilvitas padi yang membabi buta pada revolusi hijau ini berujung pada social cost, ecological cost dan keragaman benih yang menggerus benih-benih lokal. Dalam sebuah penelitiannya, Iskandar (2009) menyebut revolusi hijau menimbulkan dampak dan gangguan ekologi yang serius seperti punahnya varietas lokal, ledakan hama dan pencemaran tanah dan perairan. Ledakan bahan kimia seperti pestisda telah membunuh berbagai organisme dan musuh alami hama, yang akan membuat hama menjadi kebal dan berkembang biak dengan cepat (Soemarwoto, 2004). Di Indonesia, terjadi liberalisasi pupuk dan benih, dan subsidi pupuk kimiawi memperparah upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Pola pertanian secara kimiwi ini menyumbang emisi gas metan sebanyak 59%, dimana 70% berasal dari tanam padi pertanian kimiawi yang turut menyumbang 86% emisi Nitorgen dioksida yang jelas akan menyebabkan adanya perubahan iklim. Sementara pemerintah, meminta warga untuk beradaptasi atas bencana iklim yang dihasilkan dari dampak kebijakan politik pertanian yang ditetapkannya.

Sumber
Mongabay.co.id
Membaca Jejak perubahan Iklim






Kami bersaksi, tiada yang lebih indah daripada kerja bersama, makan bersama dan bersenda gurau bersama. Selain dapat men...
31/08/2020

Kami bersaksi, tiada yang lebih indah daripada kerja bersama, makan bersama dan bersenda gurau bersama. Selain dapat menjaga imun tubuh, juga meningkatkan hormon dopamin. Nantikan aktivitas bersama ini pada hari-hari yang akan datang.

KebunKu jogja

ACTION FOR CLIMATE JUSTICEㅤㅤPada tanggal 20 Agustus 2018, Greta duduk di luar gedung parlemen Swedia dengan poster yang ...
26/08/2020

ACTION FOR CLIMATE JUSTICE
ㅤㅤ
Pada tanggal 20 Agustus 2018, Greta duduk di luar gedung parlemen Swedia dengan poster yang berisi kalimat 'Skolstrejk för Klimatet' (Mogok sekolah demi iklim), menandai awal dari protes mingguannya. Ia ingin para politikus memerhatikan dan bertindak untuk menghentikan pemanasan global. Ia terinspirasi oleh remaja di Florida, AS yang melaksanakan aksi mogok sekolah untuk memprotes kekerasan senjata.
ㅤㅤ
Pada awalnya, hanya Greta saja yang duduk di luar gedung parliamen Swedia. Orangtuanya kurang yakin akan tindakannya dan tidak ada temannya yang ikut serta. Namun media mulai meliput aksi protes Greta, sehingga ribuan murid di seluruh dunia mulai bergabung dalam aksi protes mingguan .
ㅤㅤ
Greta Thunberg, usianya baru 16 tahun. Ia adalah aktivis lingkungan asal Swedia yang kini menggerakkan jutaan orang dari seluruh dunia untuk melakukan kampanye krisis iklim. Tujuan Greta satu, mengajak orang menyelamatkan bumi sebelum terlambat.
ㅤㅤ
Pada Maret 2019, juru kampanye iklim dari berbagai negara bekerja sama untuk menyelenggarakan mengkoordinir aksi Global Strike for Climate yang pertama. Aksi mogok ini dihadiri lebih dari 1,6 juta orang dari 125 negara. Aksi ini juga diikuti oleh berbagai kalangan di belahan dunia.
ㅤㅤ
Pandemi 2020, mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Eksperimen aksi protes dilakukan dengan berbagai media baik mobilisasi masa maupun virtual. Dalam rangka kampanye protes Global Climate Strike tahun ini, WALHI Yogyakarta bersama SP Kinasih Yogyakarta akan mengadakan lomba video dan poster yang akan digunakan untuk kampanye serentak pada tanggal 17-27 September 2020. Kegiatan ini berjudul, ACTION FOR CLIMATE JSUTICE.
ㅤㅤ
Jaga bumi, atasi pandemi!

Link pendaftaran di
http://bit.ly/Pendaftaranclimateaction

Podcast video:
• Pangan dan Perubahan Iklim https://youtu.be/N6qycjREJ9g
• Sampah dan Perubahan Iklim https://youtu.be/5kvxsVl1aSo
• Air dan Perubahan Iklim https://youtu.be/9g4brqvC7oI
• RTH dan Perubahan Iklim https://youtu.be/l_tRRT865uE
ㅤㅤ



01/08/2020

Gerakan Menanam Sayur di Tengah Pandemi
CNN, 30 Juli 2020

Branding oligarki yang menjadikan infrastruktur dan pariwisata sebagai tolok ukur kemajuan sebuah bangsa terbukti sangat rapuh. Menghadapi masa krisis pandemi yang dibajak oligarki, nyatanya rakyat lebih butuh tanah tempat awal mula peradaban tumbuh untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Jika negara kita dikenal sebagai negara agraris, maka infrastruktur negara agraris adalah gunung, sawah, sungai, pasir. Bukan hotel, apartemen, pabrik, bahkan bandara.

16/07/2020

Statemen dari Direktur Eksekutif Nasional WALHI Nur Hidayati terkait RUU Omnibus Law, mengapa kita harus menolak RUU Omnibus Law?

Hari ini akan dilaksanakan sidang Paripurna oleh @ untuk mengesahkan RUU berbahaya Omnibus Law/sapu jagat

Untuk menjaga akal sehat dan Pemerintah maka turun ke jalan adalah pilihan, saat aksi tetap perhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi

Sampai bertemu hari ini jam 11.00 WIB di Bundaran UGM




Sabtu (11/07/2020) Warga pedukuhan Sidorejo, Banaran, Galur, Kuulon Progo kembali melakukan aksi simpatik pemasangan spa...
11/07/2020

Sabtu (11/07/2020) Warga pedukuhan Sidorejo, Banaran, Galur, Kuulon Progo kembali melakukan aksi simpatik pemasangan spanduk di area JLS (Jalur Lintas Selatan) arah pantai Trisik, setelah pada selasa (7/07/2020) sebelumnya di sabotase oleh pihak² yang tidak bertanggung jawab.

Spanduk berisi aspirasi warga masyarakat Sidorejo yang resah akibat maraknya aktivitas sedot pasir di wilayah desa Banaran yang kian mengancam ekosistem sungai, rusaknya lingkungan & fasilitas jalan desa, serta meningkatkan ancaman abrasi & tsunami di pemukiman penduduk.

Aksi ini akan tetap berlanjut sepanjang aspirasi warga masyarakat ini belum mendapatkan perhatian serta tindak lanjut dari pihak² Berwenang & Berwajib untuk mengusut tuntas praktek penambangan sedot pasir yang melanggar aturan & melanggar batas zona yang sudah ditetapkan (lihat slide terakhir).

_____________



Address

Yogyakarta City

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00

Telephone

+622742840884

Website

http://www.walhi.or.id/

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when WALHI Yogyakarta posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to WALHI Yogyakarta:

Share