Inspirasi Muslimah

Inspirasi Muslimah Sedikit Misterius tapi Hangat
Tak perlu tahu siapa aku, cukup doakan aku tetap dalam hidayah-Nya.

Terkadang diam, tapi hatiku terus belajar untuk pulih & memperbaiki diri.

📩 Selamat datang di beranda kecilku.

Masa depan ku😍
21/09/2025

Masa depan ku😍

Saat ku tulis nama mu di buku harian ku dan membaca ulang kisahmu, aku sadar betapa dalam jejak yang sudah kau tinggalka...
20/09/2025

Saat ku tulis nama mu di buku harian ku dan membaca ulang kisahmu, aku sadar betapa dalam jejak yang sudah kau tinggalkan di hidupku. Setiap huruf terasa punya nyawa sendiri, seakan-akan kau masih duduk di sampingku, tersenyum sambil bercerita hal-hal sederhana yang dulu selalu membuat hari-hariku lebih hangat.

Aku buka lembar demi lembar, dan di sana ada potongan-potongan kenangan: tawa kita yang pecah begitu keras, janji-janji kecil yang kadang tak pernah benar-benar kita tepati, juga tangis yang tak jarang hadir di antara kita. Semuanya tertulis, tanpa sensor, apa adanya.

Ada bagian di mana aku menuliskan betapa keras kepalanya kamu, tapi tetap saja aku nggak bisa marah lama-lama. Ada juga catatan tentang malam-malam panjang kita berbicara, tanpa sadar waktu sudah melesat jauh ke dini hari. Aku menuliskan bagaimana tatapan matamu sering kali lebih jujur daripada kata-katamu.

Dan kini, membaca ulang kisah itu, aku seperti menonton ulang sebuah film lama—film tentang kita. Kadang bikin aku tersenyum, kadang bikin aku perih. Tapi satu hal yang pasti, aku nggak pernah menyesal mengizinkan namamu tertulis di setiap halaman perjalanan hidupku.

Mungkin kita nggak tahu apakah akhir cerita ini akan bahagia atau sebaliknya. Tapi yang jelas, di buku harian ini, kau akan selalu ada. Sebagai tokoh utama, sebagai alasan banyak paragraf panjang lahir, sebagai bagian dari aku yang tidak akan pernah benar-benar hilang.

Singapore 20-09-2025

Pena Muslimah

☹️
20/09/2025

☹️

Ketika aku diberi kesempatan untuk memaafkan kesalahan seseorang, di situ Allah sedang mengajarkanku arti kelapangan hat...
20/09/2025

Ketika aku diberi kesempatan untuk memaafkan kesalahan seseorang, di situ Allah sedang mengajarkanku arti kelapangan hati. Bahwa tidak semua luka harus dibalas dengan luka, dan tidak semua kesalahan harus dibalas dengan kebencian. Kadang, memaafkan bukan berarti kita lemah, melainkan tanda bahwa hati kita cukup kuat untuk melepaskan rasa sakit dan memilih kedamaian.

Allah ingin aku mengerti, bahwa setiap manusia pasti pernah salah, dan aku pun tidak luput dari khilaf. Maka, saat aku memaafkan orang lain, sejatinya aku juga sedang belajar memaafkan diriku sendiri. Di situlah letak keindahan kasih sayang Allah: Ia mengajarkan cinta melalui luka, mengajarkan ketulusan melalui kekecewaan, dan mengajarkan kedewasaan melalui kesempatan untuk memaafkan.

Karena pada akhirnya, memaafkan bukan hanya memberi ruang bagi orang lain untuk berubah, tetapi juga memberi ruang bagi hatiku sendiri untuk tenang, ikhlas, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pena Muslimah

20/09/2025

Tuhan, cukupkan ujian ini. Biarkan aku merasakan bahagia untuk sekali saja. 🥺

Harga Diri Bukanlah Ego....
19/09/2025

Harga Diri Bukanlah Ego....

Sebuah kesepakatan yang gak pernah aku sesali ialah mengenal orang-orang baik, baik di dunia nyata maupun di dunia perso...
18/09/2025

Sebuah kesepakatan yang gak pernah aku sesali ialah mengenal orang-orang baik, baik di dunia nyata maupun di dunia persosmedan. Aku sadar, di perjalanan hidup ini, tidak semua orang akan menyukai kehadiranku atau mendukung setiap langkah yang aku ambil. Bahkan saat aku mulai mencapai titik yang sekarang ini, ada banyak yang meragukanku, bahkan yang tidak menyukai keberhasilanku.

Namun, bukannya merasa terbebani, aku malah bersyukur. Karena dari mereka aku belajar arti keteguhan hati, kesabaran, dan bagaimana menjadi pribadi yang tidak mudah goyah oleh penilaian orang lain. Aku belajar bahwa energi yang positif datang dari dalam diri sendiri, bukan dari pengakuan orang lain.

Orang-orang yang menentang atau meragukanku justru menjadi bahan bakar untuk aku terus maju. Mereka mengingatkanku untuk selalu rendah hati, tapi juga untuk tidak takut bermimpi besar. Setiap tantangan, setiap komentar negatif, dan setiap rintangan adalah kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan menjadi lebih kuat.

Aku percaya, ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan tulus, energi positif itu akan menular. Mereka yang mendukung kita adalah alasan kita tetap semangat. Tapi yang lebih penting, kita belajar mencintai proses, menghargai diri sendiri, dan tetap fokus pada tujuan.

Jadi, aku memilih bersyukur—bukan hanya untuk orang-orang yang baik yang aku temui, tapi juga untuk mereka yang tidak menyukaiku. Karena mereka mengajarkanku arti keteguhan, keberanian, dan bagaimana menjadi versi terbaik dari diriku sendiri.

Di akhir hari, aku tahu satu hal: kesuksesan sejati bukan hanya tentang pencapaian, tapi tentang perjalanan, pelajaran, dan hati yang tetap bersyukur meski dunia tidak selalu ramah. Dan itulah yang membuat semua ini berharga.

Pena Muslimah

Dulu ada seseorang yang setiap hari sibuk mengejar notifikasi, balasan pesan, dan perhatian orang lain. Ia merasa tenang...
15/09/2025

Dulu ada seseorang yang setiap hari sibuk mengejar notifikasi, balasan pesan, dan perhatian orang lain. Ia merasa tenang hanya ketika ponselnya berbunyi, seolah hidupnya bergantung pada tanda kecil di layar. Tapi lama-lama, dia sadar. semua itu tidak benar-benar membuatnya bahagia. Ada ruang kosong yang tak bisa diisi hanya dengan “like” atau komentar.

Suatu malam, dia berhenti sejenak. Ia matikan ponselnya, duduk di kamar yang hening, lalu bertanya: “Kalau semua ini lenyap, apa aku masih bisa bahagia?”

Pertanyaan itu mengubah segalanya.

Esoknya, ia mulai hal sederhana: membuat sarapan untuk dirinya sendiri, menuliskan satu hal kecil yang ia syukuri, berjalan di luar rumah sambil memperhatikan langit. Bukan hal besar, tapi entah kenapa hatinya terasa lebih ringan. Ia mulai belajar bahwa bahagia tidak datang dari orang lain yang mengetuk pintu, tapi dari bagaimana ia membuka pintu untuk dirinya sendiri.

Hari demi hari, ia kumpulkan bukti kecil
Ketika berhasil tersenyum meski lelah, itu bukti.
Ketika berani menolak sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, itu bukti.
Ketika bisa memaafkan kesalahan dirinya sendiri, itu bukti.

Dan bukti-bukti itu menegaskan satu hal: kita semua layak bahagia, tanpa harus menunggu izin siapa pun.

Sekarang, orang itu tidak lagi mengejar notifikasi. Ia justru menciptakan “notifikasi” sendiri dari jantungnya yang berdetak, dari langkah kakinya, dari rasa damai yang tumbuh perlahan.

Jalan menuju bahagia memang tidak instan. Tapi setiap langkah kecil adalah cara untuk berkata: “Aku cukup. Aku pantas. Dan aku berhak bahagia.”

Singapore 15-09-2025

Pena Muslimah

Fase ini seperti malam tanpa rembulansunyi, panjang, dan berat. Aku menutup diri bukan karena kebencian pada dunia, mela...
14/09/2025

Fase ini seperti malam tanpa rembulan
sunyi, panjang, dan berat. Aku menutup diri bukan karena kebencian pada dunia, melainkan karena trauma yang berkali-kali meretas pintu hatiku, membuatku ketakutan untuk percaya lagi. Setiap senyum yang pernah kuberikan kini terasa rapuh; setiap sapaan asing bagai gelombang yang bisa menenggelamkanku kembali ke luka lama.

Aku memilih menjauh bukan untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk melindungi reruntuhan yang tersisa di dalam diriku. Karena mengenal lagi berarti membuka celah, dan celah itu masih menyimpan bayang–bayang yang belum sempat kupulihkan. Dalam diamku ada peringatan “jangan terlalu dekat dulu.” Bukan semua yang mendekat punya niat baik, dan bukan semua kata manis pantas dipercaya sebelum hatiku siap menerima.

Kadang aku merasa bersalah karena menjauh seolah-olah aku mengabaikan tanggung jawab pada hubungan yang mungkin bisa disembuhkan. Tapi aku belajar bahwa merawat diri juga bentuk tanggung jawab terbesar. Menjaga jarak sementara adalah memberi diri kesempatan untuk bernapas, menata ulang kepingan-kepingan yang berserak, dan membangun pondasi yang kuat sebelum kubiarkan orang lain masuk lagi.

Trauma tidak tampak dari luar. Ia bersembunyi di detak jantung yang tiba-tiba kencang, di malam-malam yang kugunakan untuk mengulang memori yang menyakitkan, di keraguan yang menebal ketika seseorang berjanji. Maka aku perlahan-lahan mencari pertolongan, obrolan yang aman, tangan yang tak menghakimi, atau hanya waktu sendiri untuk menyusun kembali siapa aku sebenarnya. Bukan sekadar menunggu agar luka hilang, tapi belajar membaca sinyal diri, memberi izin untuk sedih, marah, dan kemudian, sembuh.

Di balik tembok yang kubangun ada juga harapan kecil. Harapan bahwa suatu hari aku bisa membuka pintu itu sedikit demi sedikit; memberi ruang untuk tawa yang bukan akting, untuk percakapan yang tidak membuatku mundur, untuk pelukan yang terasa aman. Aku tidak buru-buru kesembuhan bukan perlombaan. Aku memberi waktu pada proses, menghargai setiap langkah kecil: hari-hari ketika aku bisa tersenyum tanpa merasa bersalah, malam-malam ketika ingatan menyusut sedikit dari kekuatannya, percakapan yang kutangkap tanpa panik.

Dan jika kau membaca ini sebagai seseorang yang juga terluka: izinkan dirimu memilih jarak. Izinkan dirimu menjaga batas. Jangan biarkan rasa bersalah menekan langkahmu. Menjaga diri berarti menyiapkan ruang yang suci supaya kelak, ketika kau siap, kehadiran orang lain bisa menjadi tambahan cahaya , bukan lagi sumber luka.

Singapore 14-09-2025

Pena Muslimah

Address

Singapore

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Inspirasi Muslimah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share