Serunai

Serunai Media perspektif seni dan budaya. | redaksi: [email protected] | kerjasama: [email protected]

Serunai adalah media yang menyajikan dan membahas berbagai aktivitas seni dan budaya sebagai bagian dari cara hidup manusia. Serunai menyajikan seni yang tidak terbatas pada produk seni di ruang pameran maupun panggung pertunjukan. Lebih dari itu, Serunai ingin menggali, menjadi saksi sekaligus mendokumentasikan peristiwa seni dan budaya yang merupakan wujud dari cara manusia berhubungan dengan sesamanya, dengan alam lingkungannya, maupun dengan spiritualitasnya.

14/03/2025

Semangkuk mi bakso bukan sekadar makanan, tapi juga jejak perjalanan budaya! Dari Tiongkok ke Nusantara, dari warung kaki lima ke restoran bintang lima—setiap suapan menyimpan kisah tentang akulturasi, sejarah, dan solidaritas.

Ternyata, banyak istilah kuliner yang kita anggap “asli Indonesia” berasal dari bahasa Hokkien. Mi, bakso, yamin, pangsit—semuanya punya akar sejarah yang panjang. Tapi yang lebih penting, makanan ini mengingatkan kita bahwa keberagaman bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, melainkan dirayakan.

Jadi, lain kali saat menyeruput semangkuk mi bakso, ingatlah bahwa di dalamnya ada harmoni rasa dan sejarah yang telah menyatukan banyak orang.

Tulisan terbaru di rubrik Kolom, “Harmoni Semangkuk Mi Bakso” Oleh: Elizabeth Citra Utami Tedja.

Jalan Pulang hadir dengan album baru yang lebih dari sekadar musik. "Dan Kisah-Kisah Lainnya" adalah arsip tentang cinta...
09/03/2025

Jalan Pulang hadir dengan album baru yang lebih dari sekadar musik. "Dan Kisah-Kisah Lainnya" adalah arsip tentang cinta, perpisahan, dan kota yang menyisakan beragam kenangan. Liriknya bertabur metafora unik.

Simak interpretasi menarik dari Isma Swastiningrum atas album ini.

Jalan Pulang menghadirkan "Dan Kisah-Kisah Lainnya” sebagai arsip perasaan tentang cinta, perpisahan, dan kota yang menyisakan kenangan.

Bali, dari surga budaya menjadi komoditas pariwisata. Identitas terancam, tanah adat terjual, generasi muda terjepit ant...
22/02/2025

Bali, dari surga budaya menjadi komoditas pariwisata. Identitas terancam, tanah adat terjual, generasi muda terjepit antara ritual dan realita. Sudahkah kita kehilangan ruhnya?

Terbaru di rubrik Kolom: "Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan" oleh I Wayan Willyana. Sila baca jika berkenan!

Pariwisata Bali mengancam identitas, tanah adat terjual, generasi muda terjepit antara ritual dan realita. Sudahkah kita kehilangan ruhnya?

Bagaimana seni di Banyuwangi terbentuk dalam pusaran politik dan identitas? Arif Wibowo mengurai bagaimana seni tak seka...
05/02/2025

Bagaimana seni di Banyuwangi terbentuk dalam pusaran politik dan identitas? Arif Wibowo mengurai bagaimana seni tak sekadar ornamen budaya, tetapi juga arena perlawanan dan negosiasi kekuasaan.

Dari sejarah panjang Blambangan hingga geliat seniman muda melawan arus utama, tulisan bertajuk “Seni Banyuwangi Dalam Pergulatan Identitas dan Kuasa” ini mengajak kita membaca seni Banyuwangi dengan perspektif lebih kritis.

Pascareformasi, seniman muda Banyuwangi mendobrak seni/budaya konstruksi negara dengan praktik seni yang lebih kritis terhadap isu-isu sosial

Terbaru di rubrik Kolom. Tulisan ini adalah refleksi Sylvie Tanaga tentang identitas Tionghoa-Indonesia melalui musik. D...
29/01/2025

Terbaru di rubrik Kolom. Tulisan ini adalah refleksi Sylvie Tanaga tentang identitas Tionghoa-Indonesia melalui musik. Dari lagu-lagu Mandarin masa kecil hingga pengaruh budaya Tionghoa dalam sejarah musik Indonesia, artikel ini mengajak kita merenungkan perjalanan identitas yang penuh dinamika. 🏮✨

Tulisan ini terbit dalam rangka memperingati Hari Imlek. Gong Xi Fa Cai! Selamat merayakan Imlek, semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai kita semua. 🧧🐉

Sylvie Tanaga menceritakan pengalaman tumbuh bersama musik-musik Mandarin, yang memengaruhi pandangannya akan eksistensi Tionghoa-Indonesia.

“Archa, lahir dari persahabatan dan pencarian budaya Maluku, menghidupkan kembali “bahasa tanah” lewat musik yang memadu...
19/01/2025

“Archa, lahir dari persahabatan dan pencarian budaya Maluku, menghidupkan kembali “bahasa tanah” lewat musik yang memadukan tradisi, modernitas, dan riset mendalam.”

Terbaru di rubrik Narasi: “Archa: Biar Tanah Kembali Berbicara” oleh Raka Ibrahim. Sila baca jika berkenan!

Archa lahir dari persahabatan dan pencarian budaya Maluku, hidupkan “bahasa tanah” lewat musik yang memadukan tradisi, modernitas, dan riset.

Terbaru di rubrik Ulasan. Di tulisan ini Aris Setyawan mengulas album kompilasi “sonic/panic vol.2”, tentang 15 musisi y...
11/01/2025

Terbaru di rubrik Ulasan. Di tulisan ini Aris Setyawan mengulas album kompilasi “sonic/panic vol.2”, tentang 15 musisi yang tergabung dalam album ini yang menyerukan pesan tentang kegentingan krisis iklim, dan bagaimana kita harus melakukan langkah serius untuk menjaga bumi dan alam tetap lestari. Sila baca jika berkenan!

Sonic/Panic Vol.2 adalah album kompilasi dari 15 musisi yang peduli pada isu lingkungan, dan khawatir dengan kegentingan krisis iklim.

Terbaru di rubrik Ulasan: “Orang-Orang Gembel Perumahan dan Pujian atas Karya DOM 65” oleh Falah Rahmanda. Di tulisan in...
06/01/2025

Terbaru di rubrik Ulasan: “Orang-Orang Gembel Perumahan dan Pujian atas Karya DOM 65” oleh Falah Rahmanda. Di tulisan ini, Falah mengulas lagu “Orang-Orang” karya DOM 65, dan bagaimana format musik akustik bisa menyelip dalam musik punk yang biasanya berdistorsi keras. Sila baca jika berkenan!

“Orang-orang” tidak hanya memperkenalkan tema besar dari Gembel Perumahan, tetapi juga membangun ekspektasi terhadap EP karya DOM 65

Terbaru di rubrik Kolom: “Sriwijaya dan Swarnabhumi: Upaya Membangun Kembali Ekosistem dan Infrastruktur Budaya” Oleh Ch...
24/12/2024

Terbaru di rubrik Kolom: “Sriwijaya dan Swarnabhumi: Upaya Membangun Kembali Ekosistem dan Infrastruktur Budaya” Oleh Chusnul C.

Di tulisannya, Chusnul C membahas Sriwijaya, Swarnabhumi, dan upaya mengingatkan bahwa pusat kebudayaan tak hanya di Jawa, tapi juga ada di Sumatra. Sila baca jika berkenan!

Sriwijaya, Swarnabhumi, dan upaya mengingatkan bahwa pusat kebudayaan tak hanya di Jawa, tapi juga ada di Sumatra.

Terbaru di rubrik Ulasan Serunai. Pada hari Jumat kemarin (25/10), hara (Rara Sekar) dan frau (Leilani Hermiasih) merili...
25/10/2024

Terbaru di rubrik Ulasan Serunai. Pada hari Jumat kemarin (25/10), hara (Rara Sekar) dan frau (Leilani Hermiasih) merilis lagu “Kabut Putih.” Lagu ini merupakan interpretasi kedua solois itu dari karya Ibu Zubaidah Nungtjik A.R., seorang perempuan penyintas 1965 dan anggota Dialita Choir. Di tulisan ini Michael H.B. Raditya mengulas lagu tersebut dan menyampaikan kesannya tentang lagu yang menurutnya “menarasikan secercah harapan yang berlipat ganda.”

Sila baca jika berkenan!

hara dan frau menginterpretasi ulang lagu "Kabut Putih" karya Ibu penyintas 1965. Lagu ini dirilis pada Jumat 25 Oktober 2024.

hara (Rara Sekar) dan frau (Leilani Hermiasih) menginterpretasi ulang lagu “Kabut Putih” ciptaan Zubaidah Nungtjik A.R. ...
24/10/2024

hara (Rara Sekar) dan frau (Leilani Hermiasih) menginterpretasi ulang lagu “Kabut Putih” ciptaan Zubaidah Nungtjik A.R. Lagu ini adalah sebuah kado istimewa untuk Paduan Suara Dialita, dan akan dirilis Jumat besok (25/10). Sylvie Tanaga menulis sebuah “tulisan pendamping” untuk lagu “Kabut Putih” ini. Sebuah feature apik yang menjelaskan sejarah lagu “Kabut Putih”, Paduan Suara Dialita, hingga proses interpretasi ulang yang dilakukan oleh hara dan frau. Sila baca jika berkenan!

Tentang frau dan hara yang mengaransemen ulang lagu “Kabut Putih”, sebuah kado spesial untuk Paduan Suara Dialita.

Terbaru di rubrik Ulasan: "Barisan Nisan di Tengah Pengetatan Anggaran dan Jor-Jor-an Keamanan" oleh Biko Nabih Fikri Zu...
26/09/2024

Terbaru di rubrik Ulasan: "Barisan Nisan di Tengah Pengetatan Anggaran dan Jor-Jor-an Keamanan" oleh Biko Nabih Fikri Zufar. Di dalam tulisannya Biko membahas "Barisan Nisan [20th Anniversary Revisited]" karya Homicide, Neoliberalisme, dan kemungkinan membuat metode perlawanan baru. Sila baca jika berkenan!

Tentang Barisan Nisan [20th Anniversary Revisited] karya Homicide, Neoliberalisme, dan kemungkinan membuat metode perlawanan baru.

Address

Yogyakarta City

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Serunai posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Serunai:

Share