
12/07/2025
Dari negara timorleste.
Seorang ibu mencari anaknya BETY MEHARANI
Siapa tahu, ada yang bisa bantu.
Waktu TNI TUGAS DI Timor leste, di lokasi mehara lospalos. Fontes Dino Hanjam
Bahasa indenesia
Arminda Fernandes adalah seorang tahanan politik di Kodim Lautem pada tahun 1986–1989.
Ia memiliki seorang anak perempuan, namun hingga kini ia tidak mengetahui keberadaan anaknya tersebut.
BETY MEHARANI
Menurut kisah yang diceritakannya, dahulu mereka dievakuasi ke daerah pegunungan. Ia menggendong anak perempuannya, tetapi karena situasi perang gerilya yang sangat berat, banyak anak kecil menangis di tempat perlindungan. Hanya ada dua pilihan: anak mati dalam pelukan ibunya atau diserahkan ke kota.
Arminda memutuskan untuk membawa anak perempuannya yang masih bayi ke kota untuk diserahkan, lalu kembali ke pegunungan.
Pada pukul 4 pagi, ia menggendong bayinya yang sudah lemas dan lelah, berjalan diam-diam mendekati pos TNI di Mehara. Di sana, ia meletakkan bayinya di bawah sebuah pohon.
Ia mencium bayi itu, lalu berkata: "Tuhan dan para malaikat akan bersama kamu, anakku."
Setelah itu ia kembali ke pegunungan.
Tak lama setelah pergi, ia mendengar tangisan bayi yang keras. Ia melihat ada orang membawa lampu dan berjalan ke arah tempat bayi itu diletakkan.
"Anakku pasti selamat, aku tahu mereka tidak akan menyakitimu."
Lalu ia kembali melanjutkan perjuangan gerilya di daerah pegunungan.
Akhirnya, pada tahun 1986, musuh menangkap mereka. Arminda menyerah dan bersama para pejuang lainnya dibawa ke tahanan di kota Lautem.
Pada tahun 1989, Arminda dibebaskan dari tahanan. Ia berusaha mencari tahu keberadaan anak perempuannya yang dulu ia tinggalkan di dekat pos TNI di Mehara. Namun, situasi sudah berubah, dan salah satu tentara yang mengetahui kisah itu berkata padanya:
"Bayi itu diberi nama Bety Maharani, dan sudah dibawa ke Jawa tiga tahun lalu..."
Mendengar itu, ia pun kembali.
Menurut Arminda, sekarang anaknya sudah berusia 35 tahun. Ia memiliki harapan dan keinginan yang besar untuk mengetahui di mana anak perempuannya, Bety Meharani, berada, tetapi ia tidak tahu harus memulai dari mana.
🇹🇱