10/05/2025
CERITA REKAAN SERAM SABAH: "Suara dari Nunuk Ragang"
Part 2: Pintu Akar yang Terbuka Sendiri
Kami semua terpaku mendengar suara itu. Ia seperti suara perempuan – tapi terlalu perlahan, seolah-olah datang dari dasar bumi. Lina memegang tanganku kuat-kuat.
“Rina… kita balik saja lah,” katanya, matanya tak lepas dari pintu akar itu.
Tapi Fikri – si paling berani – berkata, “Ini peluang. Kalau betul ini tempat asal-usul Dusun, kita kena rakam. Ini sejarah.”
Dengan langkah berhati-hati, dia dekati pintu kecil itu sambil menghala kamera. Tapi sebelum dia sempat menyentuhnya… pintu itu terbuka sendiri – krreeeekk… – seolah-olah menyambut kami masuk.
Bau busuk keluar dari dalam – bau tanah basah bercampur darah lama. Ani tiba-tiba termuntah. Shahrul p**a berdiri kaku, matanya tertumpu pada sesuatu di dalam pintu.
Kami menjenguk perlahan.
Di dalamnya bukan seperti gua… tapi sebuah lorong yang dindingnya dilapisi akar-akar menjalar, dan di hujungnya, ada cahaya merah malap seperti dari obor. Kami tak tahu kenapa… tapi kaki kami tetap melangkah masuk.
Semakin kami melangkah ke dalam, suara-suara mula kedengaran. Bukan satu… tapi ramai.
Ada yang menangis.
Ada yang berbisik dalam bahasa Dusun lama.
Ada juga yang ketawa kecil, seram dan penuh dendam.
Lina tiba-tiba menjerit. Tangannya ditarik sesuatu ke dalam dinding akar! Kami berlari menariknya, dan saat itu kami sedar: lorong ini hidup. Ia bukan sekadar jalan... ia menelan kami satu persatu.
Dan suara itu kembali, kali ini lebih jelas:
“Kamu yang datang tanpa izin… kini milik kami…”
---
Bersambung ke Part 3…
Mau kasi teruskan ke Part 3? Cerita akan makin gelap dan menyeramkan