19/09/2025
Rubrik IBRAH Majalah Suara Hidayatullah
๐๐ฌ๐ญ๐๐๐ณ ๐๐๐๐ฎ๐ซ๐ซ๐๐ก๐ฆ๐๐ง ๐๐ฎ๐ก๐๐ฆ๐ฆ๐๐
๐๐ข๐ฆ๐ฉ๐ข๐ง๐๐ง ๐๐ฆ๐ฎ๐ฆ ๐๐ข๐๐๐ฒ๐๐ญ๐ฎ๐ฅ๐ฅ๐๐ก
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
โ๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐ข๐๐ก ๐๐ก๐ข ๐๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ (๐ก๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐โ๐๐๐) ๐ ๐๐๐ก ๐๐๐๐๐๐๐โ๐, ๐๐๐๐ ๐ก๐๐ก๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐ข๐๐ก ๐๐๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ฆ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ก ๐๐๐๐ ๐. โ (๐
๐๐ค๐๐ฆ๐๐ก ๐ต๐ข๐โ๐๐๐, ๐๐ข๐ ๐๐๐, ๐๐๐ ๐ด๐๐ข ๐ท๐๐ข๐)
Ketika melihat orang yang berbadan tinggi tegap dan berotot, kita langsung membenarkan bahwa orang itu kuat. Kekuatan selalu kita ukur secara fisik, sebagaimana kita mengukur kekayaan. Orang kaya, menurut sebagian besar adalah orang yang memiliki harta yang banyak.
Tanpa sadar, sebagian besar kita ternyata masih tergolong materialis, meskipun kita menolak mentah mentah secara argumentatif. Betapa banyak orang kaya yang bermental serakah. Mereka selalu merasa kurang, sekalipun hartanya sudah berlimpah.
Tidak demikian dengan Rasulullah Shallallahuโalaihi wa sallam, beliau membuat ukuran sendiri yang justru membuat banyak Sahabatnya terhenyak. Rasulullah bukan menolak ukuran yang bersifat meterial, tapi ada dimensi lain yang sering dilupakan sebagian manusia, yaitu dimensi โrasaโ. Justru pada dimensi itulah terletak keberadaan manusia yang sebenarnya.
Orang yang kuat, menurut Rasulullah adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya saat hatinya bergejolak marah. Pada saat seperti itu ia mampu menahannya dengan kesabarannya dan mengalahkannya dengan keteguhan hatinya.
Ia tidak seenaknya mengeluarkan caci maki, kata-kata murka, dan omongan kotor lainnya. Ia tetap dapat mengendalikan kata-kata yang keluar dari mulutnya agar tetap normal, rasional, dan proporsional.
Orang yang tidak dapat mengendalikan nafsu marahnya akan mudah tersulut, terprovokasi, dan terpancing oleh hal-hal yang semestinya tidak perlu sampai membangkitkan amarahnya.
Nafsu yang selalu mendorong manusia untuk tidak mempedulikan aturan dan tidak mengindahkan kehormatan inilah yang harus disembuhkan dengan pelatihan pelatihan yang intensif dan pendidikan yang mencerahkan.
Kita harus mempu memblokir semua jalan keinginan nafsu yang menghancurkan itu.
Kita harus membentuk tentara yang kuat dan perkasa untuk mengendalikan nafsu yang menjatuhkan kehormatan diri dan kemanusiaan kita.
Betapa banyak orang yang jatuh kehormatannya hanya gara-gara tidak mampu menahan marahnya? Seorang akademisi tak lagi bicara ilmiah jika sedang marah.
Seorang ustadz tak lagi berkata santun saat marah. Seorang ibu tak lagi berkata lembut kepada anaknya saat marah. Seorang ayah berkata dengan tindakan kasarnya saat marah. Seorang pejabat
berkata dengan menggebrak mejanya saat marah.
Tidak ada yang rasional, tidak ada yang proporsional, dan tidak ada yang normal saat orang tak mampu menahan marahnya. Tak salah jika Rasulullah mendefinisikan orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan marahnya.
Untuk menahan nafsu marah, dibutuhkan tentara yang perkasa, lebih perkasa dari tentara yang terlatih dan terbiasa dengan membiarkan kemarahannya.
Para dai dan muballigh adalah tentara yang terlatih dan terbina dalam menahan marahnya. Mereka tak mudah terprovokasi
pernyataan orang-orang yang tidak senang dengan perkembangan dakwah Islam.
Mereka juga tak mudah tersinggung dengan caci maki dan hinaan musuh musuh Islam. Mereka adalah orang-orang yang sabar, tekun, dan santun dalam membina jamaahnya.*
Baca Selengkapnya pada Majalah Suara Hidayatullah
Dapatkan Segera !!!
Di agen terdekat di kota anda
Atau Hubungi: 0821 - 4040 - 4051 (WA)
Untuk majalah Suara Hidayatullah edisi online/Digital bisa klik :
https://www.myedisi.com/hidayatullah/6959
๐ website : majalahhidayatullah.com
๐ instagram :
๐ facebook : majalahsahid
๐ฌ YT : majalahsahid
๐ Tiktok : majalahsahid